5. Seokmin Sakit

2.1K 400 54
                                    

Sepanjang perjalanan, mereka hanya saling terdiam. Tidak ada yang berani membuka suara sama sekali. Cipa melirik laki-laki di sebelahnya dengan hati-hati. Tapi, dia malah tertidur pulas di sana. Membuat Cipa sedikit menghela napas panjang.

Seokmin tidak membawa sepedanya hari ini. Maka dari itu, mereka harus naik bus kota untuk sampai ke sekolah. Cipa melirik wajah tegas yang menyandar pada kaca jendela. Wajah Seokmin benar-benar memerah, mengingat ia sedang mengalami demam yang bisa dibilang cukup tinggi.

Cipa masih bisa melihat bekas cengkeraman Seokmin di pergelangan tangannya. Dia bisa mengingat dengan jelas kejadian beberapa menit yang lalu, dimana Seokmin menarik tangannya dengan kasar begitu ia memergoki Cipa yang sedang bermain basket bersama Joshua.

"Ayo, kita pulang, Cip!"

Suara berat itu benar-benar membuat merinding. Ditambah tatapan tajam Seokmin ke arah Joshua yang seakan mengatakan bahwa laki-laki kucing itu tidak berhak ikut campur dalam masalah ini.

"O-oke. Lo pulang aja, Cip. Udah sore juga. Hati-hati dijalan, Seok. Jagain putri raja lo."

Tepukan di bahu bisa Seokmin rasakan. Joshua lantas meninggalkan ruang latihan dan menyisakan sepasang sahabat yang saling menatap satu sama lain. Tapi, Seokmin seperti menghakimi Cipa lewat kedua matanya.

"Jadi, lo nggak bisa pulang sama gue cuma gara-gara ini?" tanyanya datar.

"Maaf."

Tatapan mata itu tidak bisa Seokmin hindari. Sorot mata yang penuh penyesalan kini terpancar di mata sahabatnya. Kalau sudah begini, Seokmin sama sekali tidak bisa marah!

"Untung gue punya inisiatif buat nungguin lo, nyet."

Seokmin kesal. Tapi dia bisa menyembunyikannya dengan baik. Seokmin harus tampak baik-baik saja di depan gadis itu.

"Ya, kenapa lo nungguin gue?"

"Karena gue tau, lo nggak bisa pulang sendiri. Emang lo tau nanti lo pulang naik apa? Rutenya kemana? Lo nggak tau, kan, nyet?"

Cipa mendesah pelan. Terlalu sering diantar jemput oleh Seokmin kemana pun membuatnya buta arah. Bahkan, ke sekolahnya sendiri pun dia masih tidak tahu rute bus apa yang harus ia naiki.

Seokmin melepas cengkeraman tangannya. Lalu, melingkarkan tangannya itu di leher Cipa dan mengajaknya untuk pulang bersama.

"Lo udah ngerti cowok, ya. Jadi, makin takut gue."

Cipa menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa emang?"

"Baru pdkt sama kak Shua aja udah bikin lo nggak mau pulang sama gue. Kalo ternyata lo nanti punya pacar, gue bakal jadi orang asing kali, ya?"

Dan Cipa kembali menggeleng untuk kedua kalinya di dalam bus. Tetap bertekad untuk tidak melakukan hal-hal aneh pada laki-laki bangir itu. Napas Seokmin naik turun. Dia benar-benar tertidur pulas di dalam bus.

"Maafin gue, Seok. Gue sayang sama lo, jadi lo tenang aja, ya?"

-Ciao Seokmin-

Cipa dan Seokmin pulang sedikit larut. Mengingat mereka tadi turun di halte bus yang amat jauh dari halte bus yang seharusnya mereka turun di sana.

Seokmin mengoceh sepanjang jalan. Alhasil, mereka harus menaiki bus yang baru dan tentu saja menunggu sedikit lama lagi. Cipa hanya diam saja ketika mendengar bibir si bangir itu mengoceh panjang lebar, menyalahkan dirinya yang malah ikut tertidur bersama Seokmin.

Ciao Seokmin [✔]Where stories live. Discover now