Let Me Take Care of You

Comenzar desde el principio
                                    

"Apakah itu bunga mawar dari taman belakang?" tanyanya. Naosu pun mengangguk samar. "Memangnya mengapa?" tanya Naosu balik.

Suzuka pun mengendikkan bahu seraya berkata, "kukira tanaman itu milik Aiko. Namun nyatanya, milik Tuan Muda di depanku ini," lengkap dengan seringai tipis di wajahnya.

Naosu pun balik menantang melalui tatapan. Kemudian, ia berkata, "kurasa kau lupa kalau bunga mawar ini adalah saudaranya Ringorosu."

"Kau pernah menceritakannya. Jadi, kurasa itu tidak perlu kau ulangi lagi."

"Terserah kau saja. Tapi satu hal yang harus kuulangi setiap kali kau datang ke sini. Silakan kau pergi jika urusanmu sudah selesai, Nona Tokugawa," ujar Naosu datar. Tak peduli dengan Suzuka yang akan menjawabnya, ia pun segera menggeser pintu, lalu menghilang di baliknya.

"Naosu, Nobunaga-sama bilang, kau harus segera menghadapnya begitu selesai membaca surat itu," ujar Suzuka sedikit keras. Ia pun bersedekap seraya menunggu balasan dari lelaki itu.

"Naosu?" panggilnya lagi ketika tidak mendapatkan balasan apapun. Dua kali mencoba, tapi hasilnya tetap sama. Membuat Suzuka merasakan sesuatu yang aneh. Mengabaikan teguran Naosu, ia pun segera masuk ke dalam ruangan itu.

Di dalam, Naosu tidak terlihat sama sekali. Membuat hal aneh yang Suzuka rasakan semakin menjadi. Hingga akhirnya, ia menemukan sebuah pintu yang terletak agak tersembunyi di sudut. Dengan hati-hati, ia pun membukanya.

Ternyata, pintu itu merupakan penutup dari sebuah lorong sempit yang gelap karena tidak adanya penerangan sama sekali. Sekali lagi, Suzuka semakin heran. Naosu seolah menjadi sangat misterius akibat memiliki ruangan seperti ini.

"Naosu? Apakah kau di sini?" ujarnya kecil. Tak ada sahutan di antara dirinya yang berjalan dengan perlahan seraya meraba-raba dinding. Hingga akhirnya, ia merasakan ada sebuah pintu di depannya. Walau ia mencoba menggeser bagian itu, nyatanya tidak terbuka sama sama sekali.

Dalam diam, Suzuka pun memutuskan untuk menempelkan telinganya. Mencoba mencuri dengar sesuatu di balik pintu itu. Setelah beberapa saat, terdengar suara batuk yang sedikit bersahutan. Membuat gadis itu melebarkan bola mata walau ia hanya mendengarnya samar.

Apakah Naosu sedang sakit? Lalu, bagaimana ia akan menjalankan tugasnya nanti?! Suzuka membatin. Entah mengapa dirinya mendadak cemas dan khawatir akan keadaan lelaki itu. Apakah sebaiknya aku memberitahu Nobunaga-sama? Tapi jika Naosu tahu, tentu ia akan memarahiku karena telah berani mengganggu pekerjaannya. Batinnya lagi.

Ia terkesiap ketika mendengar suara langkah kaki yang semakin besar. Membuatnya mengambil langkah lebar tanpa suara guna meninggalkan ruangan itu tanpa perlu diketahui oleh Naosu.

*****

Keesokannya, Naosu dan Kirio bersiap untuk pergi bertugas di perbatasan. Menurut laporan, daerah itu masih banyak ronin dan penjarah yang berkeliaran hingga mengganggu kenyamanan penduduk sekitar. Mereka berdua dan pasukannya diminta untuk membasmi gangguan itu hingga ke akar-akarnya.

"Suzuka?" panggil Kirio ketika melihat adiknya itu yang terdiam di depan mereka. Baru setelah panggilan ketiga, gadis itu mau mengarahkan wajahnya untuk menatap Kirio.

"A-ada apa, Kirio-san?"

"Justru aku yang seharusnya menanyakan itu padamu. Kau terlihat tengah memikirkan sesuatu," ucap Kirio. Mata safirnya menelisik wajah berhias zamrud yang tertekuk itu.

[Hiatus] Random [Author's Book]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora