49

67K 4.3K 87
                                    

VOP Marc...

"Sial darah bodoh ini sama sekali tidak mau berhenti keluar!" makiku dalam hati sambil mengusap kasar sudut bibirku yang sobek akibat pukulan yang di berikan oleh Cander.

Aku melihat ke arah Vina, tubuh mungilnya bergetar dan kedua tangannya menutup mulutnya rapat-rapat, aku berusaha tersenyum tipis. Ada beberapa anak buah Cander yang menatap kearahku dengan tatapan tidak suka mereka, bahkan sekarang mereka semua berusaha ketat melindungi sang Luna.

Aku sama sekali tidak terkejut akan hal itu, wajar saja Cander sebentar lagi akan membunuhku dan hal yang paling hebat adalah ayahku berada di salah satu pohon, sedang asik mengawasi. Benar, pria gila kekuasaan itu sudah ada di atas pohon itu sebelum Cander dan para anak buahnya datang. Aku harus sedikit memancing amarah Cander agar dia menyerangku, dengan begitu perhatian ayahku akan terahlikan.

"Apa kau dengar apa yang aku katakan, Alpha yang terhormat. Aku menginginkan Luna-mu untuk menjadi istriku, bisakah kau lepaskan dia," seruku yang sudah berdiri dengan mantap dan kulihat dada pria di depanku naik turun seperti menahan amarah.

"Marc... apa kau bodoh! Apa yang barusan kau katakan!" seru Vina yang ingin berjalan ke depan tetapi sayang para anak buah Cander sama sekali tidak memperbolehkan sang Luna untuk melangkah lebih jauh.

"Tetap tenang Luna... Alpha sekarang sedang bertengkar dengan serigala di dalam dirinya," terdengar salah seorang pria yang memiliki tato sepasang sayap di leher belakangnya.

"Black... apa yang harus kita lakukan?" nada Vina terdengar sangat cemas.

"Maaf Luna kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu." kembali pria itu menjawab dan kulihat Vina kembali menatap ke arah Cander yang membelakanginya.

Namun, ada satu hal yang masih sangat aku cemaskan. Bukan soal Cander yang akan sebentar lagi mengubah tempat ini menjadi kacau balau, tetapi William. Aku cemas jika ayahku sudah merasa bosan melihat situasi ini, aku takut jika di saat-saat seperti ini William malah akan membunuh Vina dari belakang.

"Hei... Cander apa kau takut?" tanyaku yang masih berusaha memancing amarahnya.

Terdengar suara geraman yang sangat mengerikan dan berbeda dari yang sebelumnya, suara ini bahkan membuah tubuhku mati rasa seketika. Aku pernah mendengar satu hal jika Cander memiliki sebuah serigala yang sangat besar dari para Werewolf lainnya, tetapi aku tidak tau jika ternyata kekuatan serigala besar yang ada di dalam tubuh Cander mampu membuat lawannya merasakan ketakutan yang teramat sangat.

Mungkin sepertinya hari ini aku harus betul-betul bertarung mati-matian. Bunyi retakan tulang terdengar mengusik gendang telinga, perlahan-lahan sesosok serigala yang sangat besar berwarna hitam pekat sudah ada di depanku mengantikan Cander. Kedua mata memerah serigala Cander menatapku dengan tatapan kebenciannya.

Untuk kali ini aku harus mengakui jika mahkluk yang ada di depanku sangatlah mengerikan, aku melirik ke arah anak buah Cander yang seketika menundukkan kepala mereka dan mengunci masing-masing bibir mereka. Aku berusaha untuk terlihat santai walaupun sulit, aku sama sekali tidak ingin terlihat lemah. Aku melirik ke arah pohon tempat ayahku berada dan di sanalah pria itu tersenyum manis.

Untuk sekarang aku bisa bernafas legah karena satu orang yang sangat ingin mencelakai Vina terhibur, sepertinya ayahku puas melihat kejadian ini. Dan sekarang rasanya maut seolah-olah berada di depan mataku. Serigala hitam pekat bermata merah itu mengaung sangat kencang, hingga menimbulkan semua hewan penghuni hutan berlari.

Angin bertiup kencang, serangan super cepat dari serigala Cander sukses membuat tubuhku terbanting ke arah tiga pohon sekaligus, aku bisa merasakan salah satu tulang rusukku patah. Tetapi tidak dalam waktu beberapa detik tulangku kembali membaik seperti semula, kembali serigala besar itu menyerangku tetapi aku menangkisnya hingga membuat tubuhnya terhantam batu besar tepat di samping kirinya.

My Mate Is Little Wife (Selesai)Where stories live. Discover now