☆ - Heartlock.

314 31 8
                                    

Pagi hari yang cerah, aku sedang selonjoran di tempat tidurku sambil membaca buku Sea of Strangers, karya Lang Leav yang notabene penulis favoritku. Mumpung hari Minggu, dan ujian sekolah udah kelar karena aku udah lulus. Bisa baca buku sepuasnya tanpa ada yang mengganggu. Yey!

'Tuk, tuk!' tiba-tiba ada yang mengetuk jendelaku. Aku melirik kesal ke arah suara. Kang Yoochan. Lagi-lagi dia naik ke kamarku lewat pohon mangga di samping rumahku. Ia tersenyum lebar ketika melihat wajah merengutku, merasa tidak berdosa.

Aku beranjak dari kasur, berjalan ke jendela. Begitu aku membukakan jendela, dia langsung melompat masuk dan memberikan hormat, "Good morning, Y/N!" katanya sambil nyengir.

"Sok inggris lu. Pagi." jawabku sebelum kembali ke tempat tidur, tentunya untuk baca buku lagi. Yoochan langsung cemberut, "Jutek amat sih."

Berusaha tidak peduli, aku hanya menjawab, "Siapa suruh mengusik ketenangan gue." lalu kembali berkutat dengan bukuku.

Aku dan Yoochan udah temenan sejak kecil, dan kita juga udah gak malu masuk ke kamar masing-masing, saking gak malunya dia masuk dari jendela! Padahal kamarku ada pintu, huh. Kan gak lucu kalo aku lagi ganti baju tiba-tiba dia ngetuk jendela. Keliatan dong auratku?!

Yoochan mengambil tempat di sampingku, sambil pura-pura ikut membaca denganku. "Baca apaan lu?"

"Kepo ah." jawabku ketus. Aku udah biasa jutek sama Yoochan, cuma nggak tau kenapa dia nempel terus dan kayaknya nggak merasa tersinggung tuh. Tapi ada juga sih saat-saat aku baik sama dia.

Ia hanya manggut-manggut, dan itu aneh menurutku. Biasanya dia bakal merengek minta aku jelasin paling nggak judul bukunya. Kenapa nih anak?

Tiba-tiba Yoochan mengacak-acak rambutku sambil senyum, lalu beranjak menuju meja belajarku. Aku menggerutu sebal, lalu kembali berkutat dengan buku.

Sebenarnya aku udah lama nge-crush sama Yoochan. Tapi kayaknya dia gak pernah nyadar. Dan sepertinya gak punya rasa yang sama. Aku sebenarnya jutek ke dia karena aku gak mau persahabatan kita hancur gara-gara aku. Tapi ya.. namanya juga perasaan yang dipendam. Bakal minta dikeluarin juga kan lama-lama.

Aku merhatiin Yoochan yang daritadi sibuk melakukan sesuatu di meja belajarku. Kayaknya fokus banget sih. Jadi aku diemin aja gak ngajak ngomong.

"Y/N." Yoochan tiba-tiba balik badan. Aku sontak natap Yoochan, dan dia juga lagi natap aku.

"Mmm.. ntar kamu ke prom sama siapa?" tanya Yoochan.

Lho, tumben dia ngomong pake kamu- nih anak kok aneh banget sih hari ini??

"Ya sama lu lah. Mau sama siapa lagi coba hahahah." Aku ketawa, tapi Yoochan nggak. Ini anak kenapa deh? Aku kan takut jadinya?

"Bukan itu. Kamu pasangannya sama siapa?" tanya Yoochan lagi, dengan nada serius. Aku langsung bingung, soalnya aku gaada pasangan sih. Tapi sebenarnya aku pengen pasangan sama manusia gak jelas di depanku ini..

"Belum ada. Kenapa?"

Yoochan tiba-tiba masang senyum aneh di wajahnya. "Gak papa. Nanya aja. Aku pulang ya. Dah!" pamitnya sambil . Lha, baru juga datang udah mau pulang? Biasanya juga nginap??

"Oh- yaudah. Hati-hati!" sahutku sambil melambaikan tangan kepada Yoochan. Dia keluar dari kamarku lewat jendela lagi. Ckckck. Lama-lama jadi monyet tuh anak.

----

Malam prom.

Aku sudah selesai pakai dress dan make-up segala macam, tapi ngerasa ada yang kurang.

A.C.E ScenariosTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon