Bukan Lawan Jenis

709 64 43
                                    

Namanya Shani, separuh dari kecantikan Dewi Yunani ada di wajahnya, saat dia tersenyum siapa pun yang melihatnya pasti merasa dirinya telah mati dan berada di surga, karena hanya disurga lah ada malaikat.
Tidak, aku tidak berlebihan memuji nya ini kenyataan, seindah itulah Shani apa ada nya ku ceritakan tanpa tambahan tanpa pengurangan, tapi sayang aku tidak mungkin jatuh cinta dan mencintai Shani. Karena dia bukan lawan jenis ku.

"udah lama nunggu Vin?"
Itu suara Shani, lembut bukan? Kalian tidak bisa mendengarnya?
Biar aku saja.

"Nggak kok, gue baru dateng"
Ku jabat tangan Shani ramah seperti biasanya dia hanya membalas dengan senyum simpul kemudian duduk di kursi kosong tepat di hadapan ku.

"Kenapa? Tumben ngajak ketemu disini? Penting?" Rentetan Pertanyaan Shania langsung ku rangkum menjadi satu jawaban singkat.

"Gak penting-penting banget, gue cuma pengen ngajak lo dateng ke nikahan mantan gue, lo mau bantuin gue kan Shan?"
Aku langsung mengajukan niat ku langsung. Shania langsung tertawa aku sudah siap jika beberapa menit ke depan Shani mengejek ku karena Jomblo.

"Harus banget gue? Yang lain kan bisa.."

"Lo gak bisa?" Aku bertanya hati-hati

"Iya gue bisa kok, apa sih yang enggak buat lo" Shani mencolek dagu ku genit, aku hanya meringis kecil dan juga tidak lupa berterima kasih karena Shani menerima ajakan ku.

Aku dan Shani sudah lama kenal sekitar 1 tahun lebih pertemuan yang cukup Segmented, saat sama-sama kena delay di bandara dan waktu berjam-jam itu aku habiskan mengobrol dengan Shani, dia cukup menarik dan juga asik.
Sampai sekarang, kami masih berteman baik karena ternyata kami satu kota.

"Kondangannya besok?"
Shani bertanya begitu kami berdua berada di Mobil.
Mobil ini adalah milik Shani dan jika sedang jalan berdua seperti ini akulah yang sering kebagian bawa.

"Lusa, gue juga mau cari baju dulu Shan"
Kataku, sambil fokus ke jalan.

"Gue temenin ya, sekalian gue nyari baju juga buat gue, eh dress code nya apa?"

Aku sedikit berpikir mengingat-ingat ada atau tidak nya aturan Dress Code itu di surat undangan mantan ku.

"Kalo gak salah, White deh"

"Sip yaudah kebetulan gue punya dress putih baru beli kemarin, kebetulan banget ya" Shani antusias.

"Ngenes banget ya gue Shan, masa kondangan sama temen?"gumam ku.

"Yaudah nanti gue ngaku jadi pacar lu aja deh hehe " Shani nyengir cakep.
Ya Allah Gusti!!! Gak kuat ini.

"Ye, yakali Shan" aku berpura-pura tak mengiraukan ocehan Shani barusan, kalau di ladenin nanti keterusan.

Satu hal yang aku tahu bahwa Shani adalah seorang yang memiliki hati lembut dan juga perasa, aku pernah takut bahkan curiga dari kedekatan kami ini Shani sampai menyukai ku tapi ternyata kecurigaan ku belum terbukti selama Shani belum mengatakannya langsung.
Dia baik pada siapa pun termasuk pada ku, rasanya terlalu berlebihan jikan kebaikan Shani selama ini mengandung Unsur suka yang terselubung, aku harus percaya dia adalah teman ku semenarik apa pun Shani dimata ku dia tetap bukan lawan jenis ku.

"Terus lo gimana?"

"Ya gitu gue biarin mbak-mbak nya lewat ih kalo nggak ngehargain yang lebih tua, udah gue lempar pake granat" Shani menceritakan kejadian yang belum lama ini ia alami aku ikut tertawa mendengarnya sambil sesekali ku minum air mineral yang ada di tangan ku.

"Eh, lu udah nonton Dilan belum?" Tanya ku lagi, kali ini Shani tidak langsung menjawab karena harus menghabiskan donat yang memenuhi mulutnya.

"Aduh belum gue, nanti kali ya.. ama lu aja deh, ntar keburu basi lagi tuh film"

THE AMAZING JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang