Prolog

2.8K 213 9
                                    

Dirumah yang mewah dengan segala perlengkapan mahal, tetapi tetap terasa sepi bagi sana. Anak perempuan berumur 5 tahun itu selalu merasa kesepian.

kenapa?

karna kedua orang tuanya sudah tidak harmonis seperti dulu, semenjak kehamilan ibunya. Tepatnya mengandung adiknya, orang tua sana justru lebih sering bertengkar.

Sana sendiri merasa prihatin dengan adik nya yang masih dalam kandungan, bagaimana tidak? bahkan saat adik nya masih dalam kandungan dia harus mendengar semua omongan kasar yang keluar dari mulut kedua orang tuanya.

Sana masih bersyukur, setidaknya sebelumnya masih ada cinta diantara orangtuanya sampai akhirnya iya berusia 5 tahun ini, tapi untuk apa dia bersyukur? jika sekarang kedua orang tuanya menyiksa adik nya yang bahkan belum lahir.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

waktu terus berlalu, saat ini ada dua anak cantik yang bermain di halaman belakang rumah.

Sana, gadis berusia 15 tahun yang sedang menemani adik perempuannya bermain. Mina, yang berusia 10 tahun.

Sana sangat menyayangi Mina, begitupun sebaliknya. Sana punya janji bahwa "selama ada dia, mina tidak boleh menangis karna orang tuanya ".

Sampai saat ini keluarga mereka masih sama, walaupun hidup mereka berkecukupan, tapi cinta dalam keluarga mereka sudah hilang entah kemana.

Sana tersenyum melihat Mina yang berlagak seperti orang yang sedang menelpon dokter karna kakak nya kesakitan.

" Halo dokter, sekarang cepat kerumah saya, kakak saya sakit " ucap Mina dengan raut wajah yang dibuat-buat seakan ketakutan dan sedih.

" Yak eonni kenapa malah tertawa, eonni harusnya menangis... kita sedang akting eonni " ucap Mina kesal karna Sana malah menertawainya.

" Hahaha.... mianhae Mina-ya, akting mu lucu " ucap Sana.

Sana dan Mina tiba-tiba terdiam saat suara orang tua mereka mulai terdengar lagi di telinga mereka. Sana mengepalkan tangan nya kuat-kuat saat mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.

Mata Sana terus memperhatikan gerak-gerik Mina. Mina yang mengetahui bahwa sana tidak akan pernah membiarkan nya menangis karna orang tuanya menatap Sana dengan senyum yang sangat manis.

Bukan, itu bukan tipuan dari mina. Mina memang sudah terbiasa dengan semua ini bukan? jadi karna itu lah mina berfikir, untuk apa dia menangis karna orang tua yang tidak pernah memperhatikannya? justru dia harus tersenyum demi orang yang selalu memperhatikannya. Demi kakaknya 'Sana'.

Sana yang melihat adiknya tersenyum kearahnya, bukan membuat perasaan nya lebih baik. Justru itu membuat hatinya semakin sakit.

" Aku baik-baik saja " ucap mina, sambil melangkah mendekati sana.

Mina melepaskan kepalan erat tangan sana, sana melepaskan kepalan nya sambil menutup matanya. mengahalau air matanya agar tidak turun.

" eonni kenapa? mau nangis? sebelum eonni menangis, tolong tutup mata dan telingaku supaya tidak dapat melihat dan mendengarnya " ucap Mina.

Mina dan Sana memang terbilang masih anak-anak, tetapi pemikiran mereka sudah seperti layaknya orang dewasa.

" Tidak, eonni tidak akan menangis " ucap sana.

Sana menarik tangan mina untuk duduk di sebelahnya. Sana memeluk mina dengan erat.

" Eonni tidak akan menangis, tapi eonni akan tetap menutup mata dan telingamu, supaya kamu tidak dapat mendengar orang dewasa yang sedang ribut di dalam sana " ucap sana sambil menunjuk rumah mereka.

" Kenapa? Aku sudah biasa dengan ini, umur ku sudah 10 tahun. Selama 10 tahun ini kan aku selalu mendengar mereka. Aku sudah kebal " ucap Mina.

Sana tersenyum, matanya berkaca-kaca. Sana mengelus kepala mina dengan lembut dan sesekali menciumnya.

Setelah terdengar suara mobil keluar dari pekarangan rumah mereka. Sana mengajak Mina untuk masuk, karna hari sudah semakin sore.

" Sana, Mina " panggil ny. minatozaki, ibu mereka.

Mina tersenyum manis kepada ibunya, berbeda dengan sana yang memasang wajah datarnya. yang sama sekali tidak cocok di wajah imutnya itu.

" wae? " tanya sana dingin.

" Ibu harus memberitahukan hal penting pada kalian "

" Tidak perlu, beritahukan saja pada ku. Jangan bebani adikku "

" Sayang, adik mu sudah besar. Jadi eomma pikir kamu dan adik mu akan sama-sama mengerti "

"iya eonni, aku akan mendengarkan eomma " ucap Mina.

" Mina-ya, kau sayang eonni kan? " tanya Sana ke Mina.

Mina menaikan alisnya bingung " Tentu " jawab mina tenang.

" Ini obrolan yang tidak baik untukmu, eonni mau kau masuk kekamar sekarang hm ? " ucap sana lagi.

Mina menatap eomma nya, ada wajah sedih yang ia lihat. Kemudian dilihatnya wajah sana, yang selalu tersenyum kepadanya.

" Aku akan kekamar " ucap Mina.

" Terimakasih " ucap sana sambil mencium pipi Mina.

" Sekarang katakan padaku, apalagi yang akan eomma katakan? hal yang akan menyakiti perasaan ku dan adikku seperti sebelum-sebelumnya? "

" Sayang, eomma hanya... "

" jangan panggil aku sayang, karna tidak ada kasih sayang lagi di keluarga ini. Jangan bertele-tele, katakan apa maumu? "

Ny. Minatozaki menghembuskan nafasnya, sudah tidak ada lagi sana yang manja di matanya. Kini hanya ada Sana yang menyimpan kebencian yang dalam untuknya.

" Appa mu ingin berpisah dengan eomma "

" Sama, selalu terasa menyakitkan " sana tersenyum sinis mendengar kalimat ibunya.

" dengarkan eomma nak, ayah ingin hak asuh mu jatuh ketangan nya. Dan "

" Tidak mungkin, TIDAK MUNGKIN!!!! AKU TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN MINA, KALIAN EGOIS, KALIAN JAHATTT... KALIAN TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN PERASAAN MINA SELAMA INI, DAN SEKARANG.....sekarang, kalian malah ingin memisahkan Mina dari ku " Sana menjerit histeris sambil menarik kuat rambutnya.

" Sayang dengarkan eomma, ini yang terbaik untuk kita nak "

" Yang terbaik? untuk kita? KALIAN SUDAH GILAAAA... AKU BENCI KALIAN... AKU... benci kalian " Sana berlari kekamarnya sambil menangis.

Sana mengunci kamarnya dari dalam, Sana menangis sambil memegang dadanya yang terasa sakit.

" Mereka orang jahat, mereka bukan orangtua ku " ucap sana di sela-sela tangisnya.

Disisi lain, Mina mendengar semua ucapan sana dan eomma nya sejak awal. Mina menangis dalam diam.

Mina berfikir, jika memang dengan perpisahan kedua orang tuanya, dia dan Sana tidak akan pernah mendengar perkelahian antara kedua orang tuanya. Mina akan rela berpisah dengan Sana, berpisah dengan orang yang amat sangat ia sayangi.

" Akan aku lakukan, demi eonni " ucap Mina disela tangisnya.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Eonni ✅Where stories live. Discover now