Chapter 1- The Four Explorer

163 25 16
                                    

-Geslyn POV-

Aku Geslyn Livian. Umurku 16 tahun, dan aku tinggal di Desa Frigus. Desa yang terkenal dengan suhu dinginnya. Walaupun di sini tidak bersalju, namun suhunya tidak pernah diatas 20°C. Oleh karena itu, di sini kami selalu memakai baju yang hangat, panjang dan tebal di sini. Bahkan piyama yang biasanya tipis, di sini dibuat sangat tebal.

Selain karena dingin, Desa Frigus juga terkenal karena keunikannya yang lain. Desa Frigus merupakan salah satu dari empat desa yang bersebelahan langsung dengan Hutan Hitam. Tentunya kami juga mempunya cerita tentang Hutan Hitam sama seperti ketiga desa lainnya.

Tetapi sekarang sudah tidak ada yang percaya dengan cerita itu selain aku di desa ini. Aku tidak tahu jika ternyata masih ada yang percaya dengan cerita itu di luar sana. Tapi yang jelas, aku tahu kalau aku masih percaya dan aku bertekad untuk masuk ke dalam Hutan Hitam. Untuk apa? Ya untuk membuktikan kepada orang lain kalau cerita itu benar-benar ada. Selain itu, aku juga sangat penasaran dengan rupa Hutan Hitam saat hutan itu disinari sinar matahari.

Untungnya hari dimana matahari bersinar sangat terang akan berlangsung besok. Dengan begitu, rencanaku untuk masuk ke Hutan Hitam akan dapat segera terlaksana.

Aku sudah menyusun rencana untuk pergi ke Hutan itu. Jadi, aku akan pergi saat upacara memperingati hari Clara Sole itu berlangsung. Tentunya tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk orang tuaku.

Sekarang yang ku perlukan adalah menyiapkan segala keperluan besok dan surat agar orangtuaku tidak panik mencariku. Haah... besok pasti akan menjadi hari yang sangat panjang.

***

-Aria POV-

Eh? Sudah pagi ya. Untung hari ini hari sabtu, jadi aku tidak perlu sekolah. Hahaha!

Oh ya, halo semua! Perkenalkan aku Aria Kennath. Selamat datang di desaku, Desa Felix. Desa ini adalah Desa yang penuh dengan kesenangan! Di desa ini tidak ada yang bersedih, semua orang harus senang.
Selain itu, desaku juga termasuk salah satu desa yang bersebelahan langsung dengan Hutan Hitam.

Kalian pasti tahu kan cerita Hutan Hitam. Nah, aku bertekad untuk masuk ke dalam hutan itu dan membuktikan kebenaran cerita itu. Orang-orang di desaku tidak ada yang percaya dengan cerita itu. Mereka terlalu takut dengan Hutan Hitam, karena hutan itu sangat gelap dan mereka berpikir tidak akan ada kesenangan yang dapat masuk ke sana. Haha, orang-orang aneh.

Karen keanehan jalan pikiran orang-orang di sekitar ku lah, akhirnya aku memilih untuk masuk ke hutan itu dan membuktikan bahwa aku bisa masuk ke Hutan Hitam. Selain itu, aku juga penasaran dengan air terjun beningnya. Siapa tahu jika aku bisa membawa airnya, aku dapat menggunakannya untuk menjaili kakakku dengan berkata bahwa gelas yang aku pegang kosong. Hihihi, pasti itu akan sangat menyenangkan.

Ok, cukup dengan rencana untuk menjahili kakakku. Sekarang yang aku perlukan adalah mengecek barang bawaanku lagi. Mari kita lihat daftarnya. Marshmallow untuk malam hari, coklat dan lollipop untuk di makan di jalan (sesuai dengan kata pepatah yaitu selalu bawa makanan sebelum lapar), obat-obatan, senter panda imut, dan satu tenda mini lengkap dengan sleeping bag.

Umm... apa lagi ya yang kurang, sepertinya semuanya sudah kumasukkan ke dalam tas. Baiklah, sekarang aku sudah siap untuk berangkat besok pagi saat upacara itu berlangsung. Aku sangat gembira menunggu hari esok, rasanya aku bisa berguling guling di lantai ini hingga 100 kali!

Tunggu dulu, sepertinya aku mencium bau kue coklat. Pasti mama sedang membuat kue coklat kesukaanku. Oke, kue coklat, aku datang!

***

Cleave WorldWhere stories live. Discover now