ㅡ 3. do you like her?

1.2K 212 9
                                    

Herin tertegun saat mendengar pertanyaan yang Lucy lontarkan.

Apa yang harus dirinya jawab?

Herin sangat payah dalam hal yang namanya percintaan.

Suka itu seperti apa dirinya pun tak tahu.

Herin ingin menjawab tapi ragu.

"Hm.. Apa ya?"

"Gitu aja lo gak tau."

"Hhh gini loh, Rin. Suka itu kalo lo merasa deg-degan, senyum terus kalo udah sama dia." jelas Ning Ning.

Herin terdiam.

Terkadang bersama Mark, jantung Herin sedikit berdebar. Dirinya juga akan tersenyum setiap bersama pemuda itu.

"Gitu ya?"

"Iya heriiinnnn!" kata lucy gemes.

"Ng.. Gatau deh, hehe."

Cengiran Herin membuat Lucy dan Ning Ning menghela napas panjang.


"Lo suka Herin?"

Mark yang sedang menyantap Mie Ayamnya langsung menghentikan aktifitasnya.

Pemuda itu menoleh pada temennya yang tadi bertanya, Ezra Jihoon.

"Kenapa emang?" tanya Mark heran. teman-temannya tidak pernah membahas tentang Herin sebelumnya.

Pernah, sih. Tapi itu sudah lama.

"Cuma nanya." jawab Jihoon sembari menyeruput es jeruk miliknya.

"Keliatan dari mata lo, Mark."  timpal Mahendra Woojin.

"Lo juga tiap hari pulang bareng dia. bahkan lo rela bolos pelajaran matematika demi nganterin dia yang tiba-tiba sakit." tambah Alvero Lucas.

Mark terdiam.

Mark suka pada Herin?

Jawabannya adalah iya.

Tapi, apakah Herin pernah memandangnya sebagai laki-laki? Bukan sebagai seorang kakak?

"Ngaku aja udah, gabakal gua bocorin ini." kata Woojin sambil meminum teh poci milo miliknya.

"Gimana ya," Mark menghela napasnya sembari meletakan garpu yang dari tadi dirinya genggam.

"Kenapa? Takut dia engga suka sama lo?"

Tanpa Mark jawab, ketiga pemuda ini tahu jelas jawabannya.

Mereka jelas tahu, Mark dan Herin sudah berteman lebih dari 6 tahun.

"Confess aja udah."

Mark menggeleng, menolak saran Lucas.

"Gini aja, gue udah nyaman kaya gini." Mark tersenyum di akhir kalimat.

11:11 ㅡmark herin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang