12 || Dua belas

Mulai dari awal
                                    

Vanesa menggeleng. "Tidak perlu. Itu sudah lama. Aku hanya ingin Aska jujur pada publik tentang apa yang sesungguhnya terjadi," ungkap Vanesa.

***

"Sarah. Kau menonton siaran Vanesa?" tanya Milan yang menghubungi partnernya.

"Ya, tentu," jawab Sarah.

"Bagaimana menurutmu, apa dia berbohong?" tanya Milan.

"Ayolah Milan! Kau jangan bodoh. Sudah jelas dia berbohong," jawab Sarah yang terdengar yakin.

"Apa yang membuatmu percaya?" tanya Milan lagi.

Tedengar suara tawa di ponsel yang dipegang Milan.

"Dia tidak berani mengajukan kasusnya ke hukum. Itu karena dia berbohong! Ayolah, jika CCTV dari hotel yang dia maksud diselidiki, hasilnya hanya akan memperlihatkan seorang pelacur yang tengah menggoda suami orang!"

Milan diam. Ia menutup panggilannya. Ia ingin menelepon Fiara, tetapi wanita itu tak akan mengangkatnya. Ia ingin menelepon Mona, tetapi sahabatnya itu tak akan mau mendengarnya lagi. Ia ingin menelepon Nolan, tetapi adiknya sudah memblokir nomornya. Sekarang, Milan merasa sendiri dalam kekalutan. Percaya atau tidak pada wanita yang sedang berada di depan puluhan kamera itu?

***

Dukungan pada Vanesa begitu besar. Orang-orang kini kembali mencari Aska untuk dimintai keterangan. Namun, Aska sekarang sedang berada di luar negeri untuk agenda syutingnya. Sehingga dia tidak akan bisa ditemui dalam waktu dekat oleh media lokal.

Fiara sendiri memilih menuju makam putranya daripada mengurusi media yang haus akan informasi.

"Kau tahu. Aku menyesal. Ya, aku menyesal karena menyuruhmu pergi malam itu. Betapa bodohnya aku bisa menyuruh anak berusia delapan tahun untuk pergi dari rumah. Aku menggertak, tetapi kau menanggapinya dengan serius. Aku seharusnya berlari mengejarmu, bukannya menunggumu kembali," ungkap Fiara seraya mengelus nisan putranya.

"Bibi," panggil seseorang yang sama sekali tidak membuat Fiara menoleh.

"Jika saja, aku mengejarmu. Kau pasti tidak akan pergi secepat itu," ucap Fiara yang kini mulai menangis.

"Bibi. Ayo kita pulang. Bibi sudah di sini berjam-jam," ujar Clara pada bibinya itu.

Fiara menoleh pada keponakannya, ia mengangguk sembari menghapus air matanya. "Ayo kita pergi," jawabnya.

"Semua akan baik-baik saja," ujar Clara seraya tersenyum mencoba membuat bibinya.

Fiara berdiri dan mengangguk. "Ya, aku percaya."

***

Nolan dan Vanesa duduk bersama di sofa. Nolan memeluk Vanesa dan mereka terdiam sembari merenung bersama. Setelah pengakuan Vanesa semalam, rasanya mereka butuh waktu untuk kembali menghadap kamera. Waktu syuting pun mereka tunda, dan sekarang mereka memilih berdua untuk saling menguatkan.

"Apa aku harus menghajar bajingan itu?" tanya Nolan.

Vanesa menggeleng.

"Dia pantas untuk dihajar," ujar Nolan.

"Tidak ada gunanya," jawab Vanesa.

"Kenapa kau tidak mau membawa kasus ini ke hukum. Semua akan jelas. Masih banyak orang yang mengira dirimu berbohong, Sayang," ungkap Nolan.

"Aku capek, Nolan. Ini karma buatku, aku tidak ingin melanjutkannya lagi. Aku harus berhenti," terang Vanesa yang kemudian melepaskan pelukan pacarnya. Ia menghadap ke arah Nolan.

"Apa itu dosa yang pernah kau katakan?" tanya Nolan.

"Yap. Alkohol adalah dosaku. Aku seharusnya jangan minum. Aku seharusnya bisa mengatasi semua pikiran kacauku tanpa harus minum. Itu hanya wujud pelarian diri yang sia-sia. Sekarang aku sudah melihat hasilnya, karma yang datang lima tahun setelah dosa," terang Vanesa.

"Baiklah. Sekarang, kita hanya perlu menunggu bajingan itu bicara. Semua akan baik-baik saja," ujar Nolan yang kini membelai wajah pacarnya. "Kita akan berhenti setelah semua selesai."

Vanesa mengangguk dan memunculkan sedikit senyumnya. "Ya, semua akan baik-baik saja. Berhenti dari semua pekerjaan yang mengharuskan kita berpura-pura. Kita cari hidup yang lebih baik. Hidup di mana kita hanya menjadi diri sendiri," ungkap Vanesa.

"Kau benar," jawab Nolan yang langsung mencium bibir wanita cantik di depannya itu.

***

"A-aku, aku adalah wanita dalam video itu," ucap seseorang di depan kamera yang menyala.

***

Question's Time

1. Apa pendapat kalian tentang part ini?

2. Jika kalian ada di posisi Vanesa apa yang akan kalian lakukan?

3. Boleh tahu, dugaan kalian tentang ending cerita ini?

***

Andhyrama's Note

Aku baru mempublikasikan cerita beru bergenre fantasi!

Kalian bisa membacanya sekarang.

Judulnya

Golden Imperium: Sora Rain

***

Information

Making Dirty Scandal

a novel by Andhyrama

Don't forget to read Making Pretty Scandal by @aristav

We are on Instagram @makingscandal

www.andhyrama.com// IG: @andhyrama// Twitter: @andhyrama//FB: Andhyrama// Ask.fm: @andhyrama  

Making Dirty ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang