Bab 11 ( kesalahan)

181 11 10
                                    

'Maaf ' kata yang mudah terucapkan, apa akan mudah diterima oleh korbannya.

~***~

Gelap belum berganti, malam belum pergi menjauh. Terang masih malu-malu mengintip dunia, pagi belum datang menyapa.

Para pendaki sudah bersiap dengan pakaian yang tebal dan pelindung yang pantas. Helm, sarung tangan, sabuk pelindung siku dan lutut, sepatu yang aman buat pendaki.

Semua sudah mengisi perut, mempersiapkan senter dan air minum, bersiap bertualang mencari sebuah pengalaman dan pemandangan indah yang memuaskan penglihatan.

Dengan menggunakan tali webbing yang sudah tersedia untuk para pendaki, perlahan dan berhati-hati atas tiap pijakan.

Zeroun mulai mendaki sesekali menoleh ke belakang, mengulur tangannya untuk membantu Leony melewati tanjakan yang sulit.

"Ayo, sini! Pegang tanganku." tawaran Zeroun diterima baik oleh Leony.

"Terima kasih, Zeroun." ucapan yang sama akan terus terulang.

Mereka membentuk grup selang seling, dimana grup itu saling membantu pasangannya saat mengalami kesulitan menanjak ke puncak. Dan Zeroun segrup dengan Leony. Entah sengaja atau kebetulan.

Mereka melewati dua tanjakan yang berbatuan cadas, di sini puncak bayangan. Bagian Timur masih banyak tanjakan ekstrim.

Jalur bebatuan yang sangat curam meminta perhatian ekstra para pendakinya untuk lebih hati-hati dan tetap konsentrasi tinggi.

Leony tergelincir ke bawah, teriakan Zeroun menggema di puncak. "Leony!"

Zeroun segera turun ke tempat keberadaan Leony. "Gimana ada yang terluka?"

Leony menggeleng pelan dan tersenyum manis. "Hanya keinjak batu yang licin saja."

Akhirnya, Zeroun meminta Leony jalan bersisian dengannya, dari jauh terlihat mereka seperti berpelukan. Karena Zeroun berada di belakang Leony. Mereka menanjakkan kaki bersamaan, seirama seperti paduan musik.

Setelah melewati beberapa tanjakan curam, akhirnya para pendaki sampai di puncak dengan disuguhi rasa takjub akan keindahan pemandangan di puncak Gunung Batu Jonggol ini.

Seakan semua rasa lelah, capek, letih, dan peluh keringat terbayarkan. Apalagi hati Zeroun tambah bahagia karena mencapai puncak bersama seseorang yang berarti bagi hatinya.

Zeroun mengambil foto bersama seperti mereka foto berdekatan, padahal mereka tak berdiri bersama.

Kemudian merekam semua tingkah kekanak-kanakan Leony, yang takjub melihat matahari terbit.

Langit gelap perlahan menampilkan segaris oren, bulatan oren yang bersinar terang mulai menggantikan kegelapan.

Bola oren bagai kuning telur asin yang begitu menggiurkan. Garis-garis oren kemerahan perlahan makin banyak mengisi langit yang mulai membiru.

Sinarnya begitu menghangatkan hati, warnanya begitu membuat semua orang tergiur dan terpesona. Malu-malu mentari mulai memanjat naik ke atas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MISTAKE #ODOC_TheWWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang