~10~

7 0 0
                                    

"Udah berapa kali Mamah bilang sama kamu jangan pernah main sama Meteor lagi!" Bentak Mira. Pagi ini Cio baru pulang karena semalaman menginap di rumah Riko dengan Meteor, dan Ryan. "Mamah gasuka kamu berteman dengan Meteor!"

"Mah udah Mah," Reza mencoba melerai Mira. "Gaenak sama tetangga, pagi-pagi udah marah-marah,"

Mira sangat marah pada Cio yang ternyata menginap bersama Meteor. "Kamu kenapa susah banget Cio dibilanginnya?! Mamah gamau kamu berteman sama orang yang udah buat Metha pergi! Kenapa kamu ngelarang perintah Mamah mulu?!"

"Karena Cio tau semua orang itu gamungkin gapunya salah Mah! Apasalahnya sih nerima Meteor lagi?! Kasian dia Mah! Kasian!" Bentak Cio. "Mamah gatau kalau di kampus atau di basecamp tuh Meteor kayak gimana! Dia selalu mikirin Metha Mah!"

"Mikirin?! Kenapa baru sekarang?! Kenapa gadari dulu-dulu?!" Bentak Mira. Dio mencoba menenangkan Mira namun usahanya sia-sia.

"Udah Mira udah! Kenapa kamu selalu memarahi Cio kalau dia pulang main dengan Meteor? Benar kata Cio, apa salahnya nerima Meteor dan memaafkannya?!" Bentak Dio yang mulai membela Cio. "Dia anak orang Mira! Jangan buat dia menjadi tekanan batin!"

"Kalian sama saja!" Bentak Mira.

~~~~

"Hai Metha, apakabar? Gue kangen lo Tha," pagi ini setelah mengantar Natha pulang Meteor langsung pulang ke rumahnya dan meminta izin pada Adi dan Indah untuk pergi ke makan Metha. "Gue dapet cewe mirip lo tau? Namanya Natha, sebenarnya kalau suruh milih antara lo sama Natha pasti gue milih lo lah, gimana kabar lo disana? Lo bahagiakan Tha, lo gasedih atau tersiksakan Tha?"

Meteor meneteskan air matanya beberapa kali. "Gue mau lo ada disini Tha, bisa nemuin gue, bisa dateng jenguk keadaan gue,"

"METEOR!" Meteor terkejut tiba-tiba ada suara perempuan memanggilnya. Meteor membalikkan tubuhnya. Dilihatnya Metha menggunakan gaun putih saat menghadiri pesat ulang tahunnya. Metha tersenyum.

"Metha!"

"Apa kabar? Lo baik-baik aja kan disini?"

"Harusnya gue yang tanya lo! Lo baik-baik aja kan disana? Lo bahagiakan Tha?"

"Iya gue bahagia kok, makasih udah dateng ke makan gue ya,"

"Tha, gue kangen lo, gue mau lo balik ke sini lagi kalau bisa Tha,"

"Gue juga kangen lo Teor, tapi maaf gue gabisa lama-lama disini,"

Meteorpun berlari menuju Metha dan memeluknya namun Meteor merasakan seperti memeluk angin. "Metha! Lo dimana Tha?! Metha! Kenapa lo pergi lagi?!"

Akhirnya Meteor memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Kosong. Semuanya sedang menghadiri pesta pernikahan rekan Adi. Meteor merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Matanya fokus menatap langit-langit rumah. Tiba-tiba dirinya teringat akan kehadiran Metha tadi. Rasa rindu, rasa ingin minta maaf semuanya ingin sekali Meteor lontarkan pada Metha.

"Tha, gue kangen lo," setelah mengucapkan itu Meteor tertidur pulas.

~~~~

"Meteor ternyata orang yang sangat baik, dia menolongku dari Jongsuk, jika tidak ada dia aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku," gumam Natha. Dirinya sedang berbaring di atas kasur. Matanya menatap langit di luar jendela. "Terimakasih Meteor,"

Tling. Suara notif line.

ParkJongsuk_
Lihat saja! Aku tidak akan membiarkanmu dan kekasih barumu itu tenang!

Natha menggigit kuku jarinya. Rasa takut yang semula sudah mereda kini terasa lagi. Keringat bercucuran dimana-mana. Natha ingin sekali memberitahu Meteor tapi Meteor baru saja pergi dari rumahnya.

ParkJongsuk_
Kau tidak akan tenang! Aku akan merebut kembali dari kekasihmu itu!

Read.

Natha langsung menonaktifkan ponselnya. Ponselnya dilempar ke lantai, tubuhnya ditutupi selimut karena merasa takut. Dimana Papahnya yang saat ini sangat dibutuhkan? Dimana Papahnya yang seharusnya menjaganya? Kenapa Papahnya selalu memikirkan hal yang menurut Natha tidak terlalu penting.

Di dalam hati Natha dia berulang kali memanggi nama Meteor. Di dalam hatinya dia meminta bantuan pada Meteor. Di dalam hatinya dia ingin Meteor datang ke rumahnya untuk menemaninya. Tapi semua itu hanya menguras tenanganya saja, karena sekalipun Natha berteriak di dalam hatinya memanggil Meteor, dia tidak akan datang maupun mendengarnya.

"Cukup sudah!!" Natha bangkit dari kasurnya dan mengambil ponselnya lagi. Natha mengaktifkan kembali ponselnya lalu menelpon Alex.

"Annyeong!"

"..........."

"Dimana kau?! Disaat seperti ini aku sangat membutuhkanmu! Kenapa kau malah mementingkan pekerjaanmu yang tidak terlalu penting?!"

".........."

"Masih banyak tugas?! Lebih penting mana aku ketimbang pekerjaan dan uangmu itu?!"

".........."

"Sabar?! Aku sudah sabar selama beberapa tahun ini Papah! Kenapa kau tidak pernah berubah?! Kau sama saja seperti dulu!"

"..........."

"Lebih baik kau jadikan saja pekerjaanmu sebagai anakmu dan jadikan anakmu sebagai pekerjaanmu! Jika kau tidak ingin mengurusiku! Maka biarkan aku tinggal bersama Mamah!"

".........."

"Demi aku?! Aku tidak pernah membutuhkan uangmu Pah! Aku membutuhkan kehadiranmu dalam diriku! Kehadiranmu dalam hari-hariku! Kehadiranmu dalam suka maupun dukaku! Bukan kehadiranmu dalam bayanganku saja!"

".........."

"Sejak kapan kau hadir dalam hidupku?! Itu hanya hayalanmu saja mungkin! Aku sudah lelah hidup Pah! Aku lelah! Tidak ada yang menjagaku! Tidak ada yang mengurusiku! Kau hanya sibuk dengan pekerjaanmu saja!"

Natha memutuskan sambungan telepon dengan Alex. Dirinya frustasi memikirkan Papahnya. Natha butuh teman yang benar-benar bisa menjaganya. Meteor bisa kah?.

Apa harus dia memberi kesempatan untuk Meteor mencoba? Tapi apa Meteor tulus padanya? Tapi sepertinya Meteor memang tulus karena dari gerak-geriknya pun Meteor sudah sangat terlihat jelas kalau dia sangat mencintai dan menyayangi Natha.

Natha ada rasa bersyukur bisa bertemu laki-laki seperti Meteor. Natha pun sedikit bersyukur telah dipertemukan dengan laki-laki seperti Meteor. Natha sangat senang bisa dekat dengan Meteor. Tetapi, ada rasa khawatir di dalam benaknya akan kehadiran Jongsuk di Indonesia,Natha takut kalau Jongsuk akan nekat membawanya ke Korea lagi.

Meteor, jangan pergi karena aku sudah merasa aman jika berada di dekatmu. Kau laki-laki baik tidak seperti Jongsuk. Aku yakin kau bisa menjagaku bukan menyakitiku. Aku yakin kau lebih baik dari Jongsuk. Aku percaya kalau kau bisa membuatku tersenyum seperti dulu dimana aku terkakhir tersenyum saat kepergian Mamah. Aku ingin sikapmu dan sifatmu berbeda dengan sikap maupun sifat Jongsuk. Aku tidak ingin ada kekerasan lagi dalam diriku. Aku ingin bebas seperti remaja lainnya. Aku ingin hidupku sebebas kupu-kupu. Aku ingin merasakan kebahagiaan lagi dalam diriku, merasakan memiliki seseorang yang harus dijaga. Semoga aku tidak salah memilih Meteor untuk menggantikan Jongsuk di dalam hatiku. Akan aku hapus nama Jongsuk dalam-dalam dari lubuk hatiku dan akan aku ukir namamu Meteor dalam hatiku. Akan aku bangun sebuah Istana hati untukmu. Batin Natha.











~~~~
Meteor & Natha
10 - Mei - 2018😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 10, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Meteor2Where stories live. Discover now