9

79 8 4
                                    

"Tutup matamu, berharaplah ciuman kita tidak berakhir menjijikkan"

Jongdae menautkan bibirnya kepada yunmi

"Ternyata seperti ini berciuman" pikir jongdae dalam hati

"Ternyata seperti yang ku rasakan dalam mimpi saat itu, sama"

"Jongdae"

"Jongdae"

"Jongdae"

Jongdae lalu membuka mata tiba-tiba saat merasa seseorang memanggilnya

"Ternyata hanya mimpi"

"Apanya yang mimpi"

Jongdae kaget ada seseorang yang menyahut dan bertambah kaget saat melihat seseorang yang tadi menyahut

"Ya!Ini bukan saatnya melamun ayo cepat siap-siap kau harus segera kekantor"

Yunmi mendorong-dorong tubuh jongdae agar berdiri

"Memangnya ada apa harus cepat-cepat, terserah mau datang kapan, aku pemiliknya"

"Kau lupa dengan meeting siang ini"

"iya iya" malas jongdae

jongdae berjalan menuju kamar mandi, namun ditengah jalan dia berhenti dan menoleh kepada yunmi

"apa terjadi sesuatu saat kau membangunkanku barusan?"

"sesuatu? apa?"

"ahh sudahlah, tidak apa-apa"

"untunglah hanya berlangsung di mimpi" jongdae langsung masuk ke kamar mandi
.
.
.
selama meeting sepanjang siang ini, jongdae sungguh tidak fokus dengan meeting tersebut, walau saat di tanya dia merespon, namun pikirannya tidak berada disana dan sehun menyadari kekurang aktifan dari sajangnimnya itu

"apa yang anda pikirkan sajangnim?"

"apa rencana kita ini terlalu beresiko?"

"ahh tidak, dilihat dari meeting tadi semuanya berjalan lancar, sehingga tidak ada cela untuk aku koreksi"

"tapi saya tahu anda sedang memikirkan sesuatu secara keras"

jongdae menatap sehun dan tersenyum

"hun-ah, apa kau yakin kita tidak bersaudara kandung? kenapa aku merasa kau terlalu faham tentang diriku?"

"mungkin karena kita sudah dekat beberapa tahun ini dan aku sejak lama telah mengagumi sajangnim"

"aku sampai heran, kau lebih peka dari jongin"

"ada apa? anda selalu boleh menceritakannya jika mau"

merekapun duduk bersama dimeja tamu ruangan jongdae

"aku sekarang mulai sadar hun-ah"

"sadar selama ini, rasa panik saat aku bersama yunmi dan bersama orang lain itu berbeda"

"ternyata dengan menikahi yunmi dan menjadi lebih dekat lagi dengannya membuatku sadar"

"tapi aku masih belum terlalu yakin"

"sajangnim seperti yangku pernah bilang, terima saja perasaan sajangnim tersebut, kalau perlu utarakan kepada noona"

"aku takut menyakitinya sehun-ah, lagipula kita tidak pernah tahu apa yang ada dipikiran yunmi tentangku"

"tentu saja dalam pikiran noona anda orang baik, jika tidak noona tidak akan bekerja selama ini dengan anda"

"jika pemikirannya hanya sebatas itu, berarti aku yang akan sakit, dan aku juga takut mengalami hal tersebut"

Matching!!!Where stories live. Discover now