My Song For You [Shuuna Version]

Start from the beginning
                                    

Aiko pun memapah Shuuna karena tak sengaja melihat kondisi kaki gadis itu. Sedikit terkilir. Namun, sepertinya Shuuna sama sekali tidak merasakan hal itu terjadi pada dirinya. Ada yang tidak beres. Si Kouhai pun yakin akan itu.

"Shuuna-senpai?" Aiko mengibaskan tangannya di depan Shuuna yang terdiam dari tadi. Itu pun mendapatkan respon berupa mata lawan yang mengerjap-ngerjap.

"Ya? Ada apa, Aiko?"

"Apakah kakimu sakit?"

"Iie. Tidak terlalu sakit. Namun, tetap saja aku harus mengobatinya di rumah nanti atau aku akan dimarahi oleh Okaa-san."

Aiko mengangguk paham. Sebenarnya, ia ingin menanyakan suatu hal pada Shuuna yang urung akibat melihat kondisi gadis itu. Mungkin lain kali saja. Pikirnya.

*****

Malam harinya, Shuuna pun berusaha untuk memfokuskan diri pada buku pelajaran yang terbuka di depannya. Sayangnya nihil. Bagaimana ia bisa fokus membaca buku sementara pikirannya malah membaca memori sepulang sekolah?

Mata itu...

Tangannya dengan cepat mengambil keripik kentang yang tersedia di sampingnya. Lalu mengunyahnya cepat guna melampiaskan pikirannya yang mendadak kusut akibat semua itu. Sampai ia tersedak. Dengan tergesa-gesa, Shuuna pun meneguk air kemasan yang memang tersedia di kamarnya.

"Sialan. Aku tidak bisa seperti ini terus," gumamnya. Buku di depannya pun dengan sigap menutup. Lalu kembali berderet rapi di rak paling atas.

Kasur yang empuk di kamar itu segera melesak ke bawah begitu Shuuna meloncat ke bawahnya. Sebuah boneka kucing berukuran sedang terambil. Lalu segera dipeluk erat oleh empunya.

"Nee, Neku-chan ..." Nama sang boneka kucing pun tersebut.

"Hari ini aku melihat mata itu lagi. Tetap seperti biasanya. Tetap juga aku yang tidak sanggup untuk memandanginya lebih lama," ujar Shuuna. Tangannya pun mengelus kepala Neku yang begitu lembut.

"Apa aku juga mengidap fetish mata yang sama seperti Okaa-san ya? Namun, Okaa-san kan punya kriteria yang jelas untuk mata yang ia sukai. Contohnya seperti mata Otou-san." Shuuna terkikik geli begitu mengatakannya.

"Kalau aku? Entahlah. Yang jelas, aku menyukainya. Terutama matanya itu. Terkadang lembut, tapi bisa juga tajam. Kadang bersahabat, kadang juga dingin menyengat. Uwaa ... his eyes is like a mosaic to me, Neku-chan."

Shuuna segera memeluk boneka itu dengan erat. Lalu dengan childish-nya malah berguling-guling di kasurnya. Kebiasaannya jika sedang bingung atau penasaran. Hingga tidak sadar, ia malah tertidur pulas.

*****

"Apa tidak merepotkan jika aku berkunjung ke rumahmu tanpa pemberitahuan, Aiko?" tanya Shuuna seraya menatap mata Aiko yang langsung menggeleng. Begitu polos.

Saat ini, mereka tengah berada di depan rumah keluarga Aiko. Gadis itu sendiri yang menyeretnya ke sini dengan alasan ingin meminta ajar terhadap pelajaran yang tak ia pahami. Dan Shuuna tidak mempunyai alasan untuk menolaknya.

"Konbanwa, Naosu-senpai," ujar Shuuna begitu lelaki itu tak sengaja melintas di depan mereka. Naosu pun berhenti. Lalu memberikan senyumnya kepada adik sang partner.

"Konbanwa mo, Shuuna. Tumben sekali kau ke sini. Di mana Aisozou? Mengapa ia tidak ikut?" tanya Naosu ramah.

"Kebetulan Aiko memintaku untuk mengajarinya beberapa pelajaran. Jadi, ia mengundangku ke sini. Mengenai Ai-nii sendiri, ia bilang ia harus berlatih bersama Otou-san."

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now