22.

1.4K 158 13
                                    


DORR!!

"akh!"

"minseok!!"

--------------

Sehun tertawa puas saat minseok berusaha melindungi luhan dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng, sebuah timah panas berhasil menembus kulit punggungnya.

"hyu-hyunghh..."

"minseok! apa yang kau lakukan!!"

"aku hanya-, hanya ingin melindungimu hyung.. aku- aku.."

"minseok, kumohon bertahanlah!!"

Luhan kemudian menggendong minseok dan bergegas keluar, namun sepertinya sehun belum puas dengan apa yang dilihatnya sekarang, dengan cepat dia kembali mengarahkan pistolnya tepat ke arah luhan.

DORR!!!

Beruntunglah karena disaat bersamaan, polisi berhasil menghentikan aksi sehun dengan menembakkan peluru tepat pada kakinya. Sehun meringis kesakitan merasakan panasnya timah yang menembus kulit dan dagingnya. Polisi kemudian mengamankan sehun untuk dibawa ke kantor polisi. Yoona yang saat itu datang bersamaan, terkejut melihat minseok terkulai lemah didalam gendongan luhan.

"astaga! oppa, minseok kenapa?"

"dia tertembak, aku harus cepat membawanya kerumah sakit."

"iya oppa, apa kau kuat menggendongnya?"

"tidak bisa aku mengatakan tidak kuat, minseok sudah rela mengorbankan dirinya hanya untuk melindungiku."

Yoona kemudian membantu luhan untuk membawa minseok kedalam mobil, diperjalanan minseok terus merintih menahan rasa sakit sekaligus ngilu dibagian punggungnya. Luhan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak peduli apapun yang dipikirkannya hanya keselamatan minseok, dirinya harus secepat mungkin sampai dirumah sakit.

Namun nasib baik belum berpihak pada mereka, entah ada kejadian apa jalanan yang tadinya lancar seketika berubah menjadi kemacetan panjang. Luhan sontak memukul setir mobilnya dengan keras, kenapa ada saja halangan disaat keadaan genting seperti ini.

"yoona-shi, apa kau bisa mengendarai mobil?"

"aku? belum sebegitu paham, memangnya ada apa, oppa?"

"bisakah kau menggantikan posisiku? kita tidak mungkin menunggu, kemacetan ini sangat panjang."

"lalu apa yang akan kau lakukan? rumah sakit masih cukup jauh dari sini."

"aku akan membawa minseok dengan berjalan kaki, tidak peduli seberapa jauh itu."

"apa? tapi oppa-"

"cepat tukar posisi! waktuku tidak banyak, tolong bantu aku."

"ah ya baiklah."

Luhan kemudian turun lalu menggendong minseok dipunggungnya. Tidak peduli seberapa jauh dia harus berlari, yang terpenting dia harus secepat mungkin membawa minseok ke rumah sakit. Ditengah perjalanan minseok merasa jika dirinya sudah tidak sanggup bertahan, minseok meminta luhan untuk menepi terlebih dahulu, dia merasa kasihan melihat luhan yang tanpa lelah terus berlari padahal beban dipunggungnya cukup berat.

"minseok, ada apa?"

"hyung.. aku tidak kuat lagi, punggungku perih sekali dan semua tubuhku terasa sangat sakit."

"tidak minseok!! kau harus bertahan! kau pasti bisa!! sebentar lagi kita akan sampai, aku mohon bertahanlah."

"tapi hyung.. sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi, aku-"

"kumohon minseok, demi aku!!".

"....."

"kita lanjutkan ya, aku tau kau anak yang kuat, maka dari itu kumohon bertahanlah!"

Minseok mengangguk lemah dan tersenyum pada luhan, "aku akan bertahan untukmu, hyung." Luhan kembali menggendong minseok di punggungnya, dia berdoa agar Tuhan memberikan minseok kekuatan, dia tidak mau kehilangan minseok, seseorang yang sudah banyak berkorban untuknya, seseorang yang sering menderita karenanya, seseorang yang sangat berharga, minseok-nya tidak boleh pergi.

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, luhan akhirnya berhasil membawa minseok ke rumah sakit. Sesampai disana luhan segera memanggil perawat agar bisa cepat menangani minseok.

Minseok kemudian di bawa menuju ruang unit gawat darurat, dokter mengatakan jika minseok harus segera di operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuhnya. Hal ini akan sangat riskan dan kemungkinan hidup sangat kecil, karena peluru sudah menjalar masuk ke dalam organ dalam tubuh.

"dok, tolong selamatkan adikku."

"saya akan berusaha semaksimal mungin, tapi melihat kondisinya sekarang kemungkinan selamat masih sangat kecil."

"tolong lakukan yang terbaik, dok. Dia harapanku satu-satunya."

"tentu, kalau begitu saya permisi."

Luhan hanya bisa pasrah dan berdoa agar minseok bisa selamat dan bertahan hidup. Luhan menyesal atas apa yang dia lakukan, jika saja waktu itu dia ikut dengan minseok pasti hal ini tidak akan terjadi. Menyesal pun percuma, minseok sudah terluka karenanya untuk kesekian kali.

Tak lama kyungsoo dan chanyeol pun datang, disusul dengan yoona. Mereka panik saat tau jika minseok sedang di operasi dan keadaannya sangat kritis.

"luhan hyung! dimana minseok? bagaimana keadaannya?"

"minseok sedang dioperasi dan keadaanya sangat kritis, kemungkinan selamat sangat kecil.. aku takut minseok pergi.."

"jangan bicara seperti itu hyung!! minseok pasti akan selamat! hyung tidak boleh pesimis begitu!!"

"iya aku tau kyung, aku hanya takut jika minseok akan meninggalkanku, aku banyak berbuat salah padanya, aku menyesali itu semua.. aku bodoh kyung!!"

kyungsoo kemudian memeluk luhan, dia tau dan mengerti bagaimana perasaan luhan saat ini.

"hyung, minseok adalah orang yang sangat baik dan peduli, dia sangat menyanyangimu, hyung. Apa kau tau, akhir-akhir ini dia sering melamun dan tidak fokus belajar hanya karena memikirkanmu, dia terlalu khawatir karena perubahan sikapmu padanya. Semenjak kau berhubungan dengan wanita itu, minseok tak lagi mengenal siapa dirimu, kau terlalu asik dengan duniamu sendiri."

"dan aku sangat menyesali itu semua kyung, kenapa aku selalu bertindak bodoh! aku selalu membuatnya menderita.  Sudah berapa kali aku menyakitinya, sudah berapa kali aku mengecewakannya, kakak macam apa aku ini ,kyung!! sama sekali tidak becus melindungi adiknya!! katakan!! apa yang harus aku lakukan untuk menebus itu semua!! katakan kyung!!"

"luhan hyung..."

Luhan tak kuasa menahan sakit dihatinya, dia menangis dan menyesali semua perbuatannya. Rasanya luhan ingin menggantikan posisi minseok dengan dirinya, bahkan jika harus ditukar dengan nyawanya sekalipun.

--------

Sudah beberap jam lamanya, namun dokter masih belum juga keluar dari ruang operasi. Luhan sedari tadi gelisah memikirkan minseok-nya, chanyeol dan kyungsoo pun tak henti-hentinya mencoba berusaha membuatnya sedikit tenang.

Selang beberapa lama, dokter pun akhirnya keluar dari ruang operasi, luhan pun segera berlari menghampiri sang dokter untuk mengetahui keadaan minseok sekarang.

"dok, bagaimana minseok?"

"operasinya berjalan lancar, namun karena keadaan fisiknya yang sangat lemah, adik anda mengalami koma."

"minseok... koma?"




TBC.

Hyung And Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang