III

11.6K 709 69
                                    

Lagi-lagi Karui terkejut. Kedatangan sosok pria tinggi semampai dengan pesona yang sangat kuat itu tak luput dari pandanganya. Terlebih pria itu kini menghadap langsung padanya.

"Bukankah kamu suaminya Hinata?" Tanya Karui agak ragu.

Sang empu mengangguk dan tersenyum tipis. Sontak di mata sang gadis itu terlihat begitu mempesona. Tidak! Sesegera mungkin kepalanya menggeleng kuat. Itu adalah suami temannya. Ia tidak boleh jelalatan. Lagipula ia sudah punya kekasih.

"Apa kau salah satu tetangga istriku?"

"Iya. Dan juga temannya..." Karui menjulurkan tangan, "Aku Karui. Salam kenal, tuan..., umm etto?"

"Naruto. Namikaze Naruto..." Spontan dan langsung Naruto menjawab. Ia membalas jabat tangan gadis itu lembut. Lantas melepasnya dengan perlahan

'Dia tampan sekali sih..., sudah badannya tinggi dan kekar. Penampilannya juga sangat sexy. Ugh! Hinata beruntung sekali. Tapi tetap saja, dia pria brengsek tukang selingkuh...'

Manik mata Karui terus saja meneliti dengan rinci tubuh pria di hadapannya dari atas hingga bawah. Sebenarnya terkesan biasa penampilannya, kasual dan cukup sederhana. Namun entah kenapa pesona seorang Naruto tak terbantahkan untuk para gadis. Mungkin juga termasuk Karui manis ini.

Tiba-tiba suasana menjadi berbeda. Saat ada orang yang begitu saja lewat tanpa permisi. Sedikit melirik ke arah Karui. Gadis indigo tersebut tak menyadari sesuatu.

"Sore Karui...," Dan kembali melangkah setelah sempat berhenti dan menyapa.

Kedua manusia yang masih terdiam tak lepas barang sedetik saja menatap punggung mungil Hinata yang kian menjauh dan menghilang di belokan sana. Gang kontrakan ini tidak luas. Hanya menjadi jalan untuk si penghuni yang mungkin menempati di belakang.

"Naruto-kun itu..., e-eh maaf..." Ia tampak gugup setelah keceplosan memanggil Naruto seperti itu. "Boleh aku memanggilmu seperti itu?"

Naruto tak ambil pusing. Ia hanya mengangguk dan bergumam bahwa itu boleh. Terserah orang memanggilnya apa. Yang penting ia hidup normal dan tenang.

"Sebentar lagi Hinata pasti berangkat kerja. Dan biasanya pulang jam 10 malam. Paling lambat aku pernah lihat dia pulang sekitar kurang lebih pukul 11 malam..." Ujarnya memberitahu pada suami gadungan temannya itu.

"Aku sudah tahu..." Lagi, Naruto ingin melewati gadis itu, tapi Karui malah mencegahnya. "Kenapa?" Sambil menaikkan sebelah alisnya.

Bibir Karui hendak menjawab pertanyaan Naruto namun tidak jadi. Hinata kembali lewat dengan seragam kerjanya. Tapi dari atasan gadis manis itu memakai jaket yang agak tertutup. Di bagian paha hingga turun lagi terekspos jelas dan itu setiap hari menjadi pemandangan indah untuk para pria yang tanpa sengaja melihat.

"Hinata..., tunggu dulu."

Tangan Karui mencegah kepergian Hinata. Ia tak habis pikir, kenapa temannya itu tidak menyadari kehadiran sang suami? Padahal jelas bukan pria tinggi jangkung itu mudah terlihat bahkan sangat jelas. Tapi sikap cuek Hinata pada pria membuatnya sama sekali tak acuh. Namun setelahnya...,

"Na-Naruto...?"

Mata Hinata membola. Ia menegang bahkan pupil matanya bergetar di tempat. Ia melirik Karui yang tersenyum tak bermutu menikmati adegan tatap menatap pasutri yang merupakan dirinya meski hanya kepalsuan.

Sang pria tersenyum. Sebelah matanya berkedip dan Hinata ingin muntah. Berbeda dengan Karui yang langsung merona merah bahkan hampir pingsan. Inikah ketampanan Namikaze Naruto? Semoga Hinata bercerai dan ia bisa menjadi istri Naruto. Batin Karui dengan mata mengerling nakal.

Let's Play and Finish, OK! ✓Where stories live. Discover now