My Song For You [Aisozou Version]

Start from the beginning
                                    

"Hei ..." Gadis itu memanggil.

"Hm?" Aisozou segera menoleh. Lalu mengeryit heran ketika iris beda warna mereka bersirobok satu sama lain.

"Ada apa?" lanjutnya.

"Mau diskusi bersama untuk tugas Biologi minggu depan? Kau harus membagi ilmumu tentang masalah itu," ujar hawa itu dengan gaya bicaranya yang khas. Berpikir sebentar, Aisozou pun menggeleng.

"Warui ne... Aku ada urusan yang harus kuselesaikan saat itu," timpalnya datar. Gadis itu mencebikkan bibirnya sebentar, kemudian kembali mengurainya menjadi sebuah senyuman.

"Daijoubu ..."

Sekilas, Aisozou merasa bahwa ia telah menyesal menolak tawaran itu.

*****

Minggu depannya, Aisozou terdiam di depan sebuah rumah bergaya Jepang zaman dulu. Sebuah gerbang kayu yang tinggi menjulang terbuka setelah ia menekan beberapa kali bel yang ada. Menampilkan sosok mungil dengan rambut digelung tinggi.

"Hai, Aiko," sapanya ramah pada gadis yang langsung tersenyum lebar padanya. Ia pun segera masuk begitu Aiko mempersilakan.

"Nao-niisama sudah menunggu kedatangan Aisozou-senpai dari tadi. Apakah kalian akan berlatih bersama?" tanya Aiko yang mengambil tempat di sisi seniornya itu. Aisozou pun mengangguk.

"Sebentar lagi ada turnamen antarkota dan seleksi untuk pesertanya akan segera dilaksanakan juga di sekolah. Jadi, kurasa ada baiknya aku meminta Naosu-senpai mengajariku di luar latihan sekolah dan latihan dari Otou-san," jawab Aisozou panjang lebar. Aiko pun mengangguk paham.

Mereka berhenti begitu sampai di halaman belakang yang lumayan luas. Dapat Aisozou lihat sosok berkimono hitam tengah membidik target dengan anak panahnya.

"Aku masih belum paham apa menariknya kegiatan itu sampai Nao-niisama sangat menyukainya," celetuk Aiko tiba-tiba. Aisozou pun berusaha menahan tawanya agar tidak menguar.

"Selera perempuan dan lelaki itu beda, Aiko. Sekarang giliranku yang bertanya. Mengapa kalian –para perempuan– sangat menyukai boneka, hm?" tanya Aisozou.

"Tentu saja karena boneka itu imut! Aisozou-senpai tidak akan pernah tahu betapa menggemaskannya mereka! Atau betapa lembut dan empuknya kalau kau memeluknya!" celoteh Aiko dengan semangat yang menggebu-gebu. Tawa Aisozou pun tak dapat dicegah.

"Hahaha ... Aku memang tidak akan pernah tahu, karena aku kan tidak pernah memainkannya." Aisozou mengacak surai kelam itu, tak peduli bahwa Aiko sudah mencebikkan bibirnya dengan kesal.

"Kukira siapa yang ribut-ribut di sini."

Sebuah suara berat menginterupsi mereka. Membuat keduanya segera menghentikan ulah. Aisozou pun membungkuk sedikit demi menghormati senpai yang sudah ia anggap sebagai kakak kandung itu.

"Hisashiburi ne, Naosu-senpai!" ujar Aisozou riang. Tak lupa cengiran lebar ia berikan.

Naosu hanya tersenyum dan mengangguk kecil menanggapinya. Kemudian perhatiannya teralihkan pada Aiko. Dengan isyarat mata, ia meminta sang adik untuk meninggalkan tempat itu. Aiko pun menurut.

"Jadi, apakah ini tentang turnamen itu?" tanya Naosu yang mengajak Aisozou untuk duduk di gazebo terdekat.

"Yah ... begitulah, Senpai. Kau tahu kan kalau pertandingan kali ini akan lebih ketat dalam penyeleksiannya? Jadi, aku ingin belajar dari sang ahli yang sudah dua tahun berturut-turut memenangkannya."

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now