♢ - Rainin' with u. (1)

183 28 5
                                    

Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam perpustakaan, lalu melihat ke sekeliling. Syukurlah, masih ada kursi kosong. Wajar sih, sekarang masih jam 9 pagi.

Aku letakkan tas dan kopi panasku di atas meja, lalu berjalan ke rak-rak buku. Harusnya ujian tengah semester baru dimulai dua minggu lagi, tetapi semalam Pak Choi tiba-tiba memberi tahu kelasku akan ujian besok. Bagaimana aku tidak panik? Belum lagi dia tidak memberi tahu dengan jelas materi apa yang akan diujiankan, hanya karena ia ingin cepat-cepat selesai mengajar. Dosen gila.

Mataku berkutat pada rak buku bagian Akuntansi, mencari buku karya Donald E. Kieso, berharap masih ada buku yang tersisa.

"Ah, itu dia!" ujarku senang sambil menjulurkan tanganku untuk mengambil buku itu, tapi ada tangan lain yang meraihnya lebih dulu. Aku segera melihat ke sebelahku, dan terlihat wajah tidak asing.

Park Junhee. Cowok berkacamata yang merupakan teman sekelasku, juga si dingin yang tidak pernah peduli dengan sekitar.

"Err.. Park Junhee. Aku yang melihat buku itu lebih dulu." kataku. Ia menatapku, lalu mengalihkan pandangannya dan berjalan meninggalkanku. Aku melongo, tidak percaya dengan apa yang barusan kulihat. Apa dia baru saja mengabaikan perkataanku? Buru-buru aku mengejar cowok berkacamata itu.

"H-hei!" Aku menarik lengannya, membuatnya berbalik menghadapku. "Aku bilang aku yang melihat buku itu lebih dahulu! Kamu punya gangguan pendengaran atau gimana?" sahutku kesal.

Aku merasakan orang-orang di perpustakaan melirik ke arah kami berdua, membuatku malu dan menutup mulutku. Aku menatap Junhee lagi, tapi dia hanya diam.

"Aishh- tidak bisakah kamu setidaknya memberi respon?" ujarku. Junhee menunduk memandang buku yang ia pegang.

"Aku yang mengambilnya lebih dahulu. Jadi ini milikku." jawabnya datar sebelum membalikkan badan lagi dan pergi1. Aku mengepalkan tanganku, berusaha menahan marah. Wah, aku tidak menyangka Park Junhee itu semenyebalkan ini.

Lelah, aku kembali ke tempat dudukku dan mengeluarkan buku dan alat tulisku. Persetan dengan buku sialan itu, aku tidak membutuhkannya.

Aku pun mulai membaca buku catatanku, lalu mengerjakan soal-soal yang sudah ku cari dari internet. Sesekali ku seruput kopiku, lalu kembali belajar.

Sudah dua jam aku berkutat dengan buku, aku mulai penat. Kuletakkan pulpenku ke atas meja, lalu melakukan sedikit peregangan.

"Ah- capeknya." Tidak sengaja aku melihat ke kanan, aku menemukan Junhee duduk sebaris denganku. Hanya saja kami dipisahkan oleh tiga kursi kosong.

Tempat cowok itu duduk berada di samping jendela. Ia sedang membaca buku yang kami perebutkan tadi, terlihat fokus. Wah, orang pintar memang berbeda. Tapi, kenapa dia tidak pernah melepaskan kacamatanya? Mungkin ia akan terlihat berbeda kalau.. ah, apa yang kau pikirkan, Y/N?

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, membereskan barang-barangku lalu beranjak pergi.

----

"YEYYY AKU DAPAT NILAI 100!!" pekik Miso sambil meloncat-loncat selesai hasil ujian dibagikan. Huuh, aku iri.

"Y/N, nilaimu berapa?" tanya Ahyoung sembari memegang pundakku.

"82. Aaahh- aku kesal!" gerutuku.

Ahyoung menarik kertasku dari tanganku, lalu membacanya. "Wah, aneh sekali kau tidak dapat 100, Y/N. Kau tidak salah minum obat kan sebelum ujian?"

"Tidak.." jawabku. Aku mengambil kertasku lagi, mencoba membandingkan dengan kertas jawaban Miso untuk melihat apa yang salah dari jawabanku. Aishh, jurnal soal nomor tiga salah!

A.C.E ScenariosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang