Dia adalah Dinal ku (Tahun 1834H)

737 65 36
                                    

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1

Nama ku Silea. Silea Ramdhan Husen Jenis kelamin perempuan dan tadi baru makan rambutan. Teman-teman ku biasa memanggil Husen tapi saat masuk SMA aku protes karena itu terlalu maskulin.

Nama belakang ku di ambil dari nama belakang kakek sepupu teman dari keponakan tiri nya Ayah ku, dia bukan Prajurit TNI ayah ku lahir di sumatera barat dan dia memilih jadi pedangang.

Ibu ku? ah nanti saja ku jelaskannya sekarang aku sedang sibuk mengemasi barang-barang ku untuk Pindah ke Moekarta,aku dan keluarga ku beserta semua isi rumah ku ikut pindah kesana karena rumah kami yang di Jakarta sering kebanjiran dan sudah terancam kena penggusuran aku Ayah dan Ibu sudah pasrah jika rumah kami akhirya di gusur denga-dengar Pemrov DKI pun siap mengganti rugi dengan jumlah yang layak.

2

Kami pindah ke daerah Pasir Kaliki-Sukajadi, rumah itu tadinya rumah sengketa tapi akhirnya di jual oleh keluarga terkait, karena mereka sering di takuti oleh Hantu Ibu, aku juga tidak begitu mengerti bagiku selama rumah itu bagus dan layal huni kenapa tidak? Soal hantu ?bacain ayat kursi aja .

Baiklah Di Bandung inilah akan aku tulikan semuanya semua kisah masa-masa SMA ku dan semua orang yang terlibat di dalam nya terpaksa aku samarkan namanya dengan nama-nama yang lebih Umum seperti " Mawar" " Bongek" " Cimuy" "Najip" dll.

Aku tinggal bersama keluarga lengkap ku disini, bersama Ibu yang sudah tidak perawan dan Ayah yang sudah tidak perjaka, dan adik ku tentu nya bagiku Bandung bukan hanya sebuah nama kota, tapi juga sebuah nama Kabupaten dan juga kota romatis dimana aku bertemu dengan dia, ya dia ..

Dia adalah Dinal ku.

Sebelum ku mulai cerita ini, akan aku beritahu dimana posisi ku sekarang.

Aku tengah berada di Kafe Starbucks dengan Free wifi dan kopi hitam kental diatas meja, lagu-lagu jaran Goyang turut menemani untuk ikut serta mengulik kenangan demi kenangan yang pernah aku lalui dengan Dinal, kenangan indah yang tidak akan pernah ku lupakan yang membuat ku merasa beruntung lahir di bumi ini.

3

Pagi itu di bandung sekitar bulan Oktober atau Nopember aku tidak ingat yang jelas saat itu sedang musim mangga.

Aku berjalan sendirian bersama siswa yang lain menuju sekolah, ada yang berkelompok ada yang berdua ada juga yang bertiga karena sendiri itu sepi. Samar-samar aku mendengar suara motor yang mendekat dari belakang dan kemudian mencoba mensejajarkan laju nya dengan langkah ku aku mencoba pura-pura tidak peduli karena siapa saja yang berada diatas motor itu dia hanya minta kenalan terus tukeran ID Line.

"selamat pagi" katanya

Sebenarnya aku bingung bagaimana menjawabnya aku bingung menghadapi situasi seperti ini, akhirnya aku hanya menunduk sambil memikirkan keran dirumah yang mungkin lupa ku matikan.

THE AMAZING JKT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang