ZEVANYA : Part 4

237 37 12
                                    

Sesuai janjinya pada Zeva, malam ini Kyle sedang duduk di mess Dzenan bersama Maxime, Stefan dan juga pemilik mess itu untuk membicarakan prihal kejadian penyerangan yang menimpanya dan Zeva kemarin malam.
Stefan ternyata sudah tau tentang hal itu karena sudah menemukan peluru saat ia sedang membersihkan pot Yuki.

Kyle mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman cctv yang berhasil ia dapatkan dari penjaga keamanan di kompleks perumahan mereka.
Di dalam rekaman itu terlihat pria misterius memakai pakaian serba hitam serta penutup kepala keluar dari mobil membawa senjata.
Pria itu mulai memasuki rumah kosong yang memang terletak beberapa ratus meter dari kediaman Avery dan setelah itu hanya pemandangan biasa yang terlihat. Rekaman cctv tak dapat menjangkau masuk ke dalam rumah kosong itu.

"Kamu sudah lihat data-data tamu yang berkunjung ke kompleks kita?" Tanya Stefan serius pada putra bungsunya.

"Sudah kamu lacak siapa pemilik mobil itu dari platnya?" Tanya Maxime menimpali.

"Sudah. Dan untuk mobil itu cuma plat palsu." Jawab Kyle tak kalah serius.

Stefan dan Maxime menghela nafasnya sejenak, kedua pria paruh baya itu sama sekali belum mempunyai gambaran siapa dalang dari penyerangan malam itu. Tampaknya terlalu lama bersantai dari tugas berat dan karena faktor umur membuat dua orang itu terlalu merasa nyaman hingga melupakan kalau orang-orang di masa lalu ataupun sekarang bisa saja menjadi musuh mereka.

"Kalau dilihat dari fisik dan gerak-geriknya, sepertinya si pelaku masih berusia sekitar 20-30 tahunan lebih." Ucap Dzenan menganalisa, pria itu menatap Kyle dengan tatapan serius.

"Dari senjatanya yang digunakan kita bisa tau jarak capai senjata itu bisa mencapai 700 meter. Ini murni kasus percobaan pembunuhan." Jawab Kyle ikut menganalisa.

Diam-diam Maxime mengagumi kemanpuan putra-putra Stefan yang sangat mirip dengan Stefan sendiri. Bocah-bocah itu pandai dalam mempelajari segala sesuatu dengan cepat.

"Ada beberapa nama yang buat Dzenan memasukan mereka ke dalam daftar yang patut di curigai dad." Ucap Dzenan.
Stefan menyeruput teh dari gelas yang berada ditangannya. Pria itu menatap putra sulungnya dengan tatapan penasaran.

"Siapa?" Tanya Maxime antusias.

"Rangga Atmadja dan Emir Suryandini." Jawab Dzenan.

Maxime dan Stefan memandangi Dzenan seolah bertanya menangnya siap dua orang itu?

"Rangga mantan anggota kak Dzenan. Di pecat beberapa tahun yang lalu karena kasus 'naquorra' sedangkan Emir, setelah diselidiki, dia termasuk dalam anggota penembak jitu di divisinya. Alasan mereka berkunjung ke kompleks kita karena ingin menemui keluarga mereka yang ternyata tinggal di dekat sana." Jelas Kyle panjang lebar.
Stefan dan Maxime mulai memiliki gambaran sedikit demi sedikit. Kedua pria itu seperti pernah tahu dengan nama akhir salah satu dari mereka tapi mereka lupa.

Stefan dan Maxime pun memutuskan agar Kyle dan Dzenan mengusut tuntas kasus ini. Mereka juga memutuskan untuk selalu bersiaga menjaga keluarga mereka.

"Kyle, besok om sama tante mau ke Bandung, ada acara dari kantor. Papa mama kamu juga. Om memutuskan besok malam kamu harus menginap di rumah om selama dua hari untuk jaga Zeva." Ucap Maxime mengeluarkan dekritnya. Awalnya Kyle ingin menolak dan mengatakan bahwa ia sudah meminta Daffa untuk mengawasi kediaman Bouttier tapi Maxime langsung menolak keras. Ia tidak ingin melibatkan keluarga Mike dalam kasus ini.
Kyle mengerti dan pada akhirnya pria itu menuruti kemauan Maxime.
Dzenan sendiri sudah memutuskan untuk ikut dengan kedua orangtuanya. Namun Stefan menolak, ia tau jadwal putra sulungnya itu sangat padat. Ia tidak ingin membuat pekerjaan Dzenan terbengkalai. Lagi pula kalau hanya utuk menjaga diri, ia dan Maxime masih bisa melakukannya untuk mereka dan dan istri-istri mereka.

ZEVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang