Male Psychology [A.C.E]

502 40 188
                                    

Story by : Higitsune
Pairing : Jun/Donghun
Fandom : A.C.E
Warnings : AU, OOC

.
.
.

Apabila diibaratkan seekor binatang, yang namanya laki-laki itu sebenarnya mirip ayam hutan. Jika ditanya mengapa, jawabannya karena kebanyakan ayam jantan itu selalu saja menarik perhatian betina tanpa peduli status parental. Kalau kalimat gaulnya sih Buaya Darat, padahal yang namanya buaya itu tenang dan setia, bahkan ketika betinanya mati pun buaya jantan akan tetap mempertahankan status dudanya, jadi kenapa pula playboy harus disamakan dengan buaya? Lebih cocok juga ayam kan? Ah, tunggu sebentar, mengapa ceritanya jadi melantur kesana? Bukan itu fokusnya, tapi gadis yang sedang tersenyum menggoda di depan Jun ini fokus utamanya.

Bagaimana bilangnya ya, Park Junhee atau biasa dipanggil Jun itu adalah pria setia menantu idaman para ibu rumah tangga. Sekali lirik saja semua orang dapat melihatnya. Senyum tampan, ramah tamah, rasa sabar, siapa sih yang tidak meleleh melihatnya. Kabar burung menyatakan, bahwa siapapun yang berhasil mendapatkan Park Junhee dia adalah orang paling beruntung sedunia. Sungguh sangat berlebihan memang.

Karena sebenarnya, orangnya sendiri malah baru saja mematahkan konsep kesempurnaan menantu idaman yang disandangnya.

"Hei hei, bagaimana Jun. Mau langsung ke intinya?"

Ya Tuhan, intinya itu maksudnya apa? Kata hati Jun bergejolak. Seumur-umur Jun berpacaran tidak ada tuh kalimat langsung ke intinya. Seumur-umur Jun berpacaran dengan Donghun tidak pernah juga tuh kekasihnya kegenitan dengan kode tidak jelas seperti ini. Eh, kegenitan sih sering tapi kode-kodean yang tidak pernah.

Lhoh tunggu sebentar, kekasih? Kok? Iya, kan tadi sudah dikatakan kalau Jun baru saja mematahkan julukan menantu idaman. Ia sudah punya pacar cantik tapi masih saja membawa gadis ke apartemen. Sungguh terlalu memang.

"Em, aku, noona." Setelah berciuman sekilas, gadis itu terus saja memojokkan Jun meminta lebih. Hati pemuda bersurai pirang itu gelisah dadakan, tadinya ia tertarik pada sang gadis karna parasnya yang cantik ditambah bodi seksi. Membuatnya tanpa sengaja melontarkan kalimat gombalan--yang sungguh amat sangat mustahil didugga--melelehkan gadis yang lebih tua darinya itu.

Hingga akhirnya secara mulus Jun berhasil mengajak sang gadis masuk apartemennya dan bercumbu di sofa ruang tengah. Tapi baru saja selesai ciuman bukannya bernafsu, Jun justru ingat dengan kekasih manisnya yang entah sekarang berada dimana.

"Jun~ hape mu bunyi, angkat dulu gih siapa tau penting."

Menelan ludah kasar, dengan sigap Jun mengambil smartphone-nya di atas meja nakas mendengingkan ringtone Spotlight milik Monsta X.

Donghun-hyung is calling.

Mati. Tamat sudah riwayat Park Junhee. Baru saja ia kepikiran kekasihnya, sekarang orangnya menelepon langsung. Bagaimana ia harus memberi alasan? Tapi jika dibiarkan begitu saja, justru akan makin menimbulkan kecurigaan bukan. Menarik nafas dalam Jun dengan segera menekan tombol hijau di ponselnya.

"Ne hyung?"

"Jun-ah, aku ke apartemenmu ya~" Manja.

Waduh.

"Kenapa? Kau tidak sedang keluar kan? Atau malah ada yang datang?" Suara mendesis dingin. Padahal Jun membatin, tapi ajaibnya Donghun bisa tahu apa isi pikirannya.

"Ah, aniya. Tentu saja kau bisa datang kapanpun hyung. Kau kan kekasihku, apartemenku selalu terbuka untukmu." Tertawa canggung.

"Baguslah, sepuluh menit lagi aku sampai. Soalnya aku sedang belanja di supermarket dekat kompleks rumahmu."

White SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang