~4~

6 1 0
                                    

Lanjutannya part 3
~~~~

"Nyesel itu pasti di belakangan," Natha mengusap bahu Meteor. Meteor sempat terkejut dan tak percaya Natha bisa menyentuh bahunya.

Meteor teringat sesuatu. "Oh iya, kalau nyokap lo meninggal kenapa?"

Natha memejamkan matanya. "Mamah meninggal enam bulan yang lalu, dimana aku baru tau kalau Mamah itu punya penyakit Kanker jantung stadium akhir, Mamah gapernah cerita apapun sama aku, dihari kematian Mamah di Korea, dihari itu kebencian aku muncul lebih besar lagi untuk seseorang, awalnya aku gasebenci sekarang,"

"Siapa emangnya orang yang lo benci?" Tanya Meteoe. Natha menatap Meteor.

"Papah," jawab Natha penuh keyakinan. Entah kenapa hatinya merasa kalau Alex tidak pernah hadir dalam dirinya maupun dalam kehidupannya.

Meteor mengernyit. "Papah lo? Kok bisa?"

"Keluarga aku keluarga yang utuh, tapi gabisa ngerasain keutuhan itu, karena Papah selalu sibuk sama pekerjaannya dan lupa akan aku dan Mamah. Aku benci Papah, dia gapernah ada di samping aku maupun Mamah, yang ada diotaknya cuma dua hal, yaitu kerja dan uang. Bagi Papah pekerjaan itu lebih penting ketimbang aku dan Mamah, aku iri liat keluarga lain yang di Korea, setiap weekend mereka selalu jalan-jalan sedangkan keluarga aku? Setiap weekend Papah ngehabisin waktunya cuma buat pekerjaan yang belum selesai, dan waktu Mamah menghembuskan napas terakhirnya, aku coba telpon Papah, dan Papah bilang kalau pekerjaannya itu masih banyak, padahal aku udah kasih tau Papah kalau Mamah udah gaada, disitulah tumbuh rasa kebencian aku ke Papah yang bertambah besar,"

"Kok setega itu bokap lo sama nyokap dan lo?" Tanya Meteor. "Terus kenapa lo pindah ke Indonesia?"

"Aku gamau tinggal di Korea karena aku gamau terus teringat kenangan aku sama Mamah yang banyak banget di Seoul, aku gamau rasa sakit hati aku terus-terusan terasa," jawab Natha sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kenapa nasib kita sama? Sama-sama ditinggal orang yang kita sayangi," tutur Meteor dan Natha mengangguk.

~~~~

"Hay!" Sapa seorang perempuan berbadan langsing dan berambut lurus. Meteor, Riko, Ryan, Rizka, Cio dan Elice menatapnya aneh.

"Hay," Elice mencoba membalas sapaan perempuan itu. "Ada apa ya?"

"Kenalin nama gue Rere Fauzia, gue sekelas sama kalian, nama kalian semua siapa?" Tanya perempuan itu yang bernama Rere.

"Meteor,"

"Gue Riko Julian,"

"Gue Ryan Putra Sukma,"

"Gue Rizka Ningtyas,"

"Gue Glacio Claudio,"

"Gue Elice Gebriel,"

"Namanya bagus-bagus semua ya," Rere mulai tersenyum. "Btw, gue boleh gabung ga? Gue gapunya temen di sini,"

"Hmm, gini-gini, disini itu squad ya Re bukan kumpulan biasa, jadi kalau mau gabung di squad ngomong sama tuh bocah kalau mau ikut gabung duduk tapi sayangnya kita lagi ngomongin tentang squad," Riko membeo.

"Wahhh, squad? Namanya apa?" Tanya Rere sangat antusias. Membuat Rizka dan Elice menatapnya aneh.

"FmGB," jawab Meteor sinis. Membuat Rere terheran-heran pada Meteor.

"FmGB? Singkatan dari?" Tanya Rere. Rizka menatapnya sangat tidak suka. Ryan dan Cio menatap Rere dengan wajah yang menahan tawa.

"Famous Girl Boy, lo mau gabung atau mau tanya-tanya doang?" Tanya Rizka dengan nada yang menantang. Membuat Ryan bergidik. Sebenarnya Rizka tidak suka jika harus ada member baru di FmGB.

Ada apa dengan Rere? Kenapa dia tersenyum miring menatap Meteor? Tetapi saat semuanya menatapnya, tiba-tiba dia gelagapan dan seperti berpura-pura menjadi orang yang tak tahu apa-apa. "Mau dong, leadernya siapa?"

"Tuh!" Tunjuk Elice pada Meteor. Elice menatap Rere tidak suka juga. Rere mangangguk.

"Meteor ya nama lo?" Meteorpun mengangguk. "Gue boleh jadi member baru di FmGB ga?"

Gue harap lo ganerima dia Teor! Gue harap jangannnn, firasat gue gaenak nih sama ini bocah, Batin Rizka.

Meteor, gue mohon jangan lo terima gue mohon Meteor! Gue gayakin ini anak bego cem gini, jangan Teor gue mohonnnnn, Batin Elice.

"Terima aja Teor, kasihan gapunya temen," seru Ryan.

"Oke!" Tutur Meteor. Rere tampak bahagia kemudian dia izin untuk pergi sebentar karena tiba-tiba kebelet.

"Teor, lo kok terima dia sih?! Gue gayakin kalau dia anak baik-baik, gue takut dia punya niatan jahat, masa orang penampilan cantik kayak gitu otaknya bego kan gamungkin," cibir Elice.

"Iya ih! Gue gasuka kalau ada member baru di FmGB! Firasat gue gaenak tentang dia! Dan gue perhatiin dari tadi itu bocah ngeliatin lo mulu," cibir Rizka.

Riko berdecak. "Hey para cewek-cewek, harusnya lo bersukur bisa dapet member cewe, supaya gaduaan cem sendal jepit mulu lo!"

"Iya Riz, Lice, lo kan jadi bisa tigaan," sambung Cio. "Lagian kasian gaada temennya,"

"Kita itu udah tigaan Cio sama Putri! Minggu depan kan Putri mau balik ke Indo, soalnya kan disononya libur," cibir Elice.

"Eh penampilan kayak gitu mah gamungkin anjir gapunya temen," Rizka menata sengit Cio. "Intinya cewe di FmGB yg gue anggep cuma ada tiga yaitu Gue, Putri sama Elice!"

"Anjir ya cewe kalau udah keras kepala susah banget dilenturinnya," tutur Ryan. "Lagian Meteor udah terima ini, ribet amat anjir!"

"Bodo!" Serentak Rizka dan Elice membentak Ryan. Riko dan Cio pun langsung tertawa. Meteor hanya tersenyum saja.

Di toilet....

"Meteor, cowo itu yang buat gue jadi kesemsem sama dia, gimanapun caranya gue harus bisa deket sama dia, gue masuk squadnya karena terpaksa aja, karena mau dapetin Meteor," gumam Rere kemudian tertawa. "Dua cewe temennya Meteor secepatnya harus gue musnahin, kayaknya mereka berdua gasuka sama gue, hmmm tapi its oke dia gasuka sama gue yang penting sekarang adalah Meteor harus jadi milik gue!"

Tiba-tiba Rere mendengar suara anak perempuan lainnya. Dan yang membuat dirinya terkejut adalah anak perempuan itu menyebut nama Meteor.

"Anjir ya guys, Meteor anak Arsitek dua ganteng parah anjirrr,"

"Iya, gue gahabis pikir bisa satu kuliah meskipun gasatu jurusan,"

"Udah punya pacar ga sih?"

"Kalau gue denger-denger mah ya belum, tapi dia punya masalalu yang kelam loh,"

Karena tidak tahan dengan anak perempuan yang sedang bergosip ria tentang Meteor. Rere memilih keluar dan menuju kantin kuliah. Disana dia melihat saudaranya yaitu Nika. (Masih inget Nika kan? Kira" Nika berubah ga ya?).

Rere langsung duduk di depan Nika yang sedang menyeruput jus alpukatnya. "Anjir!"

"Napa lo?" Tanya Nika. "Dateng-dateng udah cem penjaga kebun binatang aja,"

"Kesel gue!!" Rere menggebrak meja kantin dan membuat setengah dari mahasiswa/i yang sedang makan menatapnya bingung.

"Lo diterima di jurusa Arsitek?" Tanya Nika.

"Iya," Rere menghembuskan napasnya kasar.










~~~~
Semoga suka😊

Meteor2Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu