Prolog

471K 21.4K 1.1K
                                    

Maaf ya buat pembaca yang harus baca dari awal lagi 😅 Sekedar info saja. Cerita ini nanti akan aku ganti judulnya.

Komen typonya...

Selamat membaca..

"Aku mencintaimu Alettha" ucapan seorang pria berumur sekitar 27tahun membuat langkah seorang wanita berumur sekitaran 25tahun terhenti. Wanita tersebut berbalik dan menatap pria yang baru saja menyatakan cinta kepadanya

"Apa yang kamu ucapkan, Azka?" Tanya wanita tersebut.

"Kamu sudah memiliki istri dan Seor__" ucapan Aletha terhenti ketika pria yang di panggil Azka menyelah ucapannya

"Aku tidak perduli Alettha, aku hanya mencintaimu bukan, wanita itu. Kumohon. kembalilah Alettha, Aku sangat menginginkanmu," mohon Azka.

Alettah hanya bisa terdiam menatap Azka yang kini melangkah mendekatinya dan sebuah kecupan mendarat di bibirnya, membuat Alettah terdiam membatu.

Keduanya terdiam tidak ada satu-pun dari mereka yang bersuara membuat suasana di sekitar keduanya menjadi hening.

Sementara itu di tempat yang tak jauh dari Azka dan Alettha seorang wanita hanya bisa menangis mendengar dan melihat apa yang di ucapkan oleh Azka Ardhinan Athala, Pria yang tak lain adalah suami dari wanita tersebut. Ya.. Suaminya.

"Aku sadar tak bisa membuatmu merelakannya pergi, Jika kebahagiaanmu adalah mengulang masa lalu. Aku harus apa, Selain pergi darimu?" batin Wanita tersebut.

Wanita itu menghembuskan napasnya mengurangi rasa sesak di dalam dadanya. Secara perlahan Wanita itu melangkah jauh meninggalkan suaminya yang sibuk dengan masa lalunya.

***

Suara tangis Nafiza, Wanita yang baru saja hatinya di hancurkan oleh kenyataan yang ada, terdengar di sebuah kamar yang begitu besar. kamar berwarna cerah, kamar dimana buah hatinya yang baru akan berumur dua tahun tertidur dengan nyenyaknya tidak terganggu oleh isakan sang Bunda.

Sakit, hancur dan kecewa. Itulah yang di rasakan Nafiza saat ini.

"Aku kira dengan hadirnya Arka bisa membuatmu menatapku. ... Tapi, aku salah. seharusnya aku sadar kau tidak akan menatapku Hiks... hiks.." lirihnya

Nafiza menatap putranya yang masih lelap di box bayinya, "Maaf sayang untuk beberapa hari kedepan kamu tidak bisa bertemu dengan ayahmu, maaf jika bunda memisahkanmu dengan ayahmu...,"

"Sekali lagi maaf. Maaf untuk keegoisan bunda." tambahnya

Nafiza mengusap rambut putranya lalu mengusap perutnya yang masih terlihat datar.

Perlahan Nafiza keluar keluar dari kamar anaknya, menuju kamar tempat di mana dia dan sang suami tidur. Nafiza langsung mengambil koper kecil mengisi baju dan barang barangnya yang ia punya setelah itu, Nafiza kembali kekamar putranya dan mengendong putranya pergi keluar dari rumah mewahnya. Mengabaikan para pelayan dan satpam rumah yang menanyakan, kemana akan ia bawa putra pertama di keluarga Tuan mereka

"Semoga dengan kepergianku bisa membuatmu bahagia"

Nafiza menaiki taxi lalu menjauh dari rumah mewahnya.

Sementara itu di tempat Azka Dan Alettah.

Alettah mengangkat satu tangannya lalu mendaratkannya di pipi Azka membuat Azka terdiam di tempatnya.

"Maaf Azka, aku tak bisa. Aku memang mencintaimu, tapi ... Itu dulu. Dan sekarang mencintai tunanganku." Alettah menjauh dari Azka yang hanya terdiam di tempat menatap punggungnya yang makin menjauh dan menghilang.

Azka menghembuskan napasnya setelah itu Ia beranjak dari tempatnya setelah Alettha tak terlihat lagi. Dengan kecepatan di atas rata-rata Azka melajukan mobilnya ke arah rumahnya.

Rumah yang terdapat seorang wanita yang selalu, dia abaikan dan sakiti. Wanita yang telah memberi seorang putra padanya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Azka langsung di sambut oleh ART yang mengatakan bahwa Nafiza pergi membawa Arka. Membuat Azka murka dan kembali masuk ke mobil mencari Nafiza dan anaknya.


***

T.b.c

Sabtu.24.02.2018

Dear Nafiza (Proses Revisi/terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang