Part 4 : 'Encounter'

399 109 19
                                    

Advaneere tiba di restoran lokasi penyerangan itu dalam tujuh menit mengendarai mobil. Ketika mereka menginjakkan kaki di tempat itu, keadaannya sudah sangat kacau. Lantai restoran dipenuhi alat-alat makan dan perabotan yang pecah berhamburan. Semua orang berteriak panik sembari berusaha mencari tempat persembunyian.

Hal yang membuat Sunggyu dan yang lain geram adalah, mereka melihat tubuh-tubuh beberapa manusia yang sudah tak bergerak berselempangan di lantai, kaku tak bernyawa dengan mata terbuka, seolah merekapun tak menyangka akan menghadapi kematian yang tiba-tiba.

Divisi Pioneere yang dipipmpin Joongki berhasil memancing belasan Sancexre itu ke halaman belakang restoran yang luas. Dongwoo langsung berlari kearah mereka, ia memberi anggukan ke Sunggyu, isyarat untuk mulai menjalankan strategi yang tadi mereka buat.

Ketiga Advaneere yang lain langsung membentuk posisi siaga. Mereka dapat melihat Dongwoo mengumpulkan anggota-anggota Pioneere yang terluka, termasuk Joongki. Dongwoo meminta mereka untuk berdiri didekatnya sebelum ia mulai memejamkan mata dan perlahan mengeluarkan gelombang lingkarang terang yang berwarna kehijauan.

Sunggyu menoleh kearah makhluk yang mencoba kembali kedalam restoran, ia langsung memberi intruksi ke Sungyeol untuk menyerang lebih dulu. Sungyeol segera mengeluarkan pedang katana dari stap dipunggungnya dan dengan cepat menyerbu. Sebelum orang lain sempat mengerjap, ia tiba-tiba sudah berada dibelakang salah satu Sancexre dan langsung menumpas lehernya.

Makhluk itu dengan cepat mengelak dan kembali melayang lalu mendarat ke sudut, membuat Sungyeol geram dan kembali menteleportasikan diri kesampingnya. Ia mengayunkan pedangnya, namun sebelum makhluk itu sempat bereaksi, ia kembali berpindah tempat, membuat Sancexre yang hendak kabur lagi itu terkecoh, tak sempat untuk sekedar menoleh. Dalam sekejap, kepalanya sudah menggelinding ke tanah dan tubuhnya jatuh.

Sungyeol tersenyum melihat monster yang telah mati itu. Membunuh Sancexre adalah salah satu misi favoritnya. Makhluk itu bergerak cepat dan dapat dengan mudah mengelak serangan, namun itu menjadi suatu tantangan tersendiri baginya.

Melihat salah satu dari mereka terbunuh, Sancexre yang lain berteriak marah dan memusatkan serangan mereka semua kearah Sungyeol.

"Sungyeol, diatas!" ia mendengar Sunggyu memperingatinya, dan dengan segera menoleh keatas. Secara refleks ia mengangkat katananya secara horizontal, membuatnya jadi tameng dadakan.

Ia mendecih saat kedua Sancexre yang barusan menyerangnya itu berhasil melukai lengannya. Belum sempat Sungyeol melihat selebar apa luka di lengan kanannya, dua makhluk tadi kembali kearahnya dengan kecepatan penuh. Mereka berteriak dengan suara mengerikan dan bahasa yang tak dapat dimengerti.

"Akh, sial!" umpat Sungyeol karena ia tak sempat konsentrasi untuk berpindah tepat namun makin banyak Sancexre yang melayang kearahnya.

Tiba-tiba disekelilingnya terbentuk kubah dari tanah yang melindunginya secara utuh. Didepannya, Howon berdiri sambil mengulurkan kedua tangannya agar tanah yang terangkat di udara itu tetap kokoh.

Howon menoleh kebelakang, "Kau tak apa?" ia terkekeh. "Kau jadi lamban hari ini." Setelah mengatakan itu, ia menjatuhkan kubah tanah di sekitar mereka dan mulai membuat dinding raksasa di area itu, menghentikan para Sancexre yang hendak kabur.

Sungyeol tak membuang kesempatan ini, ia langsung berteleportasi kesamping Sancexre terdekat dan tanpa ragu memenggalnya. Setelah itu ia menargetkan pedangnya ke Sancexre yang lain.

Sementara itu Howon menahan dinding raksasa tadi dengan satu tangan, dan satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk membuat pijakan tanah diudara bagi Sungyeol yang mengejar Sancexre yang melayang diatas.

ʙʟᴀᴅᴇᴠᴇʀsᴛʏWhere stories live. Discover now