1

75 5 18
                                    

Hai! Perkenalkan, namaku Rain Florencia. Aku biasa dipanggil dengan nama Rain. Umurku 18tahun untuk tahun ini. Aku masih sekolah di Summer At EF School. Aku sekarang duduk di kelas XII Sains.
Sekarang kalian bisa membaca ceritaku ini...
Selamat membaca! Semoga kalian tertarik dengan ceritaku ini.

------------------------------------------------------

* Summer At EF School *

Rain Florencia PoV

Waktu menunjukkan pukul 7 pagi. And now..., I'm arrive at my school. Hari ini dan seperti biasa, aku selalu diantar oleh supir kesayanganku, pak Deni.

Yappss..., dia sudah menemani hari-hariku sejak umurku 12tahun. Mobilku pun berhenti di depan gerbang sekolahku ini.

"Nona, sudah sampai" ucap pak Deni.
"Ohh iya, pak. Terimakasih sudah mengantarkan aku" ucapku.
"Sama-sama nona. Ini sudah menjadi tugas saya  untuk mengantar nona. Apakah nona nanti mau saya jemput?" tanya pak Deni.
"Tentu pak. Lagian kalau misalkan bapak gak jemput saya, saya pulang nanti gimana? Hehe" ucapku.
"Oh, baiklah. Saya kira nona nanti akan pulang dengan tuan Ray" ucap pak Deni.
"Ohh... Ray. Hmm.., entalah. Aku rasa nanti bapak saja yang menjemputku. Kalau begitu, aku masuk ke kelas yaa pak. Bye...!" balas ku lalu segera keluar dari mobil.
"Iya nona, selamat belajar" ucap pak Deni.

Aku pun berjalan menyusuri koridor sekolah. Yaa,, sudah banyak murid-murid yang lain. Kaki ku, ku langkahkan menuju kelas ku. Kelas XII Sains. Kelas yang dimana selalu jadi bahan omongan guru-guru.
Kelasku ini dipenuhi dengan anak-anak dengan kemampuan berbicaranya seperti burung. Selalu saja, setiap hari selalu berisik. Kalau kata orang, anak-anak Sains itu pendiam. It's no!!
Itu tidak berlaku untuk kelas ku.

And now... aku sudah berdiri di depan kelas ku. Saat aku hendak masuk, seketika teman ku menghadang ku.

"What the hell ? Minggir...!" ucap ku dengan nada kesal.
"Santai Rain. Gw cuman mau nanya, lu udah ngerjain pr matematika?" tanya Karrel.
"Udahlah... mana pernah gw gak ngerjain pr. Kenapa emangnya?" ucap ku.
"Good...!! Gini nih baru namanya teman seperjuangan. Nyontek jawaban pr lu dong. Boleh yaa..!" ucap Karrel dengan memasang pupy eyes nya.
"Iya boleh. Tapi minggir lah. Gw mau duduk" ucap ku sambil menepiskan badannya agar aku bisa berjalan menuju kursi ku.

Karrel pun mengikutiku. Aku pun segera duduk dan disamping ku sudah ada Camila. Yappss,, dia sahabatku sejak kami baru sekolah disini.

"Good morning, Rain" sapa Mila.
"Good morning too. Eh, udah ngerjain matematika ?" tanya ku.
"Udah. Kenapa emangnya?" ucap Mila dan balik bertanya.
"Karrel, minjem punya Mila aja. Dia kan lebih pintar dari gw" ucap ku kepada Karrel.
"Dua-dua nya gw pinjem. Mana cepetan, ntar keburu bel" ucapnya.
"Iyaa..." ucap ku berbarengan dengan Mila.
 

Aku pun mengambil buku yang berada di dalam tas dan kemudian menyerahkan kepada teman ku ini. Ohh, iya.
Karrel ini laki-laki yaa. Dia salah satu most wanted di sekolah ku. Aku akui, dia memiliki wajah yang tampan tapi sayangnya dia memiliki otak yang mungkin sedikit geser. Setiap hari bertindak seperti orang gila. Selalu saja bersikap konyol.

"Nihh... jangan sampe hilang buku gw. Ini buku baru gw yang ke TIGA kalinya setelah dua buku gw yang kemarin-kemarin lu hilangin" ucap ku dengan menampilkan senyum sinis.
"Hehehe... iya-iya gak akan gw hilangin lagi nih buku lu. Mana Mila buku lu ?" ucap Karrel dan bertanya ke Mila.
"Nihh... nulisnya jangan lama-lama" ucap Mila.
"Oke... yaudeh gw ke meja gw yaa" ucap Karrel lalu dia berjalan menuju kursinya.
"Iya..." ucap Mila.
"Heran gw, sampai kapan yaa gw hidup dengan orang-orang kaya Karrel. Untung ini tahun terakhir..." ucap ku penuh frustasi di pagi hari.
"Entalah Rain. Apalagi gw, yang setiap hari selalu jadi bahan candaan plus bully an si Karrel" ucap Mila yang juga ikutan frustasi.

LoVe YoU In SiLeNtWhere stories live. Discover now