Chapter 17

1.7K 60 0
                                    

Tangan kanan Farwell menopang tubuhnya sendiri. Tangan kirinya ia gunakan untuk mengetik.

Sebentar lagi permainan akan dimulai

...

Kuliah hari ini tidak terlalu padat seperti hari biasanya. Hanya beberapa orang yang datang dikelasku. Bahkan gurunya pun cuman datang, memberi tugas lalu pergi.

"Tha" panggilku.

"Hah?" Tanya Katra. Katra yang tadi asyik menghitung matematika diskrit terhenti sebentar.

"Jajan yuk" ajakku.

"Ehm, sebenarnya gue lagi males ke kantin sekaligus gue mager alias males gerak" tolak Katra dengan halus.

"Yaudah, by the way gue ke gedung olahraga dulu yah" ucapku. Katra mengangguk. Aku keluar dari kelasku yang sudah mirip kapal pecah. Aku menuju gedung olahraga, tempat aku untuk merenung.

"Atha kan?" Tanya seseorang. Aku berbalik. Seorang wanita tua dengan baju seragam seorang pramugari, dan.... Celana panjang berwarna putih.

"Tante Retha?" Aku seolah tak percaya pada dunia dan semesta ini. Tante Retha duduk disebelahku.

Hening sejenak

"Hai...." sapa Tante Retha memecahkan keheningan.

"Ha....i ju....ga Tante" sapaku gugup.

"Kamu sehat?" Tanya Tante Retha. Aku meyakinkan bahwa itu hanya pertanyaan basa-basi.

"Sehat kok tan" jawabku.

"Syukurlah" ucap Tante Retha.

"Kenapa Tante Retha ada disini?" Tanyaku.

"Tante Reth mau lihat Katra" jawab Tante Retha.

"Tumben Tan" ucapku. Tante Retha tertawa getir.

"Iya, oh iya Katra mana?" Tanya Tante Retha.

"Katranya lagi di kelas, mau saya panggil Tan?" Tanyaku.

"Jangan!" jawab Tante Retha.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Enggg.... Soalnya saya enggak mau menggangu Katra yang sedang sibuk" jawab Tante Retha yang aku yakini itu hanya alasan.

"Ok Tan" ucapku.

"Oh iya Atha nanti kamu bilang sama Katra kalau Tante nungguin dia, tapi kamu bilangnya jangan 'Tante Retha' tapi bilangnya 'Tante Reth'" pesan Tante Retha. Aku tersenyum tipis.

"Ok deh Tan" aku mengancungkan jempolku. Aku pergi meninggalkan Tante sendiri di kursi gedung olahraga.

...

"Kat" panggilku.

"Apa?" Tanya Katra sambil mendongakan kepalanya.

"Tadi ada yang nyariin" jawabku.

"Siapa?" Tanya Katra.

"Tante Reth" jawabku.

"Tante Reth? Siapa Tante Reth?" Katra mengernyitkan dahinya, tanda ia sedang kebingungan.

"Ada, kamu kenal kok" ucapku. Aku duduk di mejaku, sedangkan Katra berdiri.

"Yaudah, aku mau nemuin yang namanya Tante Reth" ucap Katra. Aku mengganguk. Katra pergi menuju pintu kelas.

...

Katra celingak-celinguk mencari sosok yang bernama 'Tante Reth'. Ia sudah kebingungan karena tidak mengetahui yang namanya 'Tante Reth'

"Kat" panggil seseorang. Katra menoleh, tampak seorang wanita cantik berpakaian oramugari dengan celana putih tersenyum padanya. Katra tercekat melihatnya.

"Untuk apa Anda kemari?" Tanya Katra dingin..

"Aku ingin kita seperti dulu Kat" jawabnya.

"Stoppp! Jangan pernah memanggil aku Kat! Aku benci nama itu!" Marah Katra.

"Kenapa Kat?" Tanyanya.

"Sudah kubilang aku tidak suka nama itu! Cepat keluar dan pergi dari sini!" perintah Kat. Wanita itu hanya diam.

"Kat" lirih wanita itu, "kau berubah Kat"

"Kaulah penyebabnya!" teriak Katra.

"Kenapa Kat?" Tanya wanita itu.

"Aku benci kamu" teriak Katra.

"Kat" lirih wanita itu.

"GUE BILANG JANGAN PERNAH MANGGIL GUE PAKE KATA KATT!" teriak Katra. Kayra melupakan image miliknya agar tidak terkuak lebar dihadapan wanita ini.

"Kamu kenapa Kat?" Tanya wanita itu. Wanita itu berusaha mengenggam tangan Katra, namun Kayra menepis tangan itu.

"ENGGAK USAH SOK PEDULI! ELO ITU CUMAN BAGIAN SAMPAH DALAM HIDUP GUE" Katra menekan kan pada kata SAMPAH.

"Kat" lirih wanita itu.

"Jangan ganggu gue lagi" ucap Katra. Katra pergi meninggalkan wanita itu dengan perasaan hancur.


Terimakasih yang udah mau baca, minta vote dan komentar nya dong.

Salam penulis
Elsaday Rombetasik













 AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang