Chapter 4

3.5K 169 0
                                    

Geryon hanya bisa terdiam dan bergedik ngeri mendengarkan kata-kata Alxia. Alxia pun berlalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Lian dan Geryon diruangan itu.

“Kalau aku manusia biasa mungkin akan berlari sejauh mungkin dan tidak ingin melihat lagi wajahnya” Geryon mencoba senetral mungkin mengutarakan pendapatnya di depan Lian.

“Ajaib bukan? Cuma dengan kata-katanya saja dia bisa membuat kita tunduk padanya, tidak salah lagi, Alxia memang anak Lord Aizil” tambah Lian dengan santainya tidak lupa pula senyum terpaut dari bibir merahnya itu.

“Anda benar Tuan, Nona Muda kita sangat mengerikan” tambah Geryon selanjutnya,

“Geryon, jangan memanggilku Tuan disaat hanya ada kita berdua, aku belum lupa siapa kau sebenarnya” kata-kata Lian berhasil membuat Geryon terkekeh geli mendengarnya.

***
Alxia yang sudah sampai ke kelasnya langsung masuk dan terdapat sang guru yang belum pernah dilihat sebelumnya.
“Dari mana kamu?” kata sang guru baru itu dengan nada juteknya.

Alxia tanpa memperdulikan sang guru yang bertanya di depannya langsung duduk dan melakukan ritualnya setiap masuk ke kelas, yaitu tidur.

Guru yang merasa diabaikan oleh Alxia murka, sang guru itu berjalan menuju tempat Alxia duduk.
“Bugh” sang guru memukul kepala Alxia dengan buku, membuat Alxia terkejut karenanya.
“Kau, keluar dari kelasku sekarang juga” bentak guru itu depan Alxia, Alxia tanpa ragu melewati guru tersebut dan keluar dari kelasnya.

“Kau saya skors selama 1 bulan dari kelas saya” bentak sang guru tersebut sebelum Alxia benar-benar menghilang dari balik pintu keluar.

Setelah Alxia keluar sanv guru itu melanjutkan kembali pelajarannya, dan jam pelajaran pun berganti. Alxia masih belum terlihat akan masuk ke kelasnya kembali.

Di atap sekolah yang luas Alxia masih tertidur dengan pulasnya dan tiba-tiba datang seorang yang tidak dia kenal sebelumnya menghampiri Alxia. Walaupun Alxia tertidur dengan pulasnya bukan berarti dia tidak mengetahui jika ada yang datang menghampirinya.

“Hai kau, ini masih jam pelajaran kenapa kau malah tidur disini?” suara lembut dan menusuk dari orang yang berdiri disamping Alxia itu. Masih belum ada respon apapun dari Alxia, dia masih menikmati tidurnya.

“Kau, apa kau tidak mendengarku, kau bukannya sudah kelas sembilan? kenapa kau hanya bermalas-malasan disini? Seharusnya kau untuk masuk ke kelasmu dan belajar dengan rajin. Apa kau tidak ingin lulus?” omel laki-laki itu selanjutnya, masih tidak ada respon dari Alxia.

“Hai kau bangunlah” bentak laki-laki itu.
karena sudah tidak bisa bersabar lagi dengan Alxia yang sedari tadi tidak mendapat respon sama sekali darinya.

Alxia yang sedari tadi berdiam diri akhirnya membuka matanya perlahan, dilihatnya di hadapannya terdapat seorang yang dia kenal tapi dia lupa melihatnya dimana, dengan tidak pedulinya Alxia kembali memejamkan matanya. Dia ingin kembali ke dunia mimpinya yang dari tadi di usik oleh seorang yang tidak dia kenal.

“Haiiii, jangan pura-pura tidur, cepat bangun” sambil mendang ringan kaki Alxia

“Bisakah kau tidak mengganggu tidurku? Jika kau ingin masuk ke kelas pergilah sendiri, jangan pernah mangaturku” terdengar suara yang Alxia sangat dingin.

Walaupun matanya masih terpejam tapi terlihat jelas jika Alxia tidak ingin tidurnya di usik oleh siapa pun.

“Jelas aku berhak mengaturmu, aku teman sekelas sekaligus ketua kelasmu, sekarang bangunlah” laki-laki itu mencoba menarik tangan Alxia, dengan cepat Alxia menghentakkan tangan laki-laki itu

Alxia: The Wife of DevilWhere stories live. Discover now