Dancing in The Dark - Republish Chapter 4. History About Zen

9.4K 948 16
                                    

Elsa terburu buru kembali ke Istana Zen sebelum Tuan Jeff menyadari ada beberapa bahan yang hilang di dapur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Elsa terburu buru kembali ke Istana Zen sebelum Tuan Jeff menyadari ada beberapa bahan yang hilang di dapur. "Elsa?" Celetukkan seseorang mengagetkannya. Dengan perlahan, berpura-pura tidak ada yang ia sembunyikan, Elsa menoleh ke belakang.

Rupanya Martha, salah satu pelayan istana utama. Ia membawa nampan berisi makanan, sisa.

"Martha? Apa ini?" Elsa mengerutkan dahinya.

"Ini makanan untuk Pangeran Zen,"

Elsa nyaris tidak percaya dengan yang didengar. Makanan yang sudah "tidak layak" untuk disajikan, terbukti dengan daging ayam yang sudah terkoyak, sayur mayur yang sudah tercacah dan sebuah roti dengan bercak hijau dan putih alias jamur, hendak disajikan untuk Pangeran Zen. Ini benar benar di luar batas kewajaran.

"Apa..apa Pangeran Zen memakan ini?" Elsa ternganga.

Martha mengangguk ragu. "Sejak mulai bekerja di istana, aku bertugas untuk mengantar ini. Pangeran Zen mungkin memakannya sebab ketika aku mengambil nampannya kembali, semua sudah kosong,"

"Berikan padaku!" rebut Elsa. Ia tidak mungkin membiarkan Zen memakan makanan seperti ini!

"Ah tapi-"

"Aku pelayan Pangeran Zen sekarang. Putri Anne memindahkanku kesini," potong Elsa.

Mata Martha membulat. "Apa? Dipindah kesini? Dan kau mau? Kau tahu kan-"

"Iya aku tahu. Tapi apa boleh buat. Berikan saja padaku. Biar kuberikan pada Pangeran," seloroh Elsa.

Martha menggeleng heran dengan keputusan Elsa setuju dipindahkan ke istana gelap milik Zen. "Berjuanglah!" Pesan Marta membuat Elsa tertawa.

"Aku tidak sedang berperang, Martha. Tapi, terima kasih!" Balasnya.

Martha pun pergi kembali ke istananya. Kini, tinggallah Elsa berdiri sendirian dengan nampan berisi makanan sisa. Ia tidak langsung memberikannya pada Zen, namun ia menuju dapur dan membuat makanan itu lebih layak dimakan. Elsa menyingkirkan perabotan dapur yang menutupi meja. Ia mencuci garpu dan pisau yang telah berdebu dengan bersih, lalu menggunakannya untuk memotong motong bagian daging ayam yang terkoyak agar lebih rapi dan layak saji. Kemudian ia menyingkirkan sayuran yang tercacah. Untuk roti, dengan terpaksa ia tidak memberikan itu pada Zen. Ia tidak ingin Zen keracunan. Selanjutnya ia mencuci sebuah gelas dan mengisinya dengan air.

Elsa mengetuk pintu kamar Zen perlahan. Kali ini cukup sekali ketukan Zen membuka pintu.

"Kau lama sekali! Tidakkah kau tahu aku lapar?!" Marahnya.

"Maaf, Pange-"

"Zen! Berapa kali ku harus katakan panggil aku Zen! Apa kau tidak lihat keadaanku disini? Tidak ada pangeran yang hidup ditempat seperti ini, mengerti?!" Omel Zen. Ia tidak suka mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan pangeran, karena baginya, ia bukan pangeran.

SWEET LOVE STORY : DANCING IN THE DARK Where stories live. Discover now