Chapter 8

35 7 1
                                    

Seven Kings and A Girl

K

Oleh : GoRA X GoHands

Seven Kings and A Girl

Oleh : Kawaihana

Dalam hati pun aku sangat senang kalau semua ini akhirnya berakhir. Tapi.... Bagaimana bisa ada lubang sebesar itu di langit-langit gudang olah raga?

Chapter 8

Megumi POV

Kemarin kami telah memastikan kalau Shiro tak bersalah karena alibinya terbukti. Itu berarti aku pun tak bersalah kan? Tapi kalau begitu siapa orang yang sangat mirip dengan Shiro itu?

Hari ini kami semua kembali melanjutkan persiapan untuk festifal sekolah. Aku kini tengah berkeliling dan mengecek ulang barang-barang yang diperlukan dan ternyata ada yang kurang, kembang api. Aku kembali ke kelas untuk mencari murid yang sedang luang untuk membelikan lagi kembang api. Sesampainya di kelas aku melihat Kukuri yang kini lengan baju seragamnya yang ternyata memiliki sedikit sobekan dan tengah diperbaiki oleh Kuroh dan aku pun memanggilnya, "Kukuri! Kembang apinya kurang. Apakah ada yang bisa membantu membelikannya lagi?". Kukuri menjawab "Eeh...? Kok bisa kurang? Padahal waktu kemarin aku memberikan jumlah yang pas pada kau dan Shiro...?!". Mendengar Kukuri aku jadi ingat. Kembang api itu kurang pasti karena Shiro menyalakannya beberapa saat kami berniat kabur dari kuroh. Aku menatap Shiro dan Shiro menatap balik dan kami pun tertawa kecil tertawan meratapi nasib buruk yang sudah berlalu. Kali ini Kukuri yang lengan baju seragamnya sudah diperbaiki itu kembali berbicara "Ya sudah kalau begitu. Shiro, kau sedang santai kan? Kalau begitu bisakah kau yang membelikannya?". Shiro mengangguk setuju yang sepertinya ada sedikit rasa bersalah dan merasa tanggung jawab dengan kurangnya jumlah kembang api yang ada. Kuroh dan Neko ikut dengannya sedangkan aku masih harus memeriksa peralatan dan perlengkapan yang lainnya.

Beberapa saat kemudian....

Setelah berkeliling memeriksa semua persiapan, hampir semuanya lancar. Tinggal beberapa kedai yang belum selesai dibangun, dekorasi dan juga kembang api yang kurang. Karena lelah berkeliling aku pun istirahat sebentar di kantin. Saat sedang menikmati secangkir the susu hangat, tiba-tiba terdengar suara galak yang sudah tak asing. Aku menengok dan melihat dua orang yang pernah mengejarku dan Shiro. Bagaimana bisa mereka ada di sini?! Dan nereka kelihatannya menginterogasi para murid dengan sebuah foto yang juga tak asing. Foto itu ciplikan dari video pembunuhan dimana pelakunya mirip sekali dengan Shiro.

Dengan tenang dan diam-diam aku bergegas meninggalkan kantin. Aku punya firasat yang sangat buruk kalau mereka sampai bisa ada di akademi ini. Entah nasibku sedang mujur atau mereka memang tak berniat mengejarku (lagipula dari tadi murid yang mereka tanyai hanya anak laki-laki. Murid perempuan mereka abaikan...) aku pun dapat keluar dari kantin dengan aman dan aku segera menjauh dari sana.

Aku harus segera menemui Shiro dan memeberi tahunya kalau para preman merah itu masih terus mencari Shiro, bahkan sampai masuk ke dalam akademi. Tak menutup kemungkinan juga kalau aku bisa dikejar juga. Alibi Shiro saat tengah malam itu sudah bulat. Kalau kami semua menjelaskan pada mereka mungkin saja mereka mengerti kalau Shiro bukanlah pembunuh.

Saat aku sedang berjalan menuju gerbang dan berniat menyusul Shiro dan yang lainnya, aku kembali melihat dua orang preman merah itu. Kenapa bisa?! Kok aku sepertinya diikat magnet dengan mereka berdua ! . Aku segera bersembunyi di semak-semak berharap mereka tak menemukanku. Sambil bersembunyi dan melihat lewat balik semak-semak, terlihat salah satu dari mereka tepatnya preman yang selalu membawa skateboard itu memanggil sekumpulan murid yang sedang berjalan dan yang satu-satunya orang menanggapi panggilan mereka ternyata Kukuri. Dia kembali memperlihatkan foto sang raja tanpa warna itu dan menanyakan pada Kukuri apakah Kukuri pernah melihtanya. Jawaban yang diberikan Kukuri seketika itu juga membuatku terkejut dalam sunyi. Kukuri mengaku kalau dia belum pernah melihat orang yang ada dalam foto itu. Padahal dilihat bagaimanapun juga walaupun memang raut wajahnya sangat berbeda tapi wajah itu, seragam itu, dan juga rambut putih itu tentunya mirip dengan Shiro. Tapi tanpa merubah ekspresi wajahnya, Kukuri menjawab kalau dia tak pernah melihat apalagi mengenal Shiro. Dia tak kelihatan berbohong. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi ?

Setelah dua orang itu menjauh, aku kembali melanjutkan perjalananku menyusul Shiro dan yang lainnya ke toko kembang api. Saat sudah hampir memasuki pusat perbelanjaan Kagitama, aku tak sengaja menabrak seorang pria paruh baya berambut abu-abu yang sepertinya mengenakan pakaian seperti pendeta, tapi di tangannya dia membawa kantong keresek yang hampir semua isinya bir. Pendeta gagal -_- . Aku segera meminta maaf padanya yang ditanggapi dengan ramah oleh paman itu. Saat aku hendak kembali berjalan, paman itu berkata padaku "Hati-hati ojou-chan. Permainan pembuka telah dimulai". Aku terdiam dan menatap paman itu yang kini telah berjalan menjauh sambil melambaikan tangannya. Permainan? Apa maksudnya? Apa paman itu mabuk ya? . Setelah itu aku kembali melanjutkan perjalananku tak terlalu memikirkan perkataan paman itu yang menurutku sepertinya paman itu agak mabuk.

Saat sudah hampir sampai di pusat perbelanjaan Kagitama dimana toko kembang api berada, aku tak sengaja melihat Shiro, Kuroh dan Neko di rumah makan tradisional tempat yang sering menjadi langganan beberapa murid di kelas ku. Aku segera masuk dan memamanggilnya "Shiro! Gawat! Di akademi ada...." Aku tak melanjutkan perkataanku karena melihat Shiro yang sepertinya tak bersemangat. Aku mengubah pandanganku dan menatap Kuroh berusaha menyampaikan pertanyaan tanpa berkata. Sepertinya Kuroh mengerti tatapanku yang mengatakan 'ada apa dengan Shiro' itu dan dia menggelengkan kepalanya sekali tanda kalau dia pun tak tahu.

Tiba-tiba Shiro beranjak dari kursinya dan melihat beberapa foto yang dipajang di dinding. Disana ada foto-foto yang memuat murid-murid di kelasku, termasuk aku. Shiro mengatakan kalau dirinya tak ada di foto manapun, padahal menurut paman pemilik rumah makan Shiro harusnya juga ada di foto itu. Tapi bagaimanapun aku mengingat, aku tak ingat kalau Shiro pernah ikut makan bersama yang lainnya disini. Inipun satu hal yang aneh lagi. Saat di akademi pada insiden heboh malam itu, tak satupun foto yang memuat diri Shiro, kini terjadi lagi, walaupun paman pemilik rumah makan bersikeras kalau Shiro seharusnya ada di salah satu foto itu, tapi itupun tak ada buktinya. Sepertinya masih ada misteri lainnya yang menyelubungi seluruh keanehan yang ada, dan semuanya mengacu pada Shiro.

TBC

Chapter 8 Selesai.

Mohon Reviewnya ya ^_^

Salam,

Kawaihana

Seven Kings and A GirlOnde histórias criam vida. Descubra agora