16 - Going Home (Flashback)

Start from the beginning
                                    

Maaf saja, aku sangat menyukai Strawberry dan tidak berniat melupakannya.

"Minum tanpa sisa, Airin." Perintah ibuku.

Aku hanya mengangguk. "Terima kasih, Ibu."

Ibuku mencium pipiku berahli ke keningku dengan lembut. "Jangan tidur terlalu malam."

"Siap, Captain." Aku tesenyum.

Ibuku bersiap meninggalkan kamarku.

"Ibu." panggilku menghentikkan langkahnya dengan menatapku.

"Ibu tidak akan meninggalkan aku, kan?"

🍓🍓🍓

Aku merasakan tanganku di pegang dengan erat. aku tidak tahu siapa yang sedang mengenggam tanganku.

Aku mengintip dengan mata memicing. Kantukku terbang melayang tanpa sisa. Aku bisa melihat, sangat jelas.

Aku pasti sedang bermimpi.

Namun, tangan lainnya menggerakkan tubuhku seakan sedang membangunkan diriku. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka mata. Pertama kali yang aku lihat.

Lelaki tampan dengan senyum yang sangat aku kenali.

Dia tersenyum dengan mata yang hampir tertutup, sungguh aku merindukan senyum itu.

"Daniel, benarkah?" Aku berpikir kalau diriku sedang bermimpi.

Tetapi sekali lagi, aku bisa merasakan ia memelukku, tidak erat namun aku bisa merasakannya.

"Dairin."

Aku tersihir mendengarnya. Dengan cepat aku melepaskan pelukannya berahlih memegang bahunya kuat.

"Kau bisa? Sungguh?" Senyum terukir di bibirnya.

Ia tersenyum. "Aku banyak melakukan mengobatan dan terapi."

Aku tersenyum bahagia. "Selamat. Sungguh aku hampir tidak mengenalimu."

"Kau tidak mengubah kamar ini." matanya meneliti setiap sudut kamar dengan mulut sedikit menganga.

Aku menggeleng. "Aku percaya kau akan kembali."

Daniel hanya tersenyum membalas perkataanku.

"Dasar anak nakal." Aku memukul bahunya kuat.

Daniel hanya menggeleng lemah. Matanya sayu seakan mengatakan maaf.

Aku tidak tahu mengapa aku bisa selemah ini, air mataku jatuh tanpa bisa dihentikkan, entah terlalu bahagia atau malah sedih mengingat bagaimana ayah dan Daniel meninggalkan aku berserta ibuku.

"Kau kemana saja selama ini?

"Dairin jangan menangis."

"Jawab pertanyaanku, Bodoh."

Dia terkekeh, dan aku ingin melemparnya ke lubang buaya.

"Aku tinggal di Tennessee untuk melakukan mengobatan."

Aku terdiam. jauh sekali sampai ke lautan Amerika. "Kau pasti bahagia tanpa aku."

"Aku tidak bisa tidur dengan benar selama 10 tahun ini."

"Sungguh? Karena aku?"

"Bukan, bukan karenamu. Karena kasurku."

Aku mendengus malas. Dia tidak pernah berubah, selalu membanggakan kasurnya. Memangnya hanya kasurnya saja yang empuk? Dasar adik sialan.

Bersamaan tawa Daniel berhenti. Suara gelas terjatuh dengan keras. Aku berdiri ingin tahu apa yang terjadi.

Namun tangan Daniel menghentikanku. "Aku akan mengeceknya, kau tunggulah disini."

Tennessee🍓 [Byun Baekhyun Story]Where stories live. Discover now