Kean 2

1K 135 27
                                    

**

Keanna melihat jam digital di layar smartphone-nya. Sudah jam lima sore. Kean mengingat, biasanya Marc belum ada di rumah. Bahkan akhir-akhir ini dia sering pulang terlambat karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor -katanya. Kean merenung untuk beberapa detik. Yah, pemikiran yang bagus karena Keanna memutuskan untuk menghubungi Marc.

"Marc.." Keanna tidak perlu menunggu lama karena Marc langsung mengangkat panggilannya.

'Kean? Ada apa?'

Suara yang dingin. Marc berada dalam suasana hati yang tidak aman. "Aku sudah dalam perjalanan pulang. Aku pikir, aku ingin makan malam bersamamu."

'Tidak, Kean...'

Marc berbicara panjang. Dia menjelaskan tentang alasan kenapa dia tidak bisa makan malam bersama Keanna hari ini. Tapi Keanna tidak mendengarnya dengan baik. Keanna justru lebih tertarik untuk mendengarkan suara perempuan yang mungkin ada di sekitar Marc, atau mungkin sedang bersama dengan suaminya itu. Suara wanita yang terdengar manja dan dia sedang membicarakan tentang...

Baju tidur?

'Kean!' Suara besar Marc menyentak kesadaran Kean.

"Y-ya." Suara Keanna seperti tersendat.

'Kau mendengarku?'

"Kau sedang bersama seseorang? Wanita?"

Melalui sambungan telepon itu, Keanna bisa mendengar Marc menghembuskan napas kasarnya. Keanna tidak peduli. Keanna masih menunggu jawaban dari mulut panas seorang Marcus Darran Cho yang begitu dicintainya itu.

'Ya. Dia adalah karyawan di hotel. Mereka sedang meributkan pakaian tidur sialan yang ditinggalkan oleh tamu hotel.'

Oh! Hati Keanna lega. "Ya. Aku pikir aku mengganggu pekerjaanmu, maafkan aku."

'Tidak pernah menggangguku kalau aku masih mengangkat teleponmu, Kean.'

Keanna tersenyum. Dia mengabaikan suara wanita yang masih terus merengek. Mungkin mereka sedang berebut pakaian tidur bekas pelanggan yang menginap. Cukup menggelikan untuk dibayangkan. Tapi Keanna tidak peduli.

"Baiklah. Aku akan pergi untuk mendapatkan makan malamku."

'Dan kau akan membungkusnya untuk dimakan di rumah.'

"Bagaimana kalau aku memakannya sambil melihat jalanan yang padat dan lampu-lampu jalan yang menyala dengan indah? Aku janji hanya beberapa menit saja."

'Tidak! Keanna!'

Keanna mengerucutkan bibirnya. Keanna. Marc sudah memanggil namanya dengan cara seperti itu, artinya; jangan membuat Marc marah, Kean! Jangan sampai Marc memanggil nama lengkapmu yang lainnya Kean!

Memang, Keanna mempunyai tiga kata untuk namanya. Nama depan semua orang memanggilnya dengan Keanna atau Kean seperti yang dilakukan Marc, nama tengah yang juga nama keluarganya, dan nama belakang yang cantik karena hampir menyerupai nama ibunya. Dan semua itu akan sangat mengerikan bila Marc yang menyebutnya lengkap, dengan suara rendah nyaris mendesis, mata menyipit, wajah memerah serta urat-urat di sekitar wajah dan lehernya yang menegang.

"Oke, aku akan pulang dengan satu plastik sup sapi dan nasi."

'Ya.'

Hanya itu saja. "Selamat bekerja, Marc. Sampaikan juga salamku pada karyawanmu yang masih berebut lingerie itu."

Marc mendengus lagi. 'I love you, Kean.'

Keanna tersenyum. "Ya, me too."

Keanna memberi intruksi kepada supir taksi untuk mampir di sebuah rumah makan yang tidak jauh dari kawasan perumahannya. Perlahan dia melirik keluar jendela. Langit mulai gelap dan lampu-lampu jalan mulai dinyalakan. Keanna tersenyum. Terdengar kekanakan, tapi Keanna sangat menyukai suasana sore menjelang malam dan melihat lampu-lampu jalan yang berbinar.

Kean and The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang