11

150 16 4
                                    

CHEN P.O.V

Hari demi hari, prilaku Dini jadi... Aneh. Dan ini berlangsung sejak pulang dari Jepang. Ntah apa yang terjadi selama waktu yang gua kasih dia libur. Apapun itu, yang pasti bukan hal yang baik.

"Kok filenya gak ada ya...?"

Gua mengangkat telefon buat manggil si Dini dan minta dia bawain file yang gua perlu. Gak lama abis itu, dia masuk ke ruangan gua.

"Ini, Pak," dia menaruh berkasnya di meja gua. Tanpa ngomong apa-apa lagi, dia langsung beranjak keluar.

Sebelum dia bisa melakukan itu, gua menahannya di depan pintu. Dini keliatannya kesel banget gua lakuin itu. PMS mungkin?

"Kamu kenapa sih, Din? Dari kemaren kamu jutek banget kelakuannya. Jangan sampe kelakuan kamu ini bikin klien saya pergi."

Gua berharap omongan gua bisa bikin dia at least tersenyum. Tapi itu malah membuatnya tambah gak suka.

"Maaf ya, Pak, kalau mood saya bisa bikin Bapak kehilangan klien. Saya terima kok kalau Bapak mau pecat saya."

Nih anak gila kali ya?? Mana ada orang yang rela dipecat!

"Saya tidak akan memecat kamu. Saya cuma mencemaskan mu."

"Makasih atas perhatiannya," kata dia datar.

Gua menghela nafas dan menghindar dari hadapannya. Gua emang gak pernah jago berurusan sama orang yang lagi sedih, baper, atau semacemnya.

Dini langsung berjalan keluar dari ruangan gua. Abis dia nutup pintu, gua memutuskan buat nelfon Lia. Siapa tau dia tau Dini kenapa.

Dan mudah-mudahan dia bisa  menaikkan moodnya.

°°°

DINI P.O.V

"Kok lu dari tadi pas kerja murung mulu sih, Din?" tanya Mirrah yang sekarang lagi duduk di sebelah gua.

"Emang iya? Biasa aja perasaan."

"Ayolah Din. Gua udah berbulan-bulan kenal sama lu. Lu beda aja sekarang."

"Lagi PMS gua."

"Ih seriusan lahh."

"Seriuss. Gua beneran lagi dapet ini."

Mirrah sweat drop. Bikin gua ketawa. Haahh... ini pertama kalinya gua ketawa sejak hari itu.

"Tapi beneran nih. Lu kok lebih diem sih? Gak kayak biasanya."

"Emang bisanya gua gimana?"

"No ganti ganti topik ye."

Gua menghela nafas. Gua belom ngasih tau masalah ini ke siapa-siapa. Gua gak mau membebani orang dengan masalah gua.

Tapi, kalo dipendem lama-lama, ntar stress sendiri guanya.

"Gua sama Mark putus."

Tentunya Mirrah kaget. Gak terlalu, dia emang gak terlalu kenal Mark. Tapi dia gak sekaget sama orang yang mendatengi kita.

"APA?!"

Kita berdua menengok ke arah suara. Perempuan yang barusan dateng langsung menempati tempat duduk ditengah-tengah kita.

"Lia? Kok lu disini?" -Dini

"Gapapa donk. Pengen ktemu kedua temen gua aja."

"Kalian berdua kenal satu sama lain?" -Dini

"Iyaa. Cowok-cowok kita kan temen se-geng." -Mirrah

Gua cuma ber-oh-ria. Sampe gua inget sesuatu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mr. Innocent (ft. Chen)Where stories live. Discover now