Chapter 9

44 10 1
                                    

Seven Kings and A Girl

K

Oleh : GoRA X GoHands

Seven Kings and A Girl

Oleh : Kawaihana

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sepertinya masih ada misteri lainnya yang menyelubungi seluruh keanehan yang ada, dan semuanya mengacu pada Shiro.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 9

Megumi POV

Setelah perdebatan sunyi yang terjadi di rumah makan tadi, untuk mempersingkat waktu semuanya menyimpulkan kalau kemungkinan ada yang menurunkan atai mengambil semua foto yang didalamnya terdapat Shiro di dinding rumah makan itu. Tapi tentunya tak sesederhana itu kenyataannya. Suatu kejadian aneh tak akan trjadi lagi dengan skenario yang sama persis.

Kini aku ikut dengan Shiro dan Kuroh dan tak dilupakan juga Neko yang menuju toko kembang api mengambil membeli kembang api pesanan Kukuru. Tapi saat Shiro mengeluarkan catatannya, sungguh luar biasa! Tak bisa kubaca sama sekali. Kuroh pun kesulitan membacanya. Jangankan Kuroh deh. Orang yang menulisnya saja tak mengerti apa yang ditulisnya itu....

Shiro berusaha mengingat apa yang ditulisnya itu, tapi Kuroh menyarankan akan lebih cepat kalau menelepon Kukuri dan menanyakannya langsung. Tapi tiba-tiba saat Kuroh hendang menekan nomor telepon Kukuri, Neko panik tak jelas. Neko bersikeras agar Kuroh tak menghubungi Kukuri. Neko mengatakan kalau dia tak suka telepon. Tapi ketidaksukaannya itu tak beralasan. Perdebatan pendek pun tak terhindarkan dan akhirnya Kuroh lah pemenangnya. Neko panik dan kabur setelah berubah jadi kucing. Tunggu dulu! Kucing! . masih agak bingung, tanpa melepaskan pandanganku ke arah kucing... Maksudku Neko yang kabur, aku menarik sedikit lengan baju Kuroh sambil menunjuk-nunjuk arah tadi Neko kabur. "Kuroh... Tadi Neko.... Kucing...." . kata-kataku kurang jelas untuk dipahami. Berkali-kali aku seperti melihat kalau kucing yang selalu mengikuti Shiro itu berubah agak transparant dan di dekat kucing transparant itu ada Neko. Kecurigaan tak jelas ku pun menjadi jelas. "Jadi, Kucing putih itu dan Neko itu orang yang sama ya...." Kataku tak ditujukan pada siapapun, tetapi Shiro dan Kuroh menjawabnya bersamaan "Kau baru menyadarinya?". Aku mengangguk.

Sekarang kami kembali fokus untuk menelepon Kukuri. Kuroh menggunakan handphone miliknya untuk menghubungi Kukuri, setelah tersambung dia memberikannya pada Shiro. Tapi kini adalagi yang aneh. Setelah tak lama Shiro menghubungi Kukuri, sambungan teleponnya terputus dan wajah Shiro kembali terlihat murung dan sedih. Dia bilang saat menelepon Kukuri tadi, Kukuri tak mengenali Shiro. Kuroh mengatakan kalau Kukuri bercanda, tapi Shiro berkata kalau nada bicara Kukuri tadi sama sekali tak terdengar seperti sedang bercanda. Aku bingung dan agak kesal karena sepertinya masalah baru kembali menghampiri. Bahkan tingkah laku Neko yang tadi sungguh aneh. Kuroh berpendapat, mungkin sebagai strain, Neko telah melakukan sesuatu pada Kukuri. Karena itu dia menyarankan agar kita kembali ke akademi. Dengan perkataannya itu aku jadi ingat alasanku mencari mereka "Kuroh, di akademi ada..." Lagi-lagi perkataanku tak bisa kulanjutkan. Kulihat Shiro dengan keadaan yang menyedihkan itu melepaskan dan menjatuhkan payung yang selalu dibawanya itu dan menarik tangat Kuroh yang hendak berjalan membuatnya tertahan tak melanjutkan langkahnya.

Shiro meminjam Handphone milik Shiro. Dia berniat untuk menelepon rumah keluarganya untuk memastikan apakah 'Isana Yashiro' itu benar-benar ada. Saat teleponnya tersambung, kedua mata Shiro terlihat membelalak terkejut. Shiro menurunkan handphone itu dari telinganya dan berkata kalau nomor telepon rumahnya itu tak dapat dihubungi. Dengan kata lain, nomor itu tak ada yang memakai. Semangat Shiro semakin menurun. Dia mulai tak percaya pada dirinya sendiri.

Aku berusaha sedikit menyemangati Shiro dengan mengatakan kalau mungkin saja dia salah menekan nomor teleponnya, atau mungkin saja keluarganya mengganti nomor teleponnya dan lupa memberitahunya. Setelah mendengar itu, Shiro berniat untuk mengunjungi rumah keluarganya untuk memastikannya secara langsung. Di dalam kereta, Shiro tetap saja murung. Tak terpikir lagi kata-kata apa yang mungkin dapat membuatnya mkembali bersemangat. Kalau ku katakan akupun sebenarnya sejak awal tak mengenal Shiro... itu bisa-bisa membuatnya tambah depresi. Jadi lebih baik untuk sekarang aku diam saja dulu.

Sambil terus memasang wajah sedih nan murung, Shiro mengatakan kata-kata yang ditujukan pada Kuroh "Seperti yang sudah dikatakan Yuka tadi. Ada beberapa kemungkinan. Pertama. Aku salah menekan nomor, kedua, orang tuaku mengganti nomor telepon rumahnya tanpa memberitahuku. Atau ketiga. Aku berbohong". Kata-katanya itu diucapkan tanpa semangat sama sekali. Aku sampai khawatir kalau dia depresi berat dan kata 'bunuh diri' terlintas di kepalanya. Pokoknya jangan sampai deh...

Tetapi di ujung kalimat yang diucapkan Shiro, Kuroh menambahkan satu kemungkinan lagi. Yaitu kemungkinan kalau ada yang salah dengan ingatannya.

TBC

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Chapter 9 Selesai.

Mohon Reviewnya ya ^_^

Salam,

Kawaihana

Seven Kings and A GirlWhere stories live. Discover now