Toilet Berpenghuni (5)

59.2K 4K 219
                                    

Setelah aku mengatakan itu, orangtua Daniel pun mengerti apa yang harus kami lakukan selanjutnya agar Daniel bisa pergi dengan tenang.

Sekarang aku sedang berada didalam mobil bersama orangtua Daniel, tujuan kita untuk mencari keberadaan seseorang, setelah orang tua Daniel memberitahu ku bahwa tidak semua teman Daniel bisa di kunjungi, mereka memberitahu, bahwa minhyun .. dia sudah meninggal karena penyakit livernya, lalu Jinyoung .. dia tertangkap polisi karena kasus narkoba, selain pemakai dia juga merupakan pengedar, dan tentu saja kini artinya kami akan mengunjungi Jihoon, menurut cerita orangtua Daniel, Jihoon sudah lama tak pernah berada di rumahnya, orangtua Jihoon sebenarnya tahu dimana dia berada, namun orangtua nya seperti sudah lelah membujuk Jihoon agar dia kembali kerumah dan berhenti melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri.

Sekarang kami mencari Jihoon ke tempat-tempat dimana biasanya dia berada, sampai Ibu Daniel melihat Jihoon berada didepan club hendak masuk kedalam, Ibu Daniel menunjukannya kepadaku, dan dengan cepat aku menghampirinya di ikuti Ibu Daniel, saat Ibu Daniel mulai berbicara pada Jihoon, dari awal Jihoon terlihat sangat heran saat melihat kami, dan dia tampak seperti sungkan saat melihat Ibu Daniel, bahkan dia terlihat sangat malu saat berada didekat Ibu Daniel, mungkin dia merasa bersalah saat bertemu dengan Ibu Daniel.

Aku membantu Ibu Daniel menjelaskan tujuan kami kepada Jihoon, dan entah mengapa, raut wajahnya seperti menyimpan kesedihan mendalam saat kami menyebut nama Daniel, setelah kami menjelaskan semua, untungnya Jihoon mau mengikuti kami untuk pergi kesekolah, dia mengikuti kami dari belakang dengan motor besar nya.

Sebenarnya saat aku memberitahu orangtua Daniel bahwa Daniel ingin bertemu dulu dengan teman-temannya, aku menyarankan mereka untuk melanjutkan ini esok hari saja mengingat besok adalah hari libur sekolah, namun Ayah Daniel meminta padaku untuk menyelesaikan semua hari ini juga, walau sudah malam aku pun bersedia, mungkin karena orangtua Daniel tak bisa kembali ke rumah dengan tenang bila anaknya ternyata belum bisa kembali dengan damai ke alamnya.

Setelah kami sampai disekolah atau lebih tepatnya lagi sudah sampai di toilet lantai 3 sekolah ini, kami berempat di ikuti supir orangtua Daniel langsung saja memasuki toilet, keadaan sekolah saat ini cukup gelap, hanya ada beberapa lampu saja yang sengaja diterangkan, dan keadaan toilet sekarang tentunya sangat gelap, untuk menyalakan lampu pun tidak bisa, karena semua listrik hanya bisa di kontakan pada pusatnya yang aku pun tak tahu dimana tempatnya, tak mau membuang waktu, aku hanya menyalakan senter dari ponsel ku untuk membantu sedikit penerangan ditoilet, aku mulai menyebut nama Daniel untuk memanggilnya, namun seperti biasa dia tak langsung menampakan dirinya, aku berjalan maju perlahan ke arah paling pojok toilet ini, tempat dimana tadi sore Daniel memunculkan dirinya disana.

KREEETT...

Dengan setengah menutup mata,
perlahan aku membuka pintu toilet paling pojok ini, dengan jantung yang berdetak kencang aku mempersiapkan jantung ku bilamana Daniel tiba-tiba saja ada didalam atau malah aku membayangkan Daniel sedang duduk di atas kloset dengan menatap tajam kearah ku, atau mungkin saja dia sedang menggantung ditembok lalu turun merangkak kearah ku, sungguh kini didalam fikiranku sangat tak karuan, dan saat aku berhasil membuka seluruh pintu nya ..

"Fiuhhhhh ternyata Daniel tak ada di dalam sini"

Dan saat aku membalikan tubuhku untuk kembali, dengan mengarahkan cahaya senter ponselku ke depan ...

Sialll .. ternyata mungkin sedari tadi Daniel berada di belakangku, kini dia berada tepat didepan ku, cahaya senter pun menyorot ke wajahnya sampai wajahnya kini sangat tampak terlihat jelas, matanya berwarna putih seluruhnya, busa yang keluar dari mulutnya tanpa henti, wajah putih pucat kebiruan kini tepat berada di depan ku, darah dari hidung ku sebenarnya sudah daritadi keluar, namun aku fikir dia tak akan muncul di belakang ku seperti ini, seperti orang bodoh aku hanya melambaikan tanganku pada Daniel dengan senyum yang di sponsori rasa takutku dengan lutut yang bergetar, berharap Daniel tetap di disitu tanpa mendekati ku, aku berjalan menyamping menjauhinya dan menghampiri orangtua Daniel dan tentunya Jihoon yang sedari tadi hanya diam saja karena mereka tak bisa melihat Daniel.

School Ghost [DINOVELKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang