Untuk Perempuan.

59 5 0
                                    

Aku duduk di depan meja belajar ku dengan layar laptop yang menyala. Kedua telingaku sudah tersumpal dengan headset yang memutar lagu-lagu mellow.

Pikiranku pun melayang ke kejadian beberapa tahun silam, di masa itu aku benar-benar tidak mengerti harus melakukan apa dan bagaimana.

Aku lelah, lelah akan pahitnya cinta.

Karena, kisah cintaku selalu berujung rumit alias tidak menemukan titik akhir.

Entah itu tertikung, atau mungkin bertepuk sebelah tangan dan masih banyak lagi macamnya.

Aku saja sampai berpikir, salah apa aku selama ini?

Aku memendamnya seorang diri, tak berani menceritakan ini kepada siapapun.

Termasuk teman dekatku, karena aku takut mereka akan bosan mendengar cerita ku mengenai dia.

Sampai pada akhirnya, kamu datang.
Kamu datang memberikan pertolongan, sebuah pertolongan yang tak pernah aku kira.

Bahkan aku tak pernah menyangka, 

Kamu mau mendengarkan keluh kesahku tentangnya dari A sampai Z.

Bahkan, kamu lah orang yang ada ketika aku jatuh sejatuhnya.

Dengan sabar, kamu memberiku beberapa nasehat.

Bahkan, kamu rela mendengarkan ceritaku larut malam meskipun saat itu kamu sedang lelah.

Kala itu, aku bercerita padamu seputar dia.
Dia yang ternyata lebih dahulu dekat dengan teman ku.
Dia yang ku harapkan tapi nyatanya ia mengharapkan orang lain.

Lalu, kamu membalasnya dengan menyuruhku untuk mendengarkan lagu Sheila On 7 dengan judul Untuk Perempuan.

Karena saat itu aku minim kuota, akhirnya aku memutuskan untuk mencari liriknya terlebih dahulu. Lalu keesokan paginya, aku baru mengunduh lagu tersebut.

Dan, sungguh. Liriknya amat sangat menyentuh.

Tidaklah mawar hampiri kumbang,
Bukanlah cinta bila kau kejar,

Tenang lah tenang, aku kan datang.

Dan memungutmu ke hatiku yang terdalam,

Bahkan, ku takkan bertahan tanpamu.

"Jadi kesimpulannya?" Tanyamu.

Aku berdeham sejenak, "Tak seharusnya perempuan terlalu mengejar laki-laki, dan mengemis cintanya."

Kamu mengangguk, "Itu tau. Jadi, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan selanjutnya?"

"Menunggu?" Jawabku ragu.

Lagi-lagi kamu menjawabnya dengan anggukan, "Tapi, tidakkah menunggu itu membosankan?" Protesku.

"Memang."

"Jika aku tahu apa yang ku tunggu selama ini akan menghasilkan sesuatu yang bagus aku tidak akan keberatan untuk menunggu, masalahnya saat ini aku tidak tahu yang ku tunggu kali ini akan menghasilkan sesuatu yang baik atau justru buruk. Lalu, untuk apa aku menunggu?" Cecarku pada mu.

Kamu tersenyum, "Jika semua orang tahu bahwa yang mereka tunggu akan menghasilkan sesuatu yang indah maka semua orang akan mau menunggu."

"Lalu?"

"Tidak ada sejarahnya bunga mengejar kumbang, Tay." Ucapmu lembut.

"Tapi, ini kan sudah zaman emansipasi, Gara." Balasku tak mau kalah.

Kamu lagi-lagi tersenyum, "Biarlah mereka yang mengejar kamu, janganlah kamu membuang-buang waktumu dengan mengejar mereka yang tak pasti. Lebih baik, kamu gunakan waktu itu untuk memperbaiki dirimu. Supaya, di masa depan kamu bisa mendapatkan seseorang yang memang memperjuangkanmu dengan keras."

"Aku lelah menunggu."

"Semua orang pun begitu, tapi tolong janganlah kamu sia-siakan waktumu untuk menangisi dia. Percayalah, kelak suatu saat akan ada seorang laki-laki yang benar-benar mengejarmu dan memperjuangkanmu."

"Menurutmu begitu?" Tanyaku sekali lagi.

"Ya. Coba, lebih pahami lagi lirik lagu itu. Harga diri, kamu sebagai perempuan tak pantas untuk mengejar-ngejar lelaki. Jangan terlalu murahan, jangan menggunakan cara kebanyakan perempuan yang terkesan terlalu cari perhatian. Norak."

Aku tersenyum, lega rasanya dapat menceritakan separuh bebanku padamu.

"Terimakasih," Ucapku padamu.

"Tak apa, sebagai teman sudah selayaknya untuk saling membantu bukan?" Jawabmu.


Teruntuk para perempuan yang sedang tersakiti dan membaca ini,

Yakinlah, bawa suatu saat kamu akan menemukan kebahagiaanmu.

Jangan sibukkan dirimu untuk mengejarnya, dia yang entah akan menjadi kisah abadimu atau bukan.
Sibukkan dirimu dengan hal-hal yang bermanfaat.
Sibukkan dirimu dengan memperbaiki apa yang menurutmu kurang hari ini,

Supaya kelak, kehidupanmu lebih tertata.

Jangan sibukkan dirimu untuk bergalau-ria karena ternyata ia lebih memilih wanita lain daripada dirimu.
Alihkanlah perhatianmu pada sesuatu yang bermanfaat.
Menulis contohnya.

Dengan menulis, kamu dapat menuangkan seluruh emosi kamu.

Kamu dapat menuangkan apa yang kamu rasakan ke dalam sebuah tulisan yang indah.
Sebuah goresan kalimat.
Menulis adalah salah satunya cara megabadikan kenangan,

entah itu pahit ataupun manis.

Terakhir,

Yakinlah, akan ada seseorang yang akan mengejarmu dan memperjuangkanmu.

Bukan menyianyiakanmu dan membuat air matamu terbuang percuma.


Regards

Athaya.

Him ✖ Short StoryWhere stories live. Discover now