Pergi?

4 0 0
                                    

Myana masuk kedalam kelas dengan santai, hari ini cuacanya cukup bagus dan Myana suka udara dipagi hari, sejuk-adem gimana gitu.

Jika kalian mengira kegiatan pada pagi hari Myana tidur pada hari libur jawabannya tidak, Myana tidak akan bias diam jika pagi dia akan berkeliling disekitar rumahnya.

Setelah matahari mulai terik dia akan berdiam dikamar sampai sore. Kegiatannya sama seperti kalian main Hp, laptop atau tidur jika tidak nonton Tv.

Tidak ada yang diharapkan dari Myana jika dia sudah berada dikandangnya terutama jika dia sudah memegang Hp, biasalah jika tidak chattingan apalagi jika tidak nonton.

Myana menarik kursi dan menaruh bokongnya dikursi, tasnya ia gantungkan di sisi meja.

"Myana, lo tau?" Ria datang dan duduk dihadapan Myana dengan pertanyaan ambigunya.

"Gak."

"Iyalah orang gue belum kasih tau."

"Nih ya, gue dengar hari ini penyelidikannya." lanjut Ria.

Myana kaget mendengar dari Ria kalau penyelidikan atau pertemuan komite akan diadakan hari ini, padahal biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk penyelidikan, tapi kali ini sehari setelah kejadiannya.

"Sepertinya ini hari terakhir kita melihat si bodoh Galih!" Ucap Ria dengan nada kesalnya.

Ayolah siapa yang tidak bodoh jika berurusan dengan dictator seperti Aldi terlebih berkelahi dengannya, hidup disekolah mungkin tidak akan tenang. Tentu saja! Aldi ya tetap Aldi!, prinsipnya ia akan menemui kesenangannya dengan cara apapun.

-oo0oo-

Galih masuk kedalam kelas untuk mengambil tasnya yang berada dipojok dekat dengan jendela.

Myana heran mengapa Galih berada disini bukannya ia harusnya berada di ruang rapat?

"Kenapa lo disini?" Tanya Myana penasaran tapi Galih mengabaikan Myana.

Galih keluar dari kelas ia terus berjalan tapi sebelum itu ia menatap Myana san teman-teman lainnya.

Mereka semua mengintip dari jendela saat Galih melangkah keluar. Ria dan Lara yang baru datang menghampiri Myana yang melihat kepergian Galih.

"Ada apa? kenapa dia membawa tasnya?apa dia dikeluarkan? dipaksa?" tannya Lara beruntun.

Myana menggeleng.

-oo0oo-

Galih sampai dilapangan ia melihat teman-temannya yang melihatnya dari jendela kelas, hampir seluruh kelas melihatnya.

Ia mencopot nametagnya lalu membuangnya dan menginjaknya.

-oo0oo-

'Matahari muncul untuk cahaya pagi, siang dan sore. Bulan muncul untuk cahaya malam. dan kamu muncul untuk menyebabkan masalah, apa  alasannya? dan sekarang pergi?'

Myana menghembuskan nafasnya gusar, ia melihat arlojinya, ia menyimpan buku dan pulpennya di dalam tas.

Myana segera bergegas keluar kelas, ia ada rapat osis dan 2 sejolinya tadi sudah terlebih dahulu pergi keruang osis, salahnya juga sih menyuruh kedua sejolinya duluan, lagipula masih ada sisa waktu untuk mengerjakan tugas yang belum selesai.

Tapi ujung-ujungnya juga Myana bakal bermain dengan Diary kesayangannya.

Menulis maksudnya.

Langkah Myana bertambah cepat, takut telat masalahnya kalau telat bisa bisa ia akan di introgerasi sama si kepala rumus dan kalau terjadi dijamin bakalan kalah kalau debat sama si kepala rumus sekaligus si ketua osis yang berkepala rumus.

kalian tau siapa? Angga Muhamad Ridan.


langkah Myana terhenti di dekat madding, ia melihat tulisan yang ada dimading dengan kerutan didahinya.

'ketika matahari muncul untuk cahaya pagi,siang dan sore. Bulan muncul untuk cahaya malam dan dia muncul untuk menyebabkan masalah bukan tanpa alasan dia membuat masalah dan pergi hanya untuk membuktikan apakah dia pantas pergi?'

Kata katanya mirip yang ia tulis di buku Diary, siapa yang menulis?

-oo0oo-

Myana pergi kesekolah seperti biasa, ia menghitup udara pagi hari didepan rumahnya dengan damai sambil berjalan.

Rasanya sungguh sejuk dan damai, ingin sekali ia berkeliling tapi ia harus menelan itu semua karena ia harus sekolah . Jika ia bolos mungkin ibunya akan mengecap dirinya pemalas ia tidak mau akan hal itu terjadi.

Sementra dirumah seorang lelaki menghela nafas lelah, ibu dan ayahnya sudah pergi tanpa memberitahu dirinya. Ari mendesah dan memilih untuk berangkat saja.

Tiap hari seperti ini, seperti tidak mempunyai orang tua, dirinya juga ingin seperti anak lainnya, berpamitan sebelum itu sarapan bersama. Khayalanmu terlalu tinggi Ari, batin Ari.

Ari bersepedah keseolah dan sekolah masih sepi saat ia sampai. Ari memarkirkan sepedahnya, ia melihat seorang lelaki yang berbeda seragam darinya sedang melihatnya dari atas, tapi  saat Ari mendongkak lelaki itu segera pergi.

Ari tidak peduli, ia melanjutkan langkahnya kedalam kelas saat sampai dipintu kelas ia melihat seseorang sedang tiduran dikursinya, menggelamkan wajahnya dikedua lipatan tangannya.

Ari mengerutkan keningnya.

Seseorang itu duduk di bangku Galih apa itu galih?

Dengan penasaran Ari mendekat, ketika tangannya menepuk-nepuk punggung orang itu tapi tidak ada respon.


"Oy!" Pagil Ari.

Saat Ari menarik jaket yang dipake seseorang itu, orang itu malah jatuh tak sadarkan diri dan wajahnya pucat pasi.

"Galih!" desisnya terkejut dan otomatis Ari menjauh melihat keadaan Galih seperti mayat.

Myana yang baru datang terheran heran melihat Ari yang ketakutan, ia mendekat dan saat ingin menanyakan ada apa Myana melihat Galih yang tergeletak ia membelalakan matanya.

Terkejut.

-oo0oo-



Salam~

Zahraaa_R


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Your LiesWhere stories live. Discover now