21 - Sweet Happenings

2.8K 389 22
                                    

«Berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia»

–Andrea Hirata–

🍓🍓🍓

Tiga hari setelah hari pemakaman Kio, Han Dairin kembali menjalani aktifitas seperti sebelumnya, hanya saja tidak ada Kio yang selalu menemani harinya.

Dairin masih sering tergiang bagaimana Kio merayunya untuk tidak memberikan obat besar itu, atau hanya sekedar mengaduh sakit.

Dairin masih sangat ingat itu, bohong bila Dairin tidak bersedih dengan kepergian Kio. Malam itu, saat ia ingin beranjak tidur, air matanya akhirnya turun bersama dengan rintik hujan menjadi alunannya.

Kio memang bukan siapa-siapa awalnya, saat Kio datang menemuinya bersama Ibunya, memasuki ruangan Dairin, Kio mengatakan Dairin sangat cantik, Kio ingin sepertinya, Kio ingin menjadi dokter.

Tersenyum adalah hal langka untuk Dairin pamerkan kepada orang-orang, dan hari itu ia tersenyum dengan lebarnya. Dan hari-hari lainnya saat bersama Kio, Dairin akan terus tersenyum. ia akan membuat Kio merasa nyaman bersamanya.

Dan akhirnya, ketakutannya selama ini datang menghampiri dengan tiba-tiba, tak ada tanda-tanda yang membuat Dairin bisa tidak terkejut.

Meskipun Dairin tahu, cepat atau lambat Kio akan pergi meninggalkannya.

“Sudah selesai, Airin? Kita akan berangkat.”

Dairin mengangguk, ia dan Baekhyun akan berlibur ke Inggris selama lima hari. Dan itu adalah paksaan sekutu Kakek tua. Sudah tua masih suka membuat Dairin tersiksa. Memerintah ini-itu dan ya— Dairin selalu menyetujui itu.

“Tidak ada waktu lagi.” Baekhyun meyeret dua koper besar berisi baju ia dan Dairin, Baekhyun terus saja mengomel. Tidak tahu apa telinga Dairin sakit mendengarnya.

Ingin berlibur lima hari saja Baekhyun se-antusias ini, Dairin yang tidak pernah ke Inggris biasa saja. tidak seperti Baekhyun yang sudah berulang kali tetap saja sibuk.

Takut ketinggalan pesawat, yang benar saja. keberangkatan jam 10.00 pagi. Dan Baekhyun menyuruh Dairin bangun jam 05.00 pagi. Dairin baru saja tidur 3 jam karena harus mengerjakan daftar yang akan ia lakukan saat di Inggris nanti. Itu sangat menyebalkan untuk Dairin. Rasanya ingin memakan Baekhyun saja.

“Baekhyun sebentar aku akan mencari sepatu coklatku.”

“Cepatlah Dairin, kau ini sungguh lambat. Harusnya sudah menyiapkan dari malam. Ini hasil karena tidak mendengarkan perkataan suami.”

Baiklah Dairin mengalah, dia memang salah dan Baekhyun selalu benar. Dia tidak semangat untuk pergi sekarang. Baekhyun terus saja mengomelinya.

Kakinya ia hentak-hentakkan masuk kembali ke dalam rumah, meninggalkan Baekhyun di dalam mobil yang masih terus berlanjut mengomelinya. Lihat saja Dairin akan membalas.

Dairin sangat ingat jika sepatu coklatnya ia letakkan di lemari sepatu, tapi tidak terlihat dimana pun sekarang. Celaka itu sepatu kesayangannya. Itu hadiah terakhir yang Ibunya berikan padanya.

“Kau mencari ini?” Dairin menatap sepatu yang sedang Baekhyun pegang dengan wajah polos.

“Aku menemukannya di belakang taman belakang, jadi aku letakkan di bagasi mobilku.”

Dairin menghela napas lega, sepatunya tidak hilang. Ia berjalan mendekati Baekhyun. merampas sepatunya di balas dengan kekehan Baekhyun. lalu mereka kembali memasuki mobilnya. Akan berangkat menuju bandara.

Tennessee🍓 [Byun Baekhyun Story]Where stories live. Discover now