17.New pain

430 44 2
                                    

*Ada sesuatu yang kurasakan saat aku melihatmu bersama dia. Berdebar. Tapi sakit.*




























"Chanyeol"

Chanyeol tidak membalikkan tubuhnya samasekali, ia malah berjalan semakin jauh.

Yoona berusaha mengejar pria itu.

"Chanyeol! Kenapa? Kenapa kau jadi seperti ini? Apa salahku?"

Chanyeol menatap yoona dingin.

"Aku tidak pernah mencintaimu. Aku mencintai yejin. Sampai kapanpun perasaanku akan begitu"

Yoona membatu.

"Tapi kenapa kau mengatakan ini disaat aku sudah mencintaimu"

"Aku hanya ingin bermain dengan perasaanmu, dan saat ini aku sudah bosan. Aku akan pergi darimu"
























Yoona terperanjat dari tidurnya dengan nafas yang memburu. matanya membelalak sempurna dan keringat dinginpun membanjiri seluruh wajahnya. Ia berulangkali mengusap wajahnya. Mengatur nafas secara perlahan. Ia melihat jam yang ada disamping nakasnya. Jam baru menunjukkan pukul 04.49. Ia kembali membaringkan tubuh nya. Mencoba mengingat kembali mimpi buruk yang baru saja ia alami.

Itu hanya mimpi.

Yoona mencoba untuk memejamkan kembali matanya. Tapi tidak berhasil, karena ia masih saja terbayang dengan mimpi buruknya. Dirinya menarik selimut tebal untuk menutupi seluruh badannya. Entah kenapa, rasa takut mulai melingkupi perasaannya. Bagaimana jika mimpi itu menjadi nyata?

Yoona memutuskan untuk terjaga hingga waktu menunjukkan pukul 08.30. Sebenarnya rasa kantuk mulai menyerang dirinya, tapi ia takut jika mimpi itu, terulang lagi.

Yoona mengernyitkan dahi saat melihat ponselnya. Sudah pukul 09.00 tapi chanyeol masih belum menghubunginya. Ia mencoba menghubungi chanyeol, tapi ponsel pria itu tidak aktif. Ia menghela nafas gusar. Apa yang terjadi? Mungkin ponsel chanyeol kehabisan baterai. Itu yang membuat yoona berfikir sedikit tenang.

Ia lalu membuka pesan dari jiyeon.

Jiyeon : keadaan sohyun sudah membaik, jika kau ingin menemuinya, temuilah besok. Saat ini ia menginginkan waktu sendirian.

Setelah mengetik balasan, ia menaruh kembali ponselnya diatas nakas. Yoona sempat mematung saat melihat fhoto dirinya dengan ibunya. Rasa rindu menghampiri benaknya. Yoona mengambil figura itu lalu mendekapnya.

"Ibu, aku merindukanmu, bagaimana keadaanmu sekarang?" isakan kecil mulai mengalun dibibir mungil gadis itu. Rasa rindu itu menjadi sesak ketika dirinya merindukan sosok yang tidak akan pernah bisa ia temui dibelahan dunia manapun.

Yoona menyeka airmatanya sampai benar-benar tidak meninggalkan bekas, lalu tersenyum tipis kemudian menaruh figura itu ketempat asalnya. Yoona mengikat asal rambutnya, berdiri dan beranjak menuju ruang makan.

Yoona menautkan kedua alisnya, saat melihat jongdae dan junmyeon sudah duduk tenang dimeja makan. Senyumnya merekah begitu saja.

Yoona memilih duduk dibangku yang bersebrangan dengan kedua oppanya.

"Pagi" sapa yoona hangat. Kedua oppanya, mendongkak lalu mengangguk. Yoona sedikit kecewa saat melihat respon dari kedua oppanya. 'Mereka belum berbaikan rupanya' fikir yoona.

You're My Destiny?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang