16

5.2K 703 8
                                    

"(Y/n), Kak Taeyong udah pulang tau. Gak mau nemuin dia?"

"Ngapain?"

"Lah biasanya lu mau memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Ini udah hari kamis loh, 3 hari lagi"

"Daripada memanfaatkan waktu buat selalu sama Kak Taeyong, kenapa gak memanfaatkan waktu buat membiasakan diri tanpa Kak Taeyong?"

●○●

Taeyong berjalan cepat menuju kelas 11 Ipa 2, kelas (Y/n). Dan ternyata (Y/n) ada di depan kelasnya, duduk diatas kursi panjang sambil mendengarkan musik memakai headseat. Matanya hanya tertuju pada hpnya

"(Y/n).." Taeyong melepas sebelah headseat yang (Y/n) pakai

(Y/n) hanya melirik Taeyong tanpa menjawab

"Kenapa? Kok gak bales chat??" Tanya Taeyong

"Harusnya aku yang nanya"

"(Y/n)—"

"Kak, apa aku terlalu berekspektasi tinggi? Apa aku terlalu berharap kalo kakak bisa jadi pacar aku? Aku larut sama semua bualan kakak, sampe lupa kalo kakak ngelakuin itu emang semata-mata buat menyempurnakan tantangan itu kan?"

"(Y/n), bukan gitu"

"Kakak pernah mikirin hati aku gak sih? Kakak bisa lakuin semuanya sesuka hati kakak, tapi kakak gak pernah tau hati aku nerima semua perhatian kakak itu gimana kan?"

"Kakak cuman bilang makasih, kakak baper, dll. Tapi.. tapi sikap kakak tuh gak ngomong kayak gitu" (Y/n) melanjutkan omongannya

"(Y/n), kamu pikir selama ini aku bohong?" Tanya Taeyong

"Ya bukan bohong juga.. salah aku kok terlalu berharap tinggi" (Y/n) terus menjawab karena kesal sekaligus menahan rasa sedihnya

"Duh kalo bukan disekolah, udah gua peluk dah" ucap Taeyong pelan

"Hah??!" (Y/n) yang mendengar perkataan itu mendongakan kepalanya dan menatap laki-laki dihadapannya

"Gausah pura-pura gak denger. Pipi kamu merah gini bukan karna lagi nangis, tapi karna denger" Taeyong tersenyum. Lalu ia duduk disamping (Y/n) dan menjelaskan

"Kamu cuman takut, takut sakit hati, takut aku kecewain. Gak kaget sih kamu sampe kayak gini, maaf ya" Taeyong kembali tersenyum

"Dari hari sabtu kakak gak bales chat"

"Karna sabtu udah ketemu kamu, jadi aku emang belum buka chat dari kamu. Tapi setelah itu aku bener bener gak sempet buka line, pas di bandara nyempetin ngechat Yuta soalnya aku gak mungkin biarin kamu pulang sendirian kan" Taeyong kembali menjelaskan

Kini (Y/n) mengangguk mengerti

"Aku ngeblokir line kakak hehehe" (Y/n) berkata sambil sedikit terkekeh

"Dasar!" Taeyong tertawa dan menjitak pelan kepala (Y/n)

"Btw gimana kondisi Papanya Kak Taeyong?" tanya (Y/n) yang ingin mengganti topik karna tak mau membahas kesalahpahaman antara mereka berdua lagi

"Baik kok"

.
.
.

Belum genap 14 hari, tapi kamu sudah mengerti apa yang aku rasakan. Sifatmu yang to the point membuat semua masalah selesai dengan singkat. Aku gak paham juga, bagaimana bisa semua ketakutan yang aku rasakan luntur hanya dengan satu kalimat yang kamu ucapkan.

Kini aku mengerti, ternyata sifatmu terlalu hangat untuk ditunjukkan kepada orang-orang. Sifatmu lah yang merupakan primadona, paras mu hanya menyempurnakan.

Semua akhir cerita antara aku dan kamu sekarang, ada ditanganmu. Rasa takut masih menghantuiku, tapi kini aku percaya. Akan kuterima semua keputusanmu nanti, dan sekarang aku juga akan menghargai waktu bersamamu.

Terimakasih sudah mau mengerti sifat kekanak-kanakan ku, Lee Taeyong.






Tbc
Huaa maap ya kalo di chapter ini dan chapter lainnya emang kebanyakan dialog hehehe

Jadi Taeyong, kamu nanti bakal nembak (Y/n) atau enggak? ;)

14 DaysWhere stories live. Discover now