BAB I SIB

97 49 52
                                    

SUAMI ISTRI BARU

Author POV

"SAH."

Satu kata yang telah terucap dan mampu menggetarkan hati semua orang yang mendengarnya. Apalagi dengan sepasang manusia yang saat ini sedang menunduk memanjatkan doa di tempat masing -masing.

Memohon kepada sang Pencipta agar selalu diberkahi langkah-langkah mereka dalam membangun sebuah rumah tangga.

Begitu haru, begitu indah dan begitu mengesankan. Itulah yang sedang Rena rasakan saat ini. Yap Rena, Renata Zaina Adijaya yang sekarang tengah berbunga-bunga merasakan apa itu sebuah pernikahan.

♡♡♡

"Rena, sudah saatnya kamu keluar menemui suamimu" ujar tante Rose sambil tersenyum, wanita itu adalah adik ayah Rena yang sudah menganggap Rena sebagai anaknya sendiri, begitupun Rena.
Ia menganggap tante Rose yang telah merawatnya sejak kecil sebagai ibunya.

"Iya tante, em Tan" tambahnya.

"Iya" jawab Rose sambil mendekati Rena.

"Temani Rena ya tan." pintanya sambil menahan tangis.
Rose mengangguk. Rose tahu, Rena sedang menahan tangis karena mengingat ibunya. Ibu yang telah meninggalkan Rena dan ayahnya untuk selama-lamanya.

Acara resepsi memang dilakukan setelah akad nikah. Revan yang menginginkan hal tersebut. Ia tidak ingin melakukan acara pernikahan berhari-hari dan malah membuat dirinya dan Rena terlalu lelah. Ia bukannya pelit soal biaya. Entahlah, memang pemikiran Revan beda dengan yang lain.

♡♡♡

Rena berjalan dengan anggunnya di samping sang tante. Setelah hampir sampai di tempat resepsi. Rose melepaskan gandengnnya dengan Rena agar ia mendekati sang suami.

Revan tertegun beberapa saat ketika melihat Rena berjalan mendekatinya. Sama halnya dengan Rena. Ia begitu tegang dan gugup saat akan mendekati Revan.

Rena membeku dan cengo melihat Revan yang begitu gagah. Tanpa sadar semua tamu mengetahui tatapan Rena yang sedang terpesona dengan suaminya.

Rena sangat malu dan hanya menunduk. Apalagi para tamu memandangnya dengan senyuman dan siulan menggoda, Rena sangat malu.

Rena bertambah gugup dan malu lagi ketika Revan memandangnya begitu intens. Tak sedetik pun Revan ketinggalan akan pesona yang di paparkan indah oleh istrinya.

Seperti pengantin pada umumnya, Revan memakai setelan jas. Jas berwarna abu-abu dan kemeja putih yang begitu indah membalut tubuhnya. Dengan otot bisep yang sedikit tercetak di lengan bajunya. Semuanya serba pas dan terlihat sangat sempurna.
Revan begitu menawan dan gagah.

Memang Revan sudah biasa mengenakan jas. Namun, hari ini berbeda, ia jauh lebih tampan dan lembut. Rena sangat beruntung mendapatkan Revan sebagai suaminya.

♡♡♡

Revan POV

Rena berjalan begitu hati-hati di samping tante Rose. Ia selalu memperhatikan langkahnya. Ku pandangi ia dari bawah sampai atas. Ia begitu cantik dan manis dengan gaun itu. Begitu pas melekat di tubuhnya. Ia sangat-sangat cantik.

Aku tertegun melihatnya untuk beberapa saat dan aku melihatnya juga terpesona denganku. Dan satu lagi yang membuatku senang adalah dia malu-malu ketika ku pandang. Betapa polosnya istriku. Aku beruntung memilikinya.

Sekarang Rena sudah ada di sampingku. Mendampingiku di sini, di depan para tamu dan mendampingiku untuk selamanya. Amin.

Setelah itu, kami mulai menerima para tamu yang kebanyakan rekan kerjaku. Rena hanya sedikit mengundang tamu, hanya teman dekatnya saja.

Acara di mulai dengan menyalami dan menerima ucapan terima kasih dari ribuan orang. Huh rasanya cepek sekali.

Setelah acara salam-menyalam, aku mengajak Rena dan memperkenalkan kepada para Rekan bisnisku.
Lihatlah, mereka semu memndang istriku dengan tatapan mesum. Enak saja mereka.
Takkan ku biarkan mata lelaki manapun yang menatap istriku dengan tatapan itu. Jika tidak ingat ini acara pernikahn ku. Mungkin sudah ku cokel tuh mata.

Aku sengaja memprerat pelukanku di pinggang Rena. Agar mereka tahu bahwa wanita ini hanya milik Revano Akbar Rajendra.

♡♡♡

Akhirnya acara sudah akan berakhir. Para tamu sudah pulang. Hanya keluarga dan teman dekat kami yang masih bertahan di sini. Ku perhatikan Rena yang sedang duduk di sampingku.

"Kamu capek?" tanyaku kepadanya.

"Gak kok Rev, hanya sedikit pegel aja di pergelangan kakinya. Soalnya heels aku tinggi banget. Gak biasa pakek yang beginian" jawabnya mendumel sambil berusaha menggapai kakinya.

"Hahaha, ada-ada saja kamu sayang. Kamu itu harus belajar, sebagai istri seorang CEO kamu harus pakai kaya gituan kalau mau datang ke acara bisnis aku" jawabku sambil menggodanya.
Lihatlah wajahnya sekarang. Ia begitu menggemaskan. Ia memanyunkan bibirnya dan memutar bola matanya.

"Kalo kamu mau pergi ke acara kamu dan pasangan kamu harus yang pakai heels yang kayak egrang ini. Mending kamu pergi aja sana sama mantan kamu yang model itu" jawabnya sambil bergeser menjauhiku dan memalingkan muka.
Ohh dia sedang merajuk ternyata.

♡♡♡

Rena POV

Akhirnya acara selesai juga. Uhh kakiku sakit sekali. Akhirnya bisa duduk. Sakit sekali pemirsa. Ini gara-gara aku berdiri dari tadi dengan hells sialan ini. Rasanya lebih melelahkan dari pada di suruh berdiri di bawah bendera karena datang terlambat.
Aku mengatakannya karena aku mengalaminya hihi.
Revan memandangku dan bertanya aku capek atau tidak dan aku mengeluarkan dumelanku padanya.

"Hahaha, ada-ada saja kamu sayang. Kamu itu harus belajar, sebagai istri seorang CEO kamu harus pakai kaya gituan kalau mau datang ke acara bisnis aku" jawabnya. Apa-apaan ini. Bukannya dihibur. Ini malah nambahin badmood aja.

"Kalo kamu mau pergi ke acara kamu dan pasangan kamu harus yang pekek heels yang kayak egrang ini. Mending kamu pergi aja sana sama mantan kamu yang model itu" jawabku sewot padanya.
Aku pun memalingkan wajahku dan menggeser menjauh darinya. Biarin si dia. Tapi kalo dia benar-benar pergi sama mantannya itu? Ih nyebelin emang tuh orang.

"Bener nih?" tanyanya. Tuhkan tambah nyebelin

"Terserah" jawabku asal.

Tiba-tiba kakiku rasanya sedikit terangkat dan aku merasakan ada tangan yang memijatnya pelan.
Aku memandang dan betapa tertegunnya aku ketika melihat sepasang tangan kokoh yang tak lain adalah tangan suaminya.
Revan berjongkok di depan ku dan meletakkan kakiku di atas pahanya. Aku memandang Revan Revan agak terharu.

"Maaf ya, aku sengaja mengatur resepsinya di hari ini itu soalnya aku gak mau kamu capek berhari-hari. Mungkin dengan sekalian hari ini kamu bakal capeknya hari ini aja. Tpi kayaknya juga gak efektif" katanya memandangku lembut.
Ternyata ia peduli denganku.

"Iya gak papa Rev, udah gak usah di pijit nanti juga hilang sendiri kok" jawabku sambil berusaha menarik kakiku dari atas pangkuannya. Tapi nihil, ia tetap memegang kakiku.

"Aku cuma bercanda kok soal heels nya, kamu pakek apa aja cantik kok. Jangan marah ya" katanya masih fokus sama kaki aku.

Gimana mau marah kalo kamunya kaya gini Revan. Yang ada aku pengen ngarungin kamu terus aku masukkin ke lemari. Biar orang-orang gak liat malaikat tanpa sayap ku ini.

"Iya aku gak marah kok, udahlah aku gak papa" jawabku sambil menarik kaki untuk kesekian kali. Namun, ia tetap bersikeras memijit kakiku. Oh beruntungnya aku.

Sebenarnya enak si hihi, tapi kan malu dan aku gak mau durhaka sama suami.
Semua keluarga memandang kami dengan tatapan terkagum. Aku tahu, suamiku ini memang paket komplit.

♡♡♡

Hai ketemu lagi😊
Masih awal-awal jangan bosen

Tinggalkanlah jejak kalian di Vote dan Komen.

Jejak kalian adalah kebahagiaan ku😋

Happy reading❤

You Are The ReasonWhere stories live. Discover now