“Beraninya kau, pergi atau kau akan menyesal kerana pernah dilahirkan kedunia ini?” kini Alxia duduk di depan laki-laki itu.
Terlihat jelas ada kemarahan yang sangat besar dari sudut mata indahnya itu.

Laki-laki tersebut mau tidak mau meninggalkan Alxia kembali diatap. Dia juga tidak ingin amarah Alxia semakin besar. Karena setauny, jika Alxia marah tidak ada yang bisa mengendalikannya.

Dia adalah Loenard teman sekelas dan juga ketua kelas di kelasnya Alxia, dia mengenal Alxia baru beberapa bulan. Karena Leonard salah satu anak yang berprestasi dan juga anak yang selalu peduli kepada teman-temannya. Hal itu membuat Leonard merasa bersimpati pada Alxia.

Leonard juga anak dari Kepala Sekolah Alxia yang sekarang. Walaupun dia anak Kepala Sekolah, tetapi itu tidak membuatnya sombong dan tetap menjadi teman yang baik bagi teman-temannya.

Sepeninggalan Leonard, Alxia melanjutkan tidurnya. Saat dia ingin memejamkan matanya, dia ingat akan hutang penjelasan Lian karena Lian seenaknya saja memberikannya seorang penjaga.

“Aku harus bertemu Lian sekarang. Haaa... Tapi jika sekarang aku menemui Lian, dia pasti akan menyuruhku masuk ke kelas lagi. Mendingan aku tunggu hingga jam istirahat saja, jadi aku bisa melanjutkan tidurku” gumam Alxia pada dirinya sendiri, lalu melanjutkan lagi tidurnya.

Di tempat Lian

“Haaaaa, baiklah jika itu yang kau ingin kan Lian?” jawab Geryon masih dengan senyum manisnya.

“Jangan katakan jika aku lupa kau siapa Geryon, sekalipun dulu kau sempat membodohiku tapi aku juga tahu kau siapa” lanjut Lian dengan wajah kesalnya karena merasa diremehkan ingatanya oleh Geryon.

“Hahaha,,, kau masih sama seperti dulu Li, masih saja kekanak-kanakan” kini Geryon terlihat lepas mengejek Lian.

“Hah? Bukannya kau yang kekanak-kanakan? Selalu saja mau mengikutiku kemanapun aku pergi” balas lian dengan nada kesalnya

“Aku mengikutimu? Hmmm mungkin saja, tapi aku punya tujuan lain selain itu. Jadi kau jangan salah paham” masih dengan santainya membalas perkataan Lian yang terdengar sangat menjengkelkan baginya

“Haaaa... sudahlah, aku tidak akan menang jika berdebat denganmu, bahkan aku sudah berulang kali memulainya” kini Lian terlihat putus asa menghadapi laki-laki yang dihadapannya dari tadi.

Geryon hanya tersenyum melihat Lian mulai putus asa jika berdebat dengannya

“Gyon,,,untuk apa kau mengikuti Alxia, kau tau jika dia tidak ingin ada yang mengikutinya. Jika kau terus memaksa aku yakin Al akan menghajarmu. Kau tahu setiap perkataannya tidak pernah main-main bukan?” kini Lian mulai serius bicara pada Geryon tentang Alxia

“Aku merasa jika Nona kecil kita itu sedang ada yang mengawasi, aku hanya takut jika dia akan lepas dari pengawasan kita saja” jawab Geryon yang juga mulai terlihat serius.

“Bukannya itu sudah lama? Sejak Al terbangun pun, seperti ada yang mengawasinya dari tempat yang sangat jauh” Lian mencoba untuk tetap yakin jika Nona kecilnya itu akan baik-baik saja.

“Ini berbeda dengan sebelumnya, aku merasa ini akan sedikit berbahaya. Jika benar firasatku dunia bawah sudah mulai bergerak, jangan sampai mereka menemukan Alxia. Jika itu terjadi aku rasa akan ada banyak nyawa lagi yang terenggut, kau tahu bukan siapa sebenarnya Nona kecilmu itu. Jangan berpikir jika kau merawat dia selama ini kau lupa dengan itu.” Jelas Geryon panjang, membuat Lian terdiam sejenak.

“Aku tahu, tapi tidak bisakah jika Alxia tetap menjadi seperti sekarang? Aku tidak akan siap untuk semua itu, ini masih terlalu cepat Gyon” kini wajah Lian terlihat sendu.

Alxia: The Wife of DevilWhere stories live. Discover now