Prolog

45 4 3
                                    


"Aghh! kenapa sih hidup Gue apes banget. Udah gak ikut ujian, malah gak di kasih uang jajan lagi."

Gadis 16 tahun itu meghantuk-hantukkan kepalanya pada tiang halte. Jam telah menunjukkan pukul 08:45, batinnya menciut menyadari bahwa Bis terakhir yang akan Ia tumpangi telah pergi setengah jam yang lalu. Berharap akan menaiki Taxi, tapi sepeser pun Ia tak punya uang sama sekali. Hari ujian pertama, malah diisi X merah pada jurnal kelasnya.

"Shit!, bego-bego. Harusnya Gue ngak nurutin kemauan wanita tua itu. Kenapa juga Gue mau ngerayain ulang tahun si Babi Gemuk."

Layaknya orang yang tak waras, gadis itu malah memukul-mukul tiang halte, tak perduli akan tatapan aneh dari orang-orang di sekitarnya. Ia benar-benar frustasi. Ia mengetahui bahwa tak ada ujian susulan pada materi fisika dan juga olahraga basketnya. Ajaibnya, kedua materi itu menjadi santapan utama pada hari ini. Tamatlah sudah riwayat gadis itu, harus mengulang kelas lagi di tahun depan.

"Kenapa sih hidup Gue gak pernah sejalan dengan kemauan Gue. Kenapa juga dunia ini gak berubah aja seperti apa yang Gue harepin."

Gadis itu mencebikkan bibirnya setelah puas menonjol kepalanya. Satupun, tak ada yang mampu menolongnya saat ini. Ia hanya berharap Dewa Yunani bersedia membantunya.

Kembali gadis itu menatap arloji birunya yang telah menunjukkan pukul 09:03. Dan itu artinya, materi fisika baru saja berakhir. Menyadari akan hal itu, tiba-tiba saja gadis itu duduk menekuk pada kedua lututnya. Ke dua matanya berkaca-kaca. Gadis itu telah putus asa. Dua tahun lebih ia menantikan kelulusannya dengan nilai terbaik. Tapi kini, impian itu harus terkubur hanya karena kekosongan nilai pada dua materi pelajaran yang Ia ikuti.

Tiba-tiba saja tatapan gadis itu menyipit akan kilauan putih yang menembus matanya. Ia berdiri menatap cahaya putih yang berjarak lima meter darinya. Tatapannya terkunci menatap cahaya itu. Sekelebat bayang-bayang telah memenuhi kepala Gadis itu. Dimensi terbaik baginya telah hadir mewujudkan segala keinginannya. Dewa Yunani telah berpihak padanya. Tanpa membuang waktu lama, gadis itu memasuki cahaya putih itu hingga menyerap tubuhnya ke titik terdalam. Semuanya berputar dan gelap gulita.

C H A N G E DWhere stories live. Discover now