;Pʀᴏʟᴏɢ ;

45 6 3
                                    

  KITA sangat muda ketika pertama kali bertemu. Saat itu keluargamu datang untuk menghadiri sebuah pesta yang diadakan di kerajaan Ayahku.

Aku tidak terbiasa melihat banyaknya orang-orang asing yang berdatangan hingga tidak ada pilihan lain bagiku selain untuk pergi dari keramaian menuju halaman belakang istana.

Namun tak disangka disini juga terdapat begitu banyak orang.

Saat itu aku terpaksa berdiam dan berdiri seorang diri; menundukkan kepala demi menghindari kontak mata bersama dengan orang-orang asing.

Sungguh aku tidak pernah merasa nyaman apabila seperti ini.

Namun entah apa yang membuatku kembali mengangkat kepala saat itu; tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada seorang pemuda asing yang tengah berjalan melalui kerumunan orang-orang dan menuju ke arahku.

Pemuda itu sedikit menundukkan kepalanya untuk memberikan hormat sebelum akhirnya ia mulai membuka pembicaraan.

"Halo," adalah satu kata singkat yang ia ucapkan untuk mengawali percakapan pada saat itu.

Sejujurnya aku tidak menyukai orang asing. Aku tidak suka ketika orang-orang yang tidak dikenal menatap ke arahku.

Namun entah kenapa disaat pertama kali berjumpa dengannya aku tidak merasakan hal seperti itu.

Pesta pada malam hari ini terasa begitu menyenangkan karena kehadirannya.

Aku bersyukur sekali karena ia benar-benar membuatku senang pada pesta kali ini. Dan aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.

Kemudian saat itu tiba-tiba saja Ayah mendatangi kami berdua yang tengah berada di atas jembatan kecil yang ada di taman istana.

Aku tersenyum melihat kedatangan Ayah namun entah apa yang terjadi ia tiba-tiba saja menarik salah satu tanganku; membuat jarak antara diriku dengan pemuda itu.

"Menjauhlah dari Hyegi!" teriak Ayah dengan ekspresi wajah yang marah.

Saat itu aku langsung dibawa oleh pengawal Ayah untuk masuk ke dalam istana. Seiring berjalannya kembali ke istana, sekalipun aku tidak berhenti menatap ke arah pemuda itu.

Tangisan pun mulai pecah; di dalam hati aku memohon agar ia tidak pergi meninggalkanku.

Namun itu semua sia-sia ketika sosok sang pemuda perlahan-lahan menghilang dari pandanganku.

"Aku tidak akan pernah berhenti menunggumu. Aku akan selalu percaya bahwa kaupasti akan datang kepadaku, Oh Sehun."

Tale: Love StoryWhere stories live. Discover now