♢ - Rainin' with u. (1)

Start from the beginning
                                    

"Aku tidak belajar bagian yang ini.. ahh- sebal!"

Tiba-tiba terlintas dipikiranku, lalu buru-buru ku ambil buku Ahyoung. Ahyoung menatapku heran.

"Kenapa, Y/N?"

"Aku mau memastikan." Aku membolak-balikkan buku itu, dan akhirnya menemukan halaman yang ku cari. Tuh kan ternyata jawabannya ada di sini!

"Park Junhee sialan." umpatku.

"Park Junhee? Cowok dingin itu? Kenapa dengan dia?" tanya Miso.

"Waktu aku mau meminjam buku ini di perpustakaan, dia mengambil satu-satunya buku yang tersisa. Padahal aku yang melihat buku itu duluan. Bahkan dia tidak peduli walaupun sudah kuberi tahu. Makanya waktu ujian aku tidak bisa menjawab."

"Serius? Wah, aku tidak menyangka Park Junhee seperti itu. Ku kira dia cuma anak antisosial tapi ternyata egois juga." ujar Ahyoung. Aku hanya manggut-manggut.

Ah, haruskah kubalas perbuatannya?

----

'Ceklek'

Aku menutup pintu perpustakaan kampus, kemudian berjalan menuju halte bus terdekat. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan aku baru saja selesai mengerjakan tugas Statistika karena textbook-nya terlalu berat untuk kubawa pulang.

Sesampainya di halte, aku melihat ke sekeliling, jalanan sudah sepi. Ah, semoga masih ada bus.

'Tik, tik, tik-'

"Lho, kok hujan-"

Air dari langit yang awalnya hanya satu dua tetes mendadak turun deras. Mana aku tidak membawa payung. Aku duduk di halte sambil menunggu bus datang.

Sudah hampir satu jam aku menunggu, tapi tidak ada satupun bus yang lewat. Aku menghela nafas panjang, lalu menyalakan ponselku.

Fr: Y/N
To: Ibu

Bu, hujannya deras. Kayaknya aku bakal telat sampai rumah ㅠㅠㅠ

'Pesan terkirim.'

Aku melihat ke sekeliling, memastikan apa masih ada kendaraan yang berlalu lalang. Wah, bahkan taksi pun tidak ada. Bagaimana aku bisa pulang? Kalau naik subway.. Aku tetap harus pakai payung kalau mau ke sana. Tapi aku tidak mengira hari ini akan hujan.. Haah.

"Belum pulang?" Aku mendengar suara yang familiar dari sebelah kiriku. Aku langsung melihat ke arahnya, kutemukan Park Junhee duduk di sampingku dengan payung di tangannya.

"Hah? E-eh iya.." jawabku sebelum memandang lurus ke depan lagi. Aku melirik ke arahnya sesekali, ia hanya duduk diam. Apa dia tidak menggunakan payungnya?

"Kamu mau menunggu bus juga?" tanyaku.

"Tidak." jawabnya singkat. Huuh, ketus sekali.

"Jadi kenapa duduk di sini?"

"Menemanimu." Aku tertegun. Untuk apa cowok dingin ini menemaniku?

"Untuk apa-"

"Karena kamu perempuan," ujarnya, "tapi kalau kamu sudah mau pulang aku akan pergi." Lho, jadi maksudnya apa?

"Kenapa tidak langsung pulang saja?"

Ia melirik ke arahku, "Kamu mau aku pergi?" Aku terperanjat, "Ng- nggak kok! Tetap di sini aja." sanggahku. Junhee pun tidak mengatakan apa-apa lagi. Kami berdua terdiam tanpa ada yang memulai pembicaraan.

Jadi cowok kok kaku banget, sih. celetukku dalam hati. Aku menoleh ke arah Junhee lagi, dia sedang mendengarkan lagu dengan earphone-nya, aku mengintip sedikit ke layar ponselnya, terpampang lagu yang sedang diputar adalah lagu Flower dari VROMANCE.

A.C.E ScenariosWhere stories live. Discover now