♯ Sᴘᴇᴄɪᴀʟ Cʜᴀᴘᴛᴇʀ ♯1

15 1 3
                                    

SPECIAL CHAPTER
Wedding Day ♯1

○Sehun Point of View○

MENARIK napas dalam-dalam, kini aku tengah berdiri di depan penghulu seorang diri.

Perasaanku sangat bercampur aduk saat ini. Aku senang namun sekaligus gugup karena melihat betapa banyaknya orang-orang yang hadir di acara pernikahanku hari ini.

Sungguh aku benar-benar tidak menyangka jika hari ini akan terjadi di dalam hidupku.

Awalnya aku hanyalah pangeran biasa dari kerajaan utara yang hanya mengetahui peperangan.

Aku tak pernah mengenal dengan apa itu cinta.

Dan tak pernah pula mengenali rasa kasih sayang.

Namun ketika aku bertemu dengannya, dia mengubah kehidupanku.

Dia mengajarkanku arti dari cinta.

Dan dia juga memberikanku rasa kasih sayang yang begitu besar.

Bahkan dia juga bersedia menungguku dalam waktu yang lama. Dan dia begitu setia terhadapku.

Dia bahkan rela menolak perasaan sahabat masa kecilnya karena dia percaya aku pasti akan datang kepadanya.

Dan setelah puluhan tahun berlalu, hari pernikahanku bersama dengannya akhirnya dapat terwujud.

Kini dari kejauhan aku melihat ada seorang wanita cantik yang mengenakan gaun putih indah.

Wanita bernama Park Hyegi-yang tak lama lagi namanya akan berganti menjadi Oh Hyegi-itu benar-benar terlihat sempurna dimataku.

Saat itu dia sedang berjalan ke arahku sambil memegang tangan ayahnya yang berada di sebelahnya.

Perlahan aku mengukir senyuman yang khas seraya menunggunya.

Bunga-bunga mawar yang indah bertaburan sepanjang jalan Hyegi ke arahku, rasa gugup yang tadi dirasakan seketika menghilang disaat melihatnya yang kini telah berada tepat di hadapanku.

Aku pun menundukan kepalaku ke arah raja Gong Yoo―yang tak berapa lama lagi akan menjadi ayah mertuaku itu―sambil tersenyum lebar.

Kemudian kuletakan tanganku ke arah Hyegi sambil menatapnya dengan senyuman khas yang sedari tadi tak sirna.

"Haruskah kita pergi sekarang, Yang Mulia Putri?" tanyaku.

Hyegi sedikit terkekeh sebelum akhirnya meletakan tangannya yang dibaluti kaos tangan berwarna putih yang transparan itu di atas tanganku.

"Tentu saja, Pangeran."

Aku menggenggam tangannya dengan lembut. Kemudian membawanya untuk naik ke atas altar bersama-sama.

Kini kami berdua berdiri saling berhadapan; dengan kedua tangan yang saling berpegangan; senyuman yang begitu manis pun terukir pada bibir merah Hyegi.

"Baiklah. Karena kedua mempelai sudah disini saya akan langsung memulainya," ucap sang penghulu sambil memegang kitab suci dalam kedua tangannya.

Pada saat itu kami berdua menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh penghulu dengan mengucapkan 'saya bersedia'. Perjanjian suci yang dilakukan pada saat ini merupakan saat-saat paling menegangkan namun membahagiakan dalam hidupku.

Kemudian setelah itu sang penghulu kembali berucap, "Kalau begitu kepada mempelai pria, silahkan untuk mengenakan cincin pada jari manis mempelai wanita."

Aku pun merogoh saku jas untuk mengambil kotak kecil berisikan dua cincin pernikahan itu. Kuambil salah satu cincin berwarna silver yang ukurannya lebih kecil yang dilengkapi dengan berlian asli itu dari dalam kotak.

Kuraih tangan kanan Hyegi sebelum akhinya menyematkan cincin tersebut pada jari manisnya. Kami berdua saling bertukar pandang pada saat itu dan melihat wajahnya yang tampak begitu bahagia membuatku tak tahan untuk tidak tersenyum ke arahnya.

"Kepada mempelai wanita, silahkan untuk mengenakan cincin pada jari manis mempelai pria."

Kini giliran Hyegi yang menyematkan cincin yang sama namun berukuran lebih besar itu pada jari manisku. Kemudian aku pun melingkarkan salah satu tanganku di sekitar pinggangnya; membawa tubuh mungilnya itu mendekat ke arahku.

"Terima kasih karena sudah mau menungguku dalam waktu yang lama," ucapku sambil mengeratkan pelukan pada tubuhnya. "Dan terima kasih karena selalu percaya kepadaku."

Hyegi tersenyum manis ketika mendengar ucapanku, kemudian dengan perlahan ia pun melingkarkan kedua tangannya di sekitar leherku.

"Bukankah itulah yang seharusnya dilakukan ketika kau mencintai seseorang? Dan aku akan selalu setia kepadamu."

Aku tersenyum ke arahnya kemudian berucap, "Aku benar-benar mencintaimu, Oh Hyegi."

"Aku juga benar-benar mencintaimu, Oh Sehun."

Begitu ia membalas perkataanku, aku langsung mendekatkan wajahku dan menempelkan bibirnya pada milikku.

Seluruh tamu yang hadir pada acara pernikahan kami pada hari ini menjadi ricuh seketika.

Namun hal itu justru membuatku semakin semangat untuk mencium Hyegi.

Karena aku ingin menunjukan kepada seluruh dunia bahwa wanita ini adalah milikku.

Kemudian dengan perlahan kugigit bibir bagian bawahnya; membuatnya terkesiap dan memberikanku akses lebih agar dapat mengecap seluruh rongga mulutnya.

Ciuman panas itu berlangsung beberapa detik hingga akhirnya terlepaskan karena berkurangnya pasokan oksigen.

Aku kemudian menatap kedua iris coklatnya dengan lekat, salah satu tanganku kini kuletakan pada pipinya dan mengelusnya dengan lembut.

Betapa beruntungnya diriku ini bisa mendapatkan seorang wanita sepertinya di dalam hidupku.

Aku bahkan tidak pernah menyangka kalau mencintai seseorang akan mengenalkanku dengan apa itu kebahagiaan dalam hidup.

Dan mulai sekarang hingga selamanya kebahagiaan akan terus berada di dalam kisah cintaku bersama dengan kekasih hatiku, Oh Hyegi.

Saya yang nulis, saya juga yang baper

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Saya yang nulis, saya juga yang baper. Sumpah pas nulis ini bawaannya gak bisa berhenti ngebayangin gimana senyuman Sehun pas nungguin acu di pelaminan.

Argh. /////// /pls.

Btw, terima kasih sudah mau membaca!! Jangan lupa untuk memberikan vote & comment, XOXO!!

Tale: Love StoryUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum