svr || 02

76 8 5
                                    

Keesokan pagi anesta terbangun di sebuah kamar dengan cat serba putih dengan gorden yang tersingkap. Ini kamarnya. Kamar barunya di rumah besar namun aneh wasiat ibunya.

Ingatan semalam tiba tiba hinggap membuat kepalanya terasa pening. Dengan nafas memburu dia mengedarkan matanya kesekeliling.

"Bukankah semalam aku di lantai bawah? Kenapa aku ada di sini sekarang?" Tanyanya entah pada siapa.

Anesta ingat betul karena kejadian semalam masih sangat segar diingatannya. Dan tidak mungkin semua itu hanya mimpi pengantar tidur semata. Lalu kenapa tiba tiba dia bisa terbangun di kamar ini dengan selimut tebal di tubuhnya?

Ting tonggg...

Bunyi bel terdengar keseluruh penjuru ruangan berhasil menyita perhatiannya dari hal aneh semalam. Anesta beranjak melihat siapa yang bertamu di pagi hari.

"Paman xan?"

Pria paruh baya dihadapannya tersenyum.

"Iya, nona. Maaf mengganggumu pagi pagi. Saya bawakan ini"

Paman xan menyodorkan dua kantong besar yang sepertinya berisi keperluan dapur.

"Astaga, aku pasti sangat merepotkan paman"

"Tentu saja tidak. Aku terlalu kawatir karena sepertinya anda masih terlalu lelah untuk kesekedar berbelanja"

Anesta tersenyum dan mengucapkan banyak terimakasih.

"Silahkan masuk paman. Istirahatlah sebentar pasti melelahkan membawa barang sebanyak ini"

"Ah tidak bukan apa apa. Oh iya, ini titipan dari istriku. Katanya sebagai ucapan selamat datang darinya"

"Masuklah paman. Akan kubuatkan minum dulu"

Anesta masuk kedalam rumah diikuti paman xan yang mengekor dibelakangnya. Dia mengobrak abrik isi kantong plastik bawaan paman xan tadi mencari sesuatu yang dapat diseduh.

Ah ketemu. Teh hijau hangat dicuaca dingin memang ide yang tepat.

"Ini paman silahkan diminum"

"Terimakasih nona" ucapnya sambil tersenyum. Hening sebentar karena masing masing sibuk menyeruput teh dan menikmati aromanya.

"Oh iya, apakah rumah ini ada ruang bawah tanah?"

"Maaf nona saya tidak terlalu mengerti tapi sepertinya ada"

Anesta mengernyit. Kenapa jawabannya tidak pasti?

"Begini, saya memang bertugas untuk menjaga rumah ini. Tetapi tidak semua ruangan boleh saya masuki. Hanya ruang tertentu saja yang saya tau jadi begitulah"

Anesta mengangguk sambil ber"oh".

"Memangnya ada apa, nona?"

"Em itu...., ah tidak jadi paman"

"Baiklah jika anda tidak mau cerita. Lain kali saja juga boleh"

Sebenarnya anesta sangat penasaran dengan apa yang terjadi semalam. Tapi jika ia cerita apakah mungkin masuk akal? Pasti dia hanya dikira halusinasi karena kecapekan. Tapi karena penasaran akhirnya dia menanyakan hal lainnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE SAVIOURWhere stories live. Discover now