☀2 Years

2.7K 315 33
                                    

2 years

“Silahkan dinikmati hidangannya, Tuan dan Nyonya.” Ucap Paige ramah kepada pelanggan cafe mereka ini.

Hari ini restoran begitu ramai sekali. Bahkan semua pelayan sampai-sampai kewalahan untuk melayani para pelanggan mereka. Tapi tugas Paige adalah yang paling berat. Sebab, Paige bukan hanya bekerja sebagai pelayan saja. Tetapi, dia juga seorang Office Girl.

“Ini, cuci piring-piring ini! Cepat, pembantu!” sentak Georgia, ketua pelayan disini. Ck, dia sok membentak padahal dia hanya sekedar ketua pelayan.

“Baik, Georgia.”

Paige mencuci-cuci piring-piring ini dengan bersih. Lalu setelah pekerjaannya itu selesai, dia mengambil nampan berisi hidangan pelayan pula. “Paige, kau lupa notes mu.” Panggil Judy memberikan notes dan pulpen untuk Paige.

“Okay, thanks Judy!” Paige memasukkan notes dan pulpen tadi kedalam kantungnya. Kemudian kakinya melangkah cepat mengantar pesanan hidangan ini.

“Silahkan dinikmati hidangannya Nyonya..” Paige menata rapi hidangan-hidangan lezat itu diatas meja. Tiba-tiba beberapa lembar uang diserahkan pelanggan mereka ini kepada Paige.

“Ini untukmu. Ini tip dariku.”

“Tidak usah Nyonya, saya tidak biasa menerima tip..” tolak Paige mengembalikan uang itu kepada pelanggannya ini. “Itu untukmu. Aku ikhlas.” Balas pelanggan itu ramah. “Baiklah, terima kasih banyak Nyonya. Saya permisi dulu.”

Paige mengucap syukur dalam hatinya. Paling tidak, hari ini ada tambahan untuk membeli susu Harold.

“Pelayan.”

Paige menoleh kearah sumber suara yang terkesan berat. Dia segera berlari kearah meja nomor 28 yang ada dipojok. “Ya tuan ada yang bisa saya—“

Mulut Paige tercekat. Ketika matanya melihat siapa yang harus ia layani permintaannya. Jantungnya kembali berdetak kencang, rasa yang tadinya sudah ia coba hilangkan, kini kembali timbul.

Dia Liam Payne, orang yang Paige suka semenjak duduk di bangku middle school. Hingga sampai setua ini. Dan Penny juga adalah teman sekelasnya, dulu.

For god’s sake, beruntung sekali dia bisa bertemu Liam kembali.

“Ehm.. Fish and Chips 1, Yorkshire Pudding 1. Kau mau apa Penny?”

Perempuan yang bernama Penny itu masih asyik mengait dilengan—dilengan yang aku yakin pacarnya atu mungkin istrinya. “Aku sama denganmu saja Liam.” Penny masih sama seperti dulu. Dia tetap Penny yang genit.

“Err—ehm.. Jadi Fish and Chips 2 dan Yorkshire Pudding 2, tuan?” ucapnya dengan nada yang canggung melihat Liam. Apa dia masih mengenal Paige ya?

“Iya—. Penny jaga sikapmu, kau tak malu dilihat orang?” tanya Liam menyingkirkan tangan Penny dari lengannya. Paige yang melihatnya tampakk patah hati, sial sudah 12 tahun lamanya tapi rasa suka dan patah hati itu masih timbul saja. “Kalau begitu, saya permisi dulu tuan—“

Paige menundukkan kepalanya, sebenarnya ia sangat malu untuk tampil sebagai seorang pelayan didepan Liam dan Penny. Melihat Liam yang dibalut jas hitam yang mahal dan Penny yang sangat cantik dengan Dressnya cukup membuat Paige ciut. “Tapi, apa Liam masih ingat padaku? Tidaklah, bodoh. Mana mungkin dia kenal dengan dirimu.”

Paige menyerahkan notes nya itu pada Georgia. Dan dalam sekejab, makanan yang dipesan oleh Liam sudah siap. “Silahkan dinikmati hidangan nya Tuan dan err—Nyonya” Paige cepat-cepat pergi dari sini.

“Terima kasih. Hei, Tunggu sebentar. Aku, aku seperti mengenalmu kau —ehm. Kau itu, Piper, Page, Peggy—“ tangan Liam menahan tangan Paige yang hendak pergi. Jantung Paige berdetak dengan kencang, dia memegang tangan Paige lalu dia tampak mengingat suatu memori.

“Jangan sentuh dia darling, tanganmu bisa-bisa tidak steril lagi nantinya.” Penny melepas tangan Liam yang menahan tangan Paige.

“Maaf tuan, nama saya Noel. Saya permisi.”

Gugup. Satu kata yang bisa menggambarkan Paige saat ini. Sebelum ia meleleh disini, lebih baik dia pergi.

“Darl, dengar kan?  Namanya Noel dan bukan Piper, Page apalah itu namanya. Sekarang kita makan ayo..”

.

Aku baru saja menjemput Harold dari rumah Aunt Mary. Kini Harold telah tumbuh semakin besar.  Aku berencana untuk memasukkannya ke Playgroup diusianya yang ke-3 tahun. Paling tidak, sejak kecil dia sudah ditanamkan pelajaran-pelajaran yang aku saja tak sempat mengajarkannya.

“Mommy, kaki Halold sakit. Tadi, kucing Doloty kucingnya aunt Maly cakal Halold.” Dengan cara bicara Harold yang masih belum terlalu jelas dia menunjuk kearah cakaran Doroty, kucing Aunt Mary.

“Kenapa bisa dicakar sayang?”

Paige memangku Harold untuk duduk dipangkuannya.

“Tadi Halold talik ekolnya. Telus dia cakal tangan Halold. Sakit Mommy..”  Paige mencium tangan Harold yang tercakar oleh kucing Aunt Mary tadi.

“Masih sakit?” Harold menggeleng lalu ia memberikan kecupan dipipi Paige sebagai ucapan terima kasihnya.

“Mom? Whele’s my Daddy?” Paige terkejut mendengar pertanyaan Harold itu padanya. Sampai-sampai jarinya tak sengaja menyayat jari telunjuknya. Darah mengucur disana. Dia sangat terkejut kettika anaknya menanyakannya tentang hal itu. “Tangan Mom beldalah. Dalahnya banyak. Mommy pakai plestel.”

“Udah, tak apa-apa kok. Harold kenapa tanya  Mom soal Daddy?” tanya Paige lembut. Dia mendudukkan Harold diatas meja. Harold menundukkan kepalanya lalu meraih tangan Paige. Dia mencium luka yang sudah diplester itu. “Bental lagi dalahnya belhenti kalau sudah dicium Halold”

Paige tersenyum lalu kembali menanyakan pertanyaan yang diajukannya tadi. “Doloty (kucing) punya Mommy dan Ddady. Kenapa Halold enggak punya Daddy. Whele’s my Daddy mom?” Mata hijau Harold terlihat bersinar. Pandangannya masih benar-benar polos.

“Daddy sedang bekerja. He is so busy, Harold..” Harold mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Dia berdiri dan minta digendong kembali kepada Momnya.

Sebenarnya Paige merasa bersalah,  dia telah membohongi anak semata wayangnya ini. Tapi hanya inilah yang bisa ia perbuat.

“Dia sayang Halold, Mom?” Tanya Harold Lagi.

“Tentu. Dia sangat-sangat menyayangi Harold. Harold pangeran kecil yang paling tampan.”

.

To be continued…

Maafkan kalau banyak typo. Oh iya, buat yang nanya Liamnya kapan muncul? Nah, di chap ini Liam udah muncul. Dan dipastikan dichap selanjutnya Liam pasti muncul.

Gimme ur vomments :)

AdoptionWhere stories live. Discover now