8

1.5K 133 8
                                    

Lidya jatuh pingsan.  Membuat Naomi dan yang lainnya panik. Ini bukan pertama kali ada korban diatas ring ini,  apalagi ulah michelle. Penonton pun sudah biasa menyaksikan darah,  pingsan bahkan jeritan saat kaki atau tangan dipatahkan.  Hingga membuat mereka tak memiliki respek ataupun simpati akan pingsannya lidya bagi mereka itu hal biasa.

Dibantu oleh teman teman ve,  kinal dan viny lidya di bawa ke mobil.

"shan kunci mobil." ucap naomi memintanya dengan kaki gemetar.

"gak naomi.  Biar aku aja.  Kamu ga bisa mengendarai mobil dalam keadaan seperti ini,  aku tak ingin kejadian itu terulang kembali." shani mengingatkan.

"plis shan.  Kita perlu cepat." pinta naomi yang menolak dikendarai oleh shani menhingat shani mengandarai mobil selalu dengan kecepatan 40km/jam sedangkan lidya membutuhkan pertolongan cepat.

"engga." tolak shani karena shani tak mungkin membiarkan naomi yang gugup mengendarai kendaraannya.

"sini biar aku." suara ve memecah keributan keduanya.  Sekaligus langsung mengambil kunci mobil tersebut.

"ayo naik ngapain kalian bengong. " ve sudah berada di depan kemudi.  Sedangkan keduanya masih di luar dengan tampang begonya.

Setelah menyadari kegiatan bodoh mereka akan menunda pertolingan untuk lidya,  buru bur mereka masuk ke dalam mobil. Shani dan Naomi duduk dibelakang menemani lidya.

"aku berasa jadi supir. " celetuk ve.

"lah emang orang yang mengendarai mobil disebut supir kan?" tembal Naomi.

"hus." shani memukul pelan lengan naomi,  agar dia berkata lebih sopan terlebih lagi ve sudah menolongnya.  "kanu duduk di depan mi temenin ka ve. "

Naomi hendak marah namun shani sudah Memnelototinya membuatnya enggan berdebat lebih lamaa,  yang akan memperlambat penanganan lidya. Naomi akhirnya duduk di samping ve.

Tak lupa diperjalanan Naomi menghubungi Melody.  Melody syok mendengar adiknya mengalami luka akibat terlibat pertarungan illegal. Naomi hanya bisa meminta maaf ketika runtuai pertanyaan dari melody muncul, mempertanyakan kejadian itu tanpa bisa menjelaskan sebenarnya yg terjadi.

"temen kalian itu bisa berkelahi ga sih?" tanya ve saat diperjalanan merasa heran dengan penuturan naomi namun tak sesuai dengan kenyataan.

Naomi diam tak menjawab. Memilih mekihat jalanan dengan wajahnya yang pasti tak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.

"lidya bisa berkelahi Ka,  malah jago.  Selama ini kalo ada apa-apa dia yang selalu melindungi kita." tembal shani.

"terus kenapa dia ga melawan?" tanya ve penasaran.

"terdengar bodoh sih kaa,  tapi kayanya dia jatuh cinta untuk pertama kalinya dalam kehidupannya." shani menjelaskan. "dia selalu melindungi orang yang dia sayang. Mungkin itu yg dilakukannya saat berhadapan dengan cewe tadi."

"walaupun begitu, kami tau dia sudah memperhitungkannya. Karena dia kuat ka.  Dia mampu bertahan." lanjut shani.

"bertahan?  Ya lidya mampu bertahan hingga saat ini.  Lidya mampu menahannya karena dia kuat." lirih naomi.

Obrolan terjadi antara shani dan ve.  Membuat mereka terlihat akrab seketika.

***

Di rumah sakit, lidya segera mendapatkan penanganan dokter. Naomi mondar mandir tak jelas. Shani duduk bersama ve dan sedari tadi asyik mengobrol dengannya.

Bukan shani tak khawatir keberadaan ve mampu meredam rasa cemasnya.  Saling bertukar cerita membuatnya tenang.

"ve kita balik duluan ya.  Kalo ada apa-apa lo bisa hubungin kita kitaa ya." pamit salah satu sahabat ve.

kitaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang