A dreary day

26 2 0
                                    


    Seorang gadis layaknya keluar dari kandang singa menggerutu keras menghantuk-hantukkan kepalanya pada sebuah bantal dengan posisi tengkurap. Ia berteriak mengeluarkan sumpah serapah pada jam weker di nakas yang terus saja membuat keributan pada telinganya.

    "Oh, my god! bisa diam gak sih!" teriaknya meraih sasarannya saat ini. Karena tak hati-hati, gadis itu terjatuh dan teguling pada lantai tegel yang membuat mulutnya meraung kesakitan.

   "Annalee!," teriak wanita berusia 45 tahun yang tak lain adalah Riska, nyokap Annalee yang tak kalah kencangnya meneriaki si gadis.

    Annalee, gadis 16 tahun yang teramat sering menghantukkan kepalanya yang sekuat baja, itupun jika dirinya lagi mood down, bad blood, PMS, atau segala hal yang membuat dirinya kacau balau.
Untungnya Ia gadis yang tidak terjerumus pada tindakan abnormal.
Yah, menghantukkan kepala itu tidaklah termasuk dalam kategorinya, terbukti kepala Annalee tak pecah juga karena di hantukkan terus menerus.

    Annalee juga punya karakter pecicilan, tukang nyinyir, paling hobi negatif thingking, ngelamun, berubah gila, yolo, tukang marah, melankolis, sampai pada titik puncak gadis itu berubah menjadi Angel seutuhnya. Yah, karakter yang kerap berubah-ubah.

     Annalee merupakan pelajar kelulusan terakhir di tahun ini. seorang pelajar yang hanya memiliki IQ di bawah standar. Tak dapat dikatakan bodoh, tak dapat pula dikatakan pandai, karena siapapun tak bisa memastikan dirinya. Layaknya jerawat yang nongol dengan tiba-tiba, seperti itulah kepintaran Annalee yang juga mendadak muncul tanpa terduga. Tapi Annalee tak dapat menutup kemungkinan bahwa dirinya takkan bisa jauh-jauh dari yang namanya kesialan. Entah dalam segi apapun, Ia selalu saja mendapatkan kesialan. Sangat bertolak belakang dengan arti nama pemberian Ayahnya yaitu kebahagiaan.

    Berbicara mengenai Ayah, seakan-akan merubah gadis itu menjadi monster yang mengerikan. Why?. Entahlah, Annalee sangat sensitif jika di kaitkan dengan kata Ayah. Andai mengurusi akte tak sebanyak cincong yang Annalee fikirkan, mungkin telah lama Annalee merubah namanya yang seolah-olah merupakan kutukan baginya. So,Stop! talking about Dad.

    Annalle juga salah satu karyawan Djournal Coffe yang menyandang gelar sebagai waitress. Mau tak mau Annalee harus bekerja tiap pulang sekolah demi memenuhi kehidupannya sehari-hari. Mulai dari bayar spp tiap bulan, shopping, kill time, dan banyak lagi kebutuhan pada dirinya.

    "Ayo bangun! Mau ngelantur sampai kapan, hah?"

    Annalee menutup ke dua telinganya, "Berisik! Iya-iya ini juga mau bangun kok. Udah sana pergi!" usir Annalee menggerutu pada wanita tua di hadapannya sembari beranjak dan memasuki kamar mandi.

    Aneh bukan? Layaknya hanya sepasang kaka beradik. Yah, begitulah keseharian antara anak dan nyokap. Hampir tak pernah akur dalam hal apapun. Mereka sama-sama keras kepala dan tak ada satupun yang mau mengalah.

    Riska memutuskan keluar diiringi bantingan pintu yang sangat keras.

Blamm!!

    "Santai woiii," teriak Annalee kesal dalam kamar mandi.

    Setelah semuanya done, Annalee bergegas menuju halte yang tak seberapa jauh dari rumahnya. Meski gadis itu harus menahan hasratnya untuk mampir ke meja makan di mana Riska dan pria kecil tengah asyik menikmati sarapan pagi dengan full of harmony.

    Bis tiba, Annalee pun masuk. Ia memilih duduk di dekat jendela sembari mencorat coret kaca jendela yang terkena embun. Hujan yang mengguyur kota pada pagi hari ini, sangat mendominasikan keterpurukan Annalee yang tengah melanda dirinya.

    selang bebarapa menit kemudian, ia telah berada di Sekolah. Annalee menerobos guyuran hujan tanpa memakai payung atau sejenis penghalau lainnya. Dengan langkah gontai dalam keadaan tubuh yang basah, Annalee memasuki kelas yang telah berpenghuni. Annalee mengerutkan alisnya menatap ke arah Bobi dan Neta yang telah bergosip ria diiringi cekikikan dari keduanya. Bagi Annalee, mereka adalah Sahabat gila, dan juga sahabat terlangka yang sulit untuk di temukan kala ini. Bobi setengah lelaki setengah gadis, dan Neta si tukang nyinyir tapi tidak untuk di tujukan kepada Annalee. Hanya dua makhluk itu yang membuat moodnya balik lagi ke sedia kala. Beautiful friendship.

    "Muka loh kenapa di tekuk gitu, Loh sembelit?" celetuk Bobi menaikkan kacamata minusnya.

    "Iya nih, mana pake basah segala lagi," timpal Neta merasakan singkat seragam Annalee.

    Annalee memutuskan duduk di kursi seraya menelungkupkan kepalanya pada meja. Hari ini Annalee sedang tak ada niat untuk berbicara sepatah katapun pada orang lain terlebih Sahabatnya sendiri.

    Jika sudah seperti itu, tak ada lagi yang bisa berkomentar. Lebih baik membisu ketimbang harus membangunkan singa yang tengah kelaparan. Siapa lagi kalau Bukan Annalee. Seorang gadis yang hampir di takuti seluruh warga sekolah jika sedang long face. Tindak yolo-nya itu yang sangat di takuti oleh orang-orang jika Ia diganggu dalam keadaan atmosphere is broken.

    Kok bisa?.

    Tungguin part selanjutnya yah!!
Pada part selanjutnya bakal ada spoiler mengenai kenapa Annalee gak mood hari ini, dan kenapa juga Annalee di takutin hampir seantero sekolah.

    

TBC

C H A N G E DOnde as histórias ganham vida. Descobre agora