15.Everything Is Gonna Be Ok

374 45 1
                                    

*Airmata tidak membuatku menjadi lemah. Ia hanya mengalir dipipiku dan mengatakan bahwa aku kuat*












"Lantas bagaimana dengan irene?"

Irene. Tentu saja dia terluka. Tapi mau bagaimana lagi? Junmyeon seperti ini juga karena dirinya. Yang pasti luka yang akan dirasakan oleh irene tidak akan sebanding dengan lukanya.

Junmyeon mendesah. Sulit memang.

"Saat ini kau dan bayi itu adalah prioritasku. Aku tidak peduli sebesar apapun aku mencintainya, mulai sekarang aku akan melupakannya. Jadi aku mohon, biarkan aku bertanggung jawab atas apa yang telah aku perbuat"

Jiyeon tersenyum kecil. Akhirnya, junmyeon mau mengakuinya. Batin jiyeon sambil mengelus lembut perutnya yang sedikit membuncit.

"Kau tidak akan mencoba memisahkanku dengannya kan?"

"Baiklah oppa. Aku akan menerimamu. Kuharap kau tidak akan mengecewakan kami"

Inilah keputusan yang menurutnya paling benar. Jiyeon memang mencintai lay, sangat. Tapi dirinya tidak boleh egois. Anaknya butuh kasih sayang ayahnya. Dan ia tidak mau menjadi penghambat kebahagiaan anaknya kelak. Lagipula bukan hanya dirinya yang mengorbankan perasaannya. Junmyeon pun melakukan hal yang sama.

Disisi lainpun, dirinya sudah memberikan ruang dihatinya, untuk ayah dari anak yang tengah dikandungnya.

---

Yoona terus menggerutu disepanjang kegiatan memasaknya. Bagaimana tidak? Pasalnya, chanyeol menghubungi yoona pagi-pagi buta untuk datang kerumahnya. Hanya untuk dibuatkan sarapan. Garis bawahi, sarapan. Bahkan jarum jam baru menunjukkan pukul 05.23.

Yoona berdecak sebak. "Kau menghubungi pagi-pagi seperti ini, hanya untuk dibuatkan sarapan! Kau keterlaluan oppa! Kenapa tidak tengah malam sekalian!"

Chanyeol hanya terkekeh.

Yoona mencibikkan bibirnya.

"Aku sebenarnya hanya ingin mengerjaimu saja" ujar chanyeol polos. Oh shit! Andai saja ia tidak menyayangi mahluk bertelinga lebar itu, sudah ia lenyapkan pria itu.

Yoona menghentikan aktivitasnya. Ia mendelik tajam pada chanyeol. Sedangkan chanyeol terbahak ditempatnya. Tanpa chanyeol sadari, seringaian licik mulai terbentuk dibibir yoona. Yoona sangat tau kelemahan kekasihnya.

Yoona memasukkan bubuk cabai kedalam nasi goreng seafood kesukaan chanyeol. Biarlah pria itu tertawa, karena berhasil mengerjai dirinya. Karena menurut yoona balas dendam terbaik adalah melumpuhkan kelemahan lawan tanpa sepengetahuannya.

Yoona berjalan menuju meja makan dengan senyum manisnya. Hal itu tentu saja membuat alis chanyeol saling bertaut. Dirinya yang mengerjai yoona, tapo kenapa?

Ah, chanyeol tidak ingin memikirkannya. Mungkin mood wanita itu sedang baik.

Yoona menyodorkan sepiring nasi seafood pada chanyeol. Chanyeol menerimanya tanpa rasa curiga sedikitpun. Diam-diam yoona tersenyim miring.

Chanyeol menghentikan tangannya tepat Saat ia akan memasukkan nasi goreng itu ke mulutnya. Chanyeol sedikit heran melihat yoona yang diam saja, bahkan sesekali menyeringai.

You're My Destiny?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang