Shoot 2

1.7K 211 11
                                    


"Photography is a way of feeling, of touching, of loving. What you have caught on film is captured forever... It remembers little things, long after you have forgotten everything. Taking an image, freezing a moment, reveals how rich reality truly is."

.

.

If its good captured, prepare yourself to captivated on its captured.



.

.

Sebentar lagi semesta untuk waktu Daejeon akan menyambut jam tiga sore. Setelah tak bosan-bosannya berkeliling di kawasan Zoo Land di Daejeon O-World Park, Taehyung dan Jungkook terlihat sedang mengistirahatkan diri di salah satu jejeran bangku panjang di bawah teduh pohon beringin dekat dengan kandang raksasa untuk rusa.

Dua botol isotonic dingin yang terbuka menemani diantara spasi tempat mereka duduk bersisisan.

"Kita berjalan terlalu jauh sepertinya." Taehyung tertawa jenaka melirik Jungkook yang memijat betisnya.

Ada kerutan samar di hidung dan dahi Jungkook ketika menangkap nada mengolok Taehyung. Menegakkan diri dan bersandar di sandaran bangku, Jungkook mendenguskan nafas.

"Memang aku yang minta jalan-jalan, tapi aku tak menyangka area yang sampai saat ini kita jelajahi akan seluas ini."

"Kau meremehkan Daejeon O-Worls Park? Ini tempat wisata ilmu pengetahuan yang beken, tau. Tidak mungkin punya area yang sempit."

"Selain itu, yang aku herankan itu kau, Taehyung, kau seperti sama sekali tak bermasalah jalan-jalan sehari semalam suntuk mengitari kawasan ini. Punya tenaga badak atau memang seringan burung unta?"
Perumpamaan asal Jungkook membuat Taehyung tertawa lagi lebih keras.

"Hei, aku sudah bertahun-tahun bekerja disini, omong kosong kalau aku jalan-jalan begini saja capek. Mungkin kau yang manja, Jungkook?" Taehyung kembali mengoloknya.

"Aku hanya tak terbiasa, karena profesi kita beda, Taehyung. Aku biasanya tinggal duduk menunggu model, atau jalan-jalan mencari spot lalu berhenti, jalan sedikit lagi, lalu berhenti. Tidak sampai mengarungi kebun binatang dengan tiga cabang kawasan."

"Iya, iya fotografer."

"Iya, iya penjaga kandang."

"Yah sial, kurang keren kalau kau sebut aku begitu, Jungkook. Aku ini peneliti, pecinta ilmu pengetahuan dan alam, penjaga kandang? Apa pula itu."

Tawa kali ini terdengar dari Jungkook. Gigi rapi nya terlihat menarik di paras tampan Jungkook. Mengingatkan Taehyung tentang kelinci di kandang paling barat. Taehyung mengerjap cepat menangkap raut kekanakan itu, karena jarang sekali Jungkook tertawa hingga ekspresinya sesantai ini. Mungkin suasana antara mereka sudah melunak, dan itu bagus pikir Taehyung.

"Oke, sebentar lagi jam tiga sore, jadi bagaimana, Pak? Kita lanjut?" Taehyung selesai melirik jam yang melingkar ditangnnya, sengaja menekankan kata Pak untuk Jungkook.

Jungkook belum habis tertawa, sekarang dibuat terkekeh lagi karena panggilan Taehyung.

"Lanjut, bawa aku ketempat-tempat pertama kita. Ini, yang aku tandai di peta. Aku rasa aku akan mulai bekerja disana." Jungkook menyerahkan notes dan peta sakunya pada Taehyung, menunjukan beberapa bagian coretan agar Taehyung mengerti maksudnya.

"Aye, pak." Taehyung selesai menilik, lalu berdiri dan memasang posisi hormat sekilas. Dia ini umur dua puluhan tapi lebih banyak terlihat lucu daripada dewasa.

Captured [COMPLETE]Where stories live. Discover now